14. PACAR

29.8K 2.8K 97
                                    

Sesuai ucapan Bagas ditelefon tadi malam, dia beneran dateng jemput Riki. Bagas turun dari motornya setelah melepaskan helmnya, dia sempat merapikan rambutnya yang berantakan.

Bagas berjalan kearah pintu rumah Riki lalu dia mengetuk pintu rumahnya, pintu rumah Riki terbuka memperlihatkan Emaknya yang menatap Bagas bertanya.

"Loh Bagas? Mau jemput Riki? Masih jam 5, Riki aja belum bangun," ucap Emak menatap Bagas dengan senyumannya.

Bagas menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Iya tante, maaf tante kepagian."

"Yaudah masuk sekalian bangunin Riki ya, nanti sarapan bareng." Seru Emak yang dianggukin Bagas.

"Bagas ke kamar Riki dulu ya tante," pamit Bagas lalu berjalan ke lantai 2 setelah dianggukin Emak.

Bagas sampai didepan pintu kamar Riki, dia membuka pintunya memperlihatkan Riki yang masih tertidur pulas. Bagas berjalan masuk ke kamar dan menutup pintu kamarnya lalu dia berjalan menghapiri Riki yang tidur damai.

"Tidurnya kek orang mati, kaku." Bagas terkekeh pelan saat melihat Riki tidur tenang beda dengan dirinya yang tidur kek kipas angin, muter-muter.

Dia berjongkok disamping tempat tidur Riki menatap wajah kalem Riki kalo lagi tidur. Kalo kalem gini tiap hari kan enak, tapi gua ga mau ding.

Bagas mengangkat tangan kanannya merapikan rambut Riki yang menutupi dahinya, dia mengusap lembut pipi kanan Riki sampai sang empu sedikit terganggu karenanya.

Bagas mengangkat sudut bibirnya membentuk seringai, dia mendekatkan wajahnya ditelinga Riki dan berbisik.

"Riki sayang, bangun." Bisik Bagas sambil mengigit cuping telinga Riki. Riki melenguh pelan saat merasakan geli diarea telingannya.

Bagas meletakkan tas sekolahnya dilantai lalu dia naik keatas tempat tidur Riki dan mengurung Riki yang masih memejamkan matanya dibawahnya.

"Ngga mau bangun ya?" Bagas mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Riki, dia mencium bibir Riki dan melumatnya, tangan Bagas mulai masuk kedalam kaos milik Riki mengusap lembut perut rata milik pemuda dibawahnya.

Riki mengerutkan alisnya saat merasakan berat diatas tubuhnya dan benda lembut yang bergerak dibibirnya, dia membuka matanya sedikit belum sepenuhnya sadar. Riki mengedipkan matanya beberapa kali sebelum dia melotot 100% sadar saat melihat Bagas sedang diatasnya dan mencium bibirnya.

"Mmh! Lepash.." Riki berusaha mendorong bahu Bagas supaya melepaskan ciumannya. Bagas menahan kedua tangan Riki diatas kepalanya membuat Riki tambah melotot.

Bagas menggigit bibir bawah Riki yang langsung membuat pemuda dikungkungannya melenguh pelan dan membuka mulutnya sedikit, tanpa banyak waktu Bagas memasukan lidahnya kedalam mulut Riki mengabsen deretan gigi dan menarik lidah Riki dengan lidahnya sedikit bertenaga.

"Nghh.." Riki mulai menikmati ciuman yang Bagas berikan, dia menutup matanya dan mulai membalas lumatan Bagas.

Bagas melepaskan ciumannya, dia menatap wajah Riki yang memerah. Tangan Bagas terulur mengusap bibir bawah Riki yang basah karena ciuman tadi.

"B-bangsat! Minggir!" Umpat Riki menatap Bagas yang berada diatasnya sedang menatapnya balik. Bagas mendekatkan bibirnya ditelinga Riki.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang