12. LAMPIR

33.3K 4K 242
                                    

"Muka kalian berdua kenapa lebam gitu?" Tanya Bunda yang baru sadar wajah Anaknya dan Riki lebam disudut bibir mereka.

Mereka bertiga baru selesai makan dan Riki terpaksa makan semua makanan yang disiapin Bundanya Bagas tadi, walaupun udah kenyang ga ketulungan.

"Kalian berantem?" Tanya Bunda menatap Bagas dan Riki bergantian.

"Ngga." Jawab Riki.

"Iya." Jawab Bagas.

Mereka berdua menjawab secara bersamaan membuat Bagas menatap Riki yang juga sedang menatapnya kesal.

Bunda menatap mereka berdua bingung. "Jadi yang bener mana?" Tanya Bunda menatap mereka berdua bertanya.

"Iya." Jawab Riki.

"Ngga." Jawab Bagas.

Mereka berdua diam sambil menatap satu sama lain tajam membuat Bunda hanya tertawa pelan liat kelakuan mereka berdua.

"Lu kalo gua jawab 'iya' ya lu juga 'iya' tolol," bisik Riki ke arah Bagas sambil menatap tajam ke arahnya.

"Ko gua yang disalahin, udah bener gua diawal." Balas Bagas lirih menatap ke arah Riki balik.

"Udah udah, kalian obatin lukanya." Lerai Bunda menatap kearah Bagas dan Riki sambil geleng-gelengin kepalanya yang dianggukin Bagas mengiyakan.

"Ayok," ajak Bagas yang ditatap Riki bingung lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah Bunda.

"Ngga usah tante, saya obatin dirumah aja." Ucap Riki ke Bunda sambil senyum ga gubris ajakan si Bagas.

"Udah ayok, gratis juga." Bagas menarik tangan Riki menuju ke kamarnya.

Bangsatt!

"Gausah pegang-pegang," seru Riki sambil melepaskan tangannya dari pegangan Bagas. Mereka berdua udah sampe didepan pintu kamar Bagas, Riki menatap ke arah pintu kamar Bagas yang terdapat sesuatu.

"Ppfftt! Apaan tu di depan pintu?" Tanya Riki sambil menahan ketawanya menatap ke arah pintu kamar Bagas, sontak Bagas menatap depan pintu kamarnya yang terdapat gambar.

"Ppfftt! Apaan tu di depan pintu?" Tanya Riki sambil menahan ketawanya menatap ke arah pintu kamar Bagas, sontak Bagas menatap depan pintu kamarnya yang terdapat gambar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buru-buru Bagas mengambil kertas yang menempel di depan pintu kamarnya dan merobeknya sambil mengumpat dari A sampai Z. Riki kewata ngakak sambil membungkuk memegang perutnya yang keram.

"Anjir hahahaha gambarnya." Riki menyeka air matanya yang keluar ada di sudut mata karena ketawa, dia berusaha meredakan tawanya sambil melirik Bagas mengejek yang ditatap Bagas kesal.

"Sialan, dasar mak lampir." Bagas membuka pintu kamarnya memperlihatkan seorang perempuan sedang duduk di kasur sambil nonton TV.

Bagas menatap kamarnya dengan horor. Kamarnya jadi kek kapal pecah, plastik snack dimana-mana dan ada mak lampir dengan enaknya ngemil di kasur Bagas.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang