24. GULA

27.4K 3.2K 122
                                    

Sesuai Bagas yang ucapin ditelefon tadi sore, dia beneran jemput Riki jam 7 malem ralat jam 9 jadinya dia mulur 2 jam kek cewe.

Bagas kira dia mulur 2 jam si Riki udah nungguin stay gitu di ruang tamu. Eh malah dianya molor dikamar, eek banget. Bagas masuk ke kamar Riki setelah izin ke emaknya Riki buat ngajak Riki main, alesan.

Dia melihat Riki yang udah rapi dengan kemeja hitamnya, ya pokoknya udah rapi, udah pake sepatu tapi malah molor.

Salah Bagas juga si mulur 2 jam, padahal mah gatau ngapain aja kenapa bisa mulur. Pusing mikirin baju si tapi ujung-ujungnya make baju kek Riki, emang jodoh ga kemana.

Bagas tersenyum menatap ke arah Riki, dia berjalan mendekat ke arah Riki yang sedang tidur dengan posisi tengkurab. Bagas ikut berbaring disebelah Riki dengan posisi tengkurab. Bagas menatap wajah Riki yang kalem kalo tidur, dia mendekatkan wajahnya ke telinga Riki.

"Riki," panggil Bagas pelan.

"Mmm..?" Gumam Riki masih menutup matanya, gatau sadar apa belum.

"Ki, jadi kencan ga?" Tanya Bagas lirih di telinga Riki.

"Ha..? Berisik..!" Ucap Riki sedikit kesal karena tidurnya diganggu, dia memutar wajahnya membelakangi Bagas. Bagas mengehela nafas malas menatap Riki datar, lalu dia tersenyum menyeringai ke arah Riki.

"Riki Ramadhan, ayo kencan." Bisik Bagas lirih sambil menggigit cuping telinga Riki dan tanganya masuk ke dalam kemeja Riki mengelus pinggangnya.

Seketika Riki melek dari tidurnya, dia nengok ke belakang menatap Bagas yang sedang berbaring menyamping menghadap Riki menopang kepalanya dengan tangannya dan menyeringai ke arah Riki.

"Bangsat gua nungguin lu dari jam 7 goblok!" Sewot Riki menggeplak kepala Bagas keras sampai tiduran di kasur Riki.

"Cie yang nungguin," ledek Bagas sambil tersenyum ke arah Riki yang ditatap Riki datar, pengen nonjok muka Bagas.

"Jadi ga si?!" Tanya Riki menatap Bagas kesal.

"Jadi dong, sabar sayang." Bagas beranjak dari tidurannya begitu pun dengan Riki. Riki menatap Bagas dari atas sampe bawah, membuat Bagas ikut menatap dirinya bingung.

"Kenapa? Gua ganteng kan?" Ucap Bagas sambil menaikan alisnya naik turun.

"Cih, gantengan gua. Kenapa lu pake baju kek gua?" Ucap Riki sambil memalingkan wajahnya.

"Ya mana gua tau, jodoh kali makannya sama." Jawab Bagas sambil mengecup bibir Riki.

"Udah ayok lah!" Riki buru-buru jalan keluar dari kamarnya. Bagas tersenyum menatap ke arah Riki dan berjalan menyusul Riki.

"Udah rapi aja, mau kemana?" Tanya Jihan dari arah ruang TV.

"Jalan-jalan." Jawab Riki.

"Kencan." Jawab Bagas.

Mereka berdua menjawab pertanyaan Jihan barengan. Jihan hanya mengangguk paham, jelas ucapan si Bagas yang bener.

"Yaudah, have a good time." Ucap Jihan menatap mereka berdua dengan senyumannya.

"Pasti," jawab Bagas mantap yang dibalas jempolan Jihan. Riki dari tadi cuma diem.

"Ayok." Ajak Bagas yang dianggukin Riki, mereka berdua keluar dari rumah Riki.

"Lu pake mobil?" Tanya Riki yang melihat didepan rumahnya ada mobil.

"Ya biar romantis." Balas Bagas sambil membukakan pintu mobil buat Riki.

Riki ga peduliin perkataan Bagas, dia masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi depan sebelah kursi pengemudi. Bagas menutup pintu mobil setelah Riki masuk, dia berlari pelan menuju ke pintu seberang dan membukanya. Bagas duduk di kursi pengemudi dan menatap Riki yang ikut menatapnya bingung.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang