"Nyampe noh, depan stasiun jan lupa bayar ojeknya." Cerocos Ucup menatap ke arah seseorang yang ada di jok motor belakangnnya.
Dia turun dari motor milik Ucup lalu orang asing itu merogoh sakunya mengeluarkan dompetnya, membuat Ucup melirik menatap ke arah dompet milik pemuda didepannya yang baru ketemu keliatan mehong banget.
Pemuda itu ngasih uang 200k ke arah Ucup. "Segini cukup?" Tanya dia ke arah Ucup.
"Buset ini kebanyakan, gua juga tadi cuma becanda, Om." Ucap Ucup menatap uang yang berada didepannya.
"Jangan panggil saya om, kita seumuran." ucap dia sambil menghela nafasnya jengah.
"Ha? Yang bener? Muka lu boros amat kek om-om."
Pemuda itu ga gubris perkataan Ucup tadi. "Ni uangnya, nama saya Rico." Ucap Rico memasukan uangnya ke saku baju Ucup dan langsung berjalan ke arah stasiun.
"Lah...WOY DUITNYA!" Teriak Ucup ke arah Rico yang ga gubris teriakannya dan tetap berjalan ke dalam stasiun.
"Mayan si," ucap Ucup memasukan uangnya ke dalam kantong celananya.
*****
"Gas!" Panggil Riki saat keluar dari kamarnya dan menatap ke arah Bagas yang sedang melihat TV.
"Mm?" Gumam Bagas yang masih fokus dengan siaran TV, udah kek bapak-bapak dia nonton berita sama minum kopi padahal malem-malem.
"Gua mau ke rumah Iqbal."
"Apa?" Tanya Bagas langsung menatap ke arah Riki yang sudah rapi.
"Malem-malem ngapain ke sana?" Tanya Bagas lagi menatap Riki bertanya.
Riki menghela nafasnya jengah, dia duduk disebelah Bagas.
"Gua mau anterin buku punya dia."
"Besok kan bisa."
"Dia bacot mulu di HP, masih jam 10 juga gapapa, gua pinjem motornya ya?" Ucap Riki sambil beranjak dari duduknya.
"Gua ikut," seru Bagas ikut berdiri dari duduknya.
"Lah ngapain?"
"Jarak rumahnya Iqbal mayan jauh, gua ikut."
"Tunggu disini, gua ambil jaket." Ucap Bagas langsung berlari ke arah kamar mengambil jaketnya membuat Riki menghela nafasnya malas.
Ga lama Bagas keluar dari kamar dengan jaket yang sudah dia pakai, mereka berdua langsung keluar rumah ga lupa Riki kunci rumahnya.
"Gas, ga pake motor aja?" Tanya Riki menatap Bagas yang sudah mengeluarkan mobilnya dari garasi.
"Ngga, jauh, ayok naik keburu malem."
Riki nurut, dia naik ke dalam mobil dan duduk disebelah Bagas. Bagas mulai menjalankan mobilnya menuju ke rumah Iqbal.
"Emang butuh banget apa si Iqbal?" Tanya Bagas yang masih fokus ke jalanan, dia sebenarnya agak kesel aja malem-malem malah keluar, kan lebih enak di rumah bisa main kasur.
"Mana gua tau," jawab Riki cuek sambil menatap ke arah jalanan.
Mana jalan ke rumah Iqbal jauh sama minim rumah, bukan di plosok cuman...gatau lah.
Tiba-tiba Bagas ngerem mendadak yang membuat badan Riki maju ke depan dan menatap ke arah Bagas tajam.
"Ck, bego hati-hati anjir!"
Bagas ga gubris bacotan Riki, dia menatap ke arah depan mobilnya yang nampilin beberapa pemuda yang bertato, lebih jelasnya si bisa dibilang preman.
Riki mengalihkan pandangannya ke arah depan menatap para preman yang berjalan ke arah jendela mobil.
![](https://img.wattpad.com/cover/291203944-288-k749542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Teen Fictionstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...