"Lu mau masak apaan?" Tanya Cici yang melihat Riki membuka kulkas kek berasa rumah sendiri. Riki melihat didalam kulkas yang penuh sama bahan-bahan makanan, ga heran juga si makanan Bunda juga enak-enak.
"Lu pengen makan apa emang?" Tanya Riki ke arah Cici yang udah duduk anteng di bangku ruang makan.
"Bantuin kek anjing, malah enak-enakan duduk." Dumel Riki lagi yang mulai keluar sifat aslinya.
Cici mendengus kesal ke arah Riki, dia berjalan mendekat ke arahnya. "Gua makan apa aja, yang penting sayur jan daging." Jawab Cici sambil membuka kulkasnya dan ngambil sayur kangkung lalu sodorin ke Riki.
Riki mengambil kangkungnya lalu mencucinya dulu, setelah selesai dia ambil mangkok lumayan gede terus kasih ke Cici. Cici menatap mangkok sama Riki bergantian dengan bingung.
"Apaaa??" Tanya Cici menatap Riki bingung.
"Potong-potong lah, gitu aja gatau. Jan gede-gede kalo lu ga mau keselek daun kangkung," balas Riki lalu dia menyiapkan bahan-bahan lainnya.
Bagas turun dari lantai atas setelah mandi, dia melihat Riki sama Cici yang lagi debat kecil, tanpa sadar dia senyum tipis melihat interaksi mereka berdua.
"Serius amat." Celetuk Bagas dari arah belakang, sontak membuat kedua manusia yang lagi di dapur menatap Bagas kaget.
"Lu mau mati hah?!" Tanya Cici sambil nyodorin pisau ke arah Bagas yang terkejut.
"Gua tunggu di ruang TV." Ucap Bagas sambil mencium pipi Riki yang dibalas geplakan Riki.
"Najis lu, sana pergi-pergi!" Celetuk Cici sambil berpose muntah.
"Bilang aja iri, lu kan jomblo dari bayi hahahaha." Jawab Bagas sambil tertawa.
BRAK!
Bagas diam begitu pula dengan Riki, mereka berdua menatap meja yang Cici tusuk pake pisau ampe tembus.
"Heh Lampir mejanya bolong, gua aduin Bunda baru tau rasa lu!" Ucap Bagas yang membuat Cici gelagapan lalu menarik pisaunya dan menutupi lubangnya pake Vas bunga.
Buset keluarga Hermawan ngeri semua, batin Riki menatap lubang meja ga percaya.
"Percuma soalnya ada Cctv noh," tunjuk Bagas ke sudut ruang dapur sambil tersenyum lebar.
"BANGSATTT KENAPA GA NGOMONG!!" Teriak Cici menatap Bagas kesal.
Soalnya kalo Bunda bisa tau, dia bisa minta ganti sama cramah 24/7 dan Cici lagi KanKer alias Kantong Kering sama ga mau kupingnya panas.
BRAKK!!
Giliran Riki yang menggebrak meja, seketika mereka berdua diam menatap Riki kicep. "Jadi makan ga si?" Tanya Riki menatap mereka berdua tajam.
"G-gua mau ke ruang TV," ucap Bagas ngacir ke ruang TV.
"Hehe a-ayo masak," ucap Cici sambil menggaruk belakang kepalanya yang ga gatel.
Cici mulai lanjut motong-motong sayurannya lagi. Setelah selesai dia menyodorkan ke Riki supaya dimasak dia, kalo dimasak Cici dia ga jamin yang makan bakal masi idup atau ga.
Setelah 15 menitan Riki udah selesai masak, dia pindahin sayurannya ke piring kosong dan menaruhnya di meja makan. Cici udah duduk semangat liat makanan buatan Riki, tanpa banyak babibu dia ambil piring lalu isiin nasi sama lauk tadi.
Bagas ikut duduk di bangku ruang makan menatap meja makan yang udah ada makanan tumis kangkung sama sup sayuran. Bagas yang ga suka sayuran cuma liat meja ga minat, dia kira Cici minta makanan yang enak.
"Enak banget Ki, besok-besok masakin lagi." Ucap Cici semangat, pake ngelunjak lagi.
"Kenapa lu ga makan? Ga enak?" Tanya Riki ke arah Bagas yang diem duduk sambil liatin dia.
"Bangsat ga suka sayuran, dia kan hewan, makannya daging." Celetuk Cici sambil makan rakus, ga mencerminkan cewe banget mana kakinya naik satu.
Riki hanya menghela nafasnya jengah, dia mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi sama sup sayurannya lalu dia nyodorin ke Bagas yang ditatap Bagas doang ga dia sentuh. Riki mengambil piringnya terus dia nyodorin sendok isi nasi sama supnya ke arah Bagas.
Bagas diam antara seneng pake banget Riki nyuapin dia. Tapi masalahnya dia ga suka sayur, anjir ga enak kek makan rumput.
"Aaa.." Riki menyuruh Bagas supaya membuka mulutnya. Cici ga peduliin mereka berdua dia udah mati-matian nahan mimisan biar ga keluar.
glek, Bagas menelan ludahnya gugup, dia menatap sendok yang disodorin Riki berisi nasi sama sayur bayam. Bagas membuka mulutnya lalu Riki menyuapkan makanannya ke dalam mulut Bagas, tanpa disadari Riki tersenyum ke arah Bagas.
Bagas diam mengunyah makanannya. Lalu dia menatap Riki yang sedang tersenyum ke arahnya, buru-buru Bagas menarik belakang leher Riki dan mencium bibirnya.
PUUFFTTT..!
Cici menyemburkan minumanya dan menatap Bagas sama Riki melotot. Ga ngotak banget disini masih ada yang jomblo ngenes, tai emang.
Riki melotot kaget dia mendorong badan Bagas menjauh dan menggeplak kepala Bagas setelah ciumannya terlepas. "Anj lu! " Umpat Riki ke Bagas sambil memalingkan wajahnya. Bagas terkekeh menatap Riki yang telinganya merah.
"Goblok kalo mau ciuman tau tempat dong!" Sewot Cici.
"Ki, suapin lagi dong." Ucap Bagas ga gubris bacotan Mak Lampir.
"Lu kan punya tangan, makan sendiri!" Jawab Riki sewot, dia malu ges. Gini-gini dia yang biasa malu-maluin bisa malu juga.
"Ga enak kalo ga disuapin," ucap Bagas menatap Riki melas.
"Halah bacot, sini gua suapin!" Celetuk Cici sebal.
"Ogah najis!" Buru-buru Bagas makan sendiri. Setelah selesai makan Riki beresin piringnya sendirian. Si Mak Lampir abis makan langsung ngacir balik ke rumah yang jaraknya deket ternyata, Riki baru tau.
Riki beresin piringnya sambil ngedumel ke Cici. Enak banget makan ga diberesin, malah Riki yang repot kalo ga diberesin kasian nanti sama Bundanya Bagas.
Dia pindahin piring kotor ke westafel lalu mulai mencucinya. Lagi serius nyuci tiba-tiba ada tangan melingkar ke perut Riki dari belakang, siapa lagi pelakunya kalo bukan si bangsat. Bagas menopang wajahnya ke pundak sisi kanan Riki.
"Minggir njing, susah ini." Ucap Riki sambil menyenggol perut Bagas dengan siku tangannya.
Bagas ga gubris perkataan Riki. Tangan dia malah masuk ke dalam baju Riki yang masi pake seragam sekolah, lalu mengusap perut Riki keatas sampai di dadanya. Dia memainkan nipple Riki dua-duanya dengan tangannya sambil menciumi belakang leher Riki.
"Ngh...B-bangsat..minggir!" Ucap Riki sambil berusaha menarik tangan Bagas keluar dari bajunnya.
"Panggil sayang nanti gua lepasin," bisik Bagas sambil menjilati telinga Riki dengan seksual.
"Mhh.." Riki menggigit bibir bawahnya, kaki Riki udah gemeter saat Bagas memilin nipple-nya, dia meremat tangan Bagas.
"Panggil sayang," bisik Bagas lagi dengan suara rendahnya. Riki mengumpat dalam hati, dia mengutuk terus si Bangsat dari A-Z.
"S-sayang...lepasin.." Ucap Riki lirih sambil memalingkan wajahnya. "Apa? Gua ga denger." Tanya Bagas sengaja sambil menekan keras nipple Riki.
Riki pengen banget bunuh si Bangsat, awas aja nanti gua potong tu titid asu. "Sayang..lepasin." Ucap Riki sambil nengok ke samping menatap Bagas. Bagas menyeringai menatap ke arah Riki, dia menarik wajah Riki dan mencium bibirnya.
"Aduh, maaf Bunda ganggu." Sontak Riki melotot kaget. Bagas melepaskan ciumannya dan menatap ke belakang melihat Bunda yang duduk di bangku ruang makan, sambil memegang HP di tanganya.
TBC.
>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Teen Fictionstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...