"Riki pulang..." salam Riki masuk ke dalam rumahnya.
"Nah itu pulang, Riki." Ucap Emak yang sedang duduk di ruang tamu. Riki melirik ke arah samping Emak yang terdapat Ginan.
"Ginan udah nunggu kamu dari pagi, Rik." Ucap emak yang membuat Riki melirik ke arah Ginan.
"Riki masuk ke kamar dulu," pamit Riki tanpa memperdulikan perkataan Emaknya tadi.
"Lah-" ucap emak berhenti saat Riki sudah berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Riki membaringkan badannya di kasur. Saat mata dia mulai tertutup, Riki membuka kembali matanya saat mendengar suara pintu terbuka.
Dia melirik ke arah pintu yang menampilkan Ginan, sontak Riki duduk dari tidurannya dan menatap ke arah Ginan bertanya.
"Kenapa?" Ginan ga jawab pertanyaan Riki, dia berjalan menghampiri Riki dan duduk di sampingnya di kasur.
Riki menatap ke arah Ginan bingung yang ditatap Ginan balik. "Apa?" Tanya Riki lagi sambil duduk dari tidurannya.
"Aku mau ngomong sesuatu," ucap Ginan sambil meremat jari-jarinya.
"Iya apa?" Tanya Riki yang mulai mengerutkan alisnya.
"A-aku.."
Riki menaikan satu alisnya menatap Ginan bingung. "Apa?" Tanya Riki yang mulai udah gasabaran.
"A-ku suka sama kamu," ucap Ginan menundukan kepalanya.
Riki sedikit terkejut mendengar perkataan Ginan, dia menghela nafasnya. "Gua ga bisa balas perasaan lu."
Ginan mendongak menatap wajah Riki bertanya. "Kenapa? Katanya kamu suka sama aku?"
"Itu dulu, sekarang ngga." Jawab Riki menatap Ginan tenang.
"Kalo gitu aku bakal bikin kamu suka sama aku lagi," ucap Ginan menatap Riki serius.
"Aku udah punya pacar," seru Riki menatap Ginan serius.
Ginan sedikit terkejut, dia menundukan kepalanya dan meremat jari-jarinya. Riki terkejut saat Ginan mencium bibirnya tiba-tiba, dia melotot kaget ke arah Ginan.
ceklek
"Sorry ganggu." Riki mendorong badan Ginan paksa sampai terlepas ciumannya, dia menatap ke arah pintu yang nampilin Bagas menutup pintu kamarnya.
Buru-buru Riki berlari menyusul Bagas ga gubris panggilan Ginan.
"Gas!"
"Bagas!!"
"Berenti, Gas!" ucap Riki berlari menuruni tangga.
"Gas, dengerin dulu!" Riki menahan tangan Bagas saat dia sudah dekat dengannya.
"Apa?" Tanya Bagas menatap Riki tajam.
"Tadi yang lu liat salah," ucap Riki menatap Bagas lekat.
"Salah apa? Mata gua ga minus." Cetus Bagas menatap Riki tajam.
"Gua ga tau kalo Ginan mau cium gua, Gas." Ucap Riki menatap Bagas serius.
"Oh gitu? Iya, gua pulang." Jawab Bagas berniat berjalan keluar dari rumah Riki.
"Gas, lu marah?" Tanya Riki masih menahan tangan Bagas.
Bagas menghela nafasnya, dia menatap ke arah Riki."Ngga."
"Terus kenapa muka lu gitu?"
"Gimana?" Tanya Bagas menatap Riki tajam.
"Ya serem!" Jawab Riki sedikit meninggikan suaranya dan menatap Bagas sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
أدب المراهقينstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...