35. AYO NIKAH

37.8K 3.3K 288
                                    

"Tante, Ginan boleh nginep disini? Soalnya mama lagi ke rumah nenek pulang besok sore." Sontak Riki dan Bagas menatap ke arah Ginan, mereka berempat abis selesai makan malam.

"Gapapa nginep aja, nanti tante beresin kamar tamu." Ucap emak yang dianggukin Ginan semangat.

"Tante, Bagas izin mau bawa Riki pulang ke rumah." Celetuk Bagas yang ditatap Riki melotot.

Ginan menatap ke arah Bagas kesal. "Besok kan sekolah," ucap Ginan ke arah Bagas.

"Riki bisa berangkat sama gua langsung," jawab Bagas menatap Ginan.

"Bajunya?" Tanya Ginan ga mau kalah.

"Gua punya setelan baju sekolah puluhan," jawab Bagas menatap Ginan dengan seringainya.

Ginan diam menatap Bagas tajam beda dengan Riki yang sudah memijat pelipis hidungnya pusing. Emak hanya diam kaku menatap mereka bertiga, ga mau ikutan drama anak muda dia.

"Boleh kok, ga usah pulang juga gapapa." Riki menatap emaknya malas.

"Siap tante," jawab Bagas sambil tersenyum.

Riki sama Bagas sampai didepan rumah Bagas, Riki turun dari motor Bagas. "Gas ngapain pake nginep segala," tanya Riki mematap Bagas malas.

"Takut Ginan ewe lu," jawab Bagas ngawur.

"Bangsat!" Riki menggeplak kepala Bagas.

"Aduh, ayo masuk lah." Bagas menggandeng tangan Riki berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"Eh ada Riki," seru Bunda Bagas dari arah ruang TV.

"Malam, tante." sapa Riki kearah Bunda Bagas, biar keliatan calon-calon...

"Sini duduk." Suruh Bunda Bagas yang dituruti Riki, dia duduk disamping Bunda Bagas disusul Bagas duduk disebelah Riki.

"Bunda mau ngomong sesuatu," ucap Bunda yang ditatap Riki bertanya.

"Ngomong apa tante?" Riki sebenernya udah agak gugup, dia takutnya Bunda nyuruh dia buat putus sama Bagas.

"Panggil Bunda aja."

"I-iya mau ngomong apa, Bun?" Tanya Riki sedikit gugup, aneh aja gitu panggil Bunda.

"Kamu mau kan nikah sama anak Bunda?" tanya Bunda menatap Riki sambil tersenyum.

Riki menatap ke arah Bunda bingung. "Maksudnya..Bagas, Bun?" tanya Riki menatap Bagas dan Bunda bergantian.

"Siapa lagi?" balas Bunda dengan senyumannya. Riki menatap ke arah Bagas yang sedang menatapnya balik, dia mengangkat sudut bibirnya tersenyum ke arah Riki.

"Kenapa Bagas ga bilang langsung ke Riki?" Tanya Riki ke arah Bunda lalu melirik Bagas, nyindir dia ges.

"Katanya malu, Rik." Jawab Bunda melirik ke arah Bagas sambil tersenyum.

Bagas menatap Bundanya kesal, dia menghela nafasnya jengah. "Bukan malu."

"Terus?" Tanya Riki menatap Bagas.

"Takut salah ngomong," padahal mah tinggal bilang aja.

"Tapi gua ga mau kalo bukan lu yang ngomong langsung," ucap Riki menatap wajah Bagas.

"Bunda ke kamar duluan ya," celetuk Bunda berjalan ke kamarnya.

Bagas menarik tangan Riki sampai mendekat ke arahnya, dia mengecup singkat bibir Riki yang dibalas kecupan lagi dari Riki. Mereka berdua tersenyum menatap satu sama lain. Bagas mengecup berkali-kali bibir Riki.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang