7. CIUM

51K 4.7K 216
                                    

"Woy Rio! Bagas mana?" Tanya Iqbal sambil berjalan masuk ke dalam kelas.

"Mana gua tau." Balas Rio masih fokus ke Hp-nya.

"Lu kan biasanya nempel mulu ke Bagas." Ucap Iqbal menatap ke arah Rio, dia melirik sebentar ke arah layar HP Rio yang sedang nge-game.

"Lu juga, nempel kek lem ke Riki." Balas Rio mematikan HP-nya lalu menatap ke arah Iqbal.

"Soalnya si Riki juga belum balik, bawa kemana tu anak?" Tanya Iqbal ke diri sendiri, dia niatnya mau balik bareng sama Riki tapi malah ilang.

"Bolos kali," ucap Rio menatap ke arah Iqbal sambil duduk dimeja.

"Njir, gua ga diajak." Gerutu Iqbal yang membuat Rio tersenyum tipis menatap ke arahnya.

"Ayok bolos, kita ke warteg di pertigaan depan." Ajak Rio yang ditatap terbinar oleh Iqbal.

"Lu traktir?" Tanya Iqbal menatap Rio.

"Iya, telak puntir." Jawab Rio mengambil tas miliknya, sontak Iqbal menonyor kepala Rio.

Mereka berdua lagi di kelas, lagi jamkos sebenernya. Si Ucup gatau kemana tu anak, palingan ke kelas sebelah godain cewe-cewe. Gurunya katanya pulang anaknya demam, siswa lain mah alhamdulillah jadi jamkos.

"Jadi bolos ga?" Tanya Rio yang sudah menenteng tas sekolah miliknya.

"Ngapain bolos su? Ini jamkos setengah jam lagi pulang, percuma." Jelas Iqbal menatap Rio.

"Yaudah pulang aja ayok," ucap Rio yang langsung membuat Iqbal mengambil tas di bangkunya.

"Ya ayok, lu nganterin gua?" Tanya Iqbal menatap Rio berharap.

"Banyak maunya lu, ayok." Balas Rio sambil berjalan merangkul Iqbal.

Iqbal sama Rio jalan ke luar kelas nenteng tas-nya, siswa di kelas yang liat mereka berdua bawa tas ikut-ikutan pulang juga. Gada akhlak emang.

*****

Ditempat lain Riki sama Bagas lagi di tempat makan sate bakar, bukan goreng. Katanya Riki ditraktir Bagas sebagai permintaan maafnya. Riki yang kebetulan laper dia mengiyakan, dia juga berniat abisin uang Bagas sebenernya.

"Mang, sate 20 tusuk!" Ucap Riki ke penjual satenya sambil duduk dibangku yang sudah tersedia.

"Lu laper atau niat mau abisin duit gua?" Tanya Bagas ikut duduk disamping Riki.

"Dua-duanya," balas Riki menatap ke arah Bagas sebentar.

"Tapi sorry aja, duit gua ga bakalan abis." Ucap Bagas, songong lu bangsat.

Mereka berdua lagi duduk sebelahan di bangku meja makan yang udah disediain, Bagas menatap ke arah pantat Riki. "Pantat lu udah ga sakit?" Tanya Bagas sambil pegang pantat Riki.

Sontak Riki memlintir tangan Bagas. "Bangsat, gausah pegang-pegang pantat gua njir." Dumel lirih Riki menatap Bagas tajam.

"Aduh duh iyaiya, lepasin anjing sakit!" Mohon Bagas menatap Riki melas, Riki melepaskan lintiran tanganya Bagas yang langsung diusap-usap Bagas sambil menggerutu.

"Kasar amat," gerutu Bagas sambil megang tangannya. Riki ga peduliin Bagas, dia ambil hp dari saku celananya lalu liat postingan IG-nya.

Tiba-tiba Riki liat postingan IG Emaknya lagi poto di Malaysia sama Papanya. Anjir banget si Emak, ga ngajak anaknya liburan. Gerutu Riki dalam hati, durhaka emang.

"Itu Emak lu sama papa lu?" Tanya Bagas tiba-tiba di sebelah Riki yang membuat Riki menatap Bagas yang berada disampingnya terkejut.

"Kepo lu kek monyet." Riki menggeser duduknya menjauh dari Bagas.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang