Bagas duduk di bangku restoran yang jaraknya ga jauh dari Riki sama si lonte duduki, dia nutupin wajahnya dengan buku menu makanan supaya ga ketauan gitu.
Riki mengangkat tangannya, ga lama pelayan restoran datang menghampiri dia. "Kamu pesen apa?" Tanya Riki ke arah Jihan yang duduk didepannya.
"Aku mau...bebek geprek aja, minumanya es teh." Ucap Jihan sambil menatap menu makanannya lalu menatap ke arah pelayannya.
"Yaudah aku sate wedus..maksudnya kambing minumanya samain aja." Ucap Riki ke arah pelayannya.
"Ppfft.." Bagas menahan tawanya saat mendengar ucapan Riki.
Pelayan mencatat pesenan mereka berdua. "Tunggu sebentar ya," ucap pelayan yang dianggukin mereka berdua.
Selama menunggu pesanan Bagas ga berhenti-berhentinya ngucap doa-doa buat si lonte, dikira setan kali.
Bagas udah panas banget ni kepala liat si Riki ketawa-ketawa sama si lonte. Padahal sama dia ga pernah tuh yang namanya ketawa, senyum aja ga pernah. Galo si Bagas.
Lagi panas-panasnya kepala Bagas sama galo-galonya, tiba-tiba ada pelayan yang ganggu dia bikin tambah kesel aja.
"Mas"
"Mas mau pesen apa?"
"Mas.."
"Apaa?!" Tanya Bagas dengan nada lirih tapi menekan kata-katanya dan menatap pelayannya tajam, membuat pelayannya menatap Bagas gugup. Bagas masih menutup wajahnya dengan menu makanan.
"M-mau pesen apa?" Tanya pelayan gugup.
"Nanti!" Jawab Bagas memfokuskan ke arah Riki lagi.
"Kalo ga mau berniat pesen, mending keluar mas. Gantian dengan yang lain," ucap pelayan berusaha ramah.
Bagas menatap pelayan tambah tajam. "Gua beli ni restoran kalo perlu! Gua pesen nasi goreng pake kecap cepet!" Ucap Bagas yang memfokuskan ke Riki lagi.
Pelayan itu mengangguk dan mencatat pesenan Bagas. "Minumanya, Mas?" Tanya pelayan lagi membuat Bagas geram.
"Apa lagiiiii?" Tanya Bagas geram ke pelayannya.
"Minumanya Jus alpukat!" Ucap Bagas lagi asal. Pelayan itu mengangguk lagi dan mencatat pesenan Bagas, lalu dia berjalan masuk mengantar permintaan pesenan pelanggan.
Ga lama pesenan Riki sama Jihan sampe, mereka berdua makan pesenan mereka dengan tenang. Bagas sedikit lega.
Dia ga jadi lega anjing! Bagas melotot ke arah lonte yang mau nyuapin si Riki yang anjingnya lagi si Riki menerimanya dan menyuapi ke lonte balik, dia pan jadi inget kemaren Riki nyuapin dia.
Udah seneng Riki nyuapin dia doang malah ke si lonte juga. Muka Bagas udah kek kertas lipetan ga enak banget kalo diliat orang-orang, jadi ga nafsu makan.
"Telfon Ucup kali ya buat ke dukun," ucap lirih Bagas sambil menatap Riki. Bagas berniat pulang aja ke rumah, nanti malem ke rumah Riki nanyain. Dia berdiri dari duduknya tiba-tiba pesenan Bagas dateng.
"Loh Mas pesenannya?" Ucap pelayannya menatap Bagas bertanya.
"Nih, ga jadi ga enak." Jawab Bagas sambil ngasih uang 200rebu lalu dia berjalan keluar dari restoran.
"Mas uangnya kebanyakan! Ga enak nyoba aja belum, ini juga bayarnya aja 20 rebu malah ngasi 200rebu." Teriak pelayan yang ga di gubris Bagas.
Riki nengok ke arah luar yang nampilin Bagas lagi naik ke atas motornya dengan wajah kecutnya, lalu memakai helmnya. Dia mengstater motornya dan menajalankannya pulang. Riki tersenyum menatap ke arah Bagas yang udah jauh dari restoran.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Teen Fictionstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...