S2 9. HAMIL

17K 1K 59
                                    

Bagas meraba kasur disebelahnya yang kosong, dia membuka matanya sedikit menatap sebelahnya yang ga ada Riki. Bagas mengerutkan alisnya menatap sekeliling kamar yang kosong.

Sontak Bagas duduk dari tidurannya dengan wajah bantal saat mendengar suara muntahan, dia beranjak dari kasur dan berjalan ke arah toilet cepat. Bagas membuka pintu kamar mandi menampilkan Riki yang sedang berdiri di depan westafel.

"Lu kenapa Rik?" Tanya Bagas berjalan mendekat ke arah Riki menatapnya khawatir. Riki hanya menggelengkan kepalanya.

"Kita ke Rumah Sakit," ucap Bagas siap-siap mengangkat badan Riki sebelum dicegah oleh Riki.

"Ga usah, Gas, gua gapapa." Seru Riki menatap Bagas membuat Bagas menatap tak percaya, pasalnya wajah Riki pucat.

"Gua punya hadiah," ucap Riki sambil melirik sebentar ke arah Bagas lalu dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Hadiah apa?" Tanya Bagas mengerutkan alisnya menatap Riki bertanya. Riki menyodorkan sesuatu dari tangannya yang dia sembunyi di samping badannya.

Bagas menatap ke arah benda itu dan wajah Riki bergantian dengan bingung. "Ini apaan Rik?" Tanya Bagas menatap benda berukuran kecil bertanya.

"Ada garisnya dua merah ini apaan?"

Riki menatap Bagas kaget, masa gatau siiiii.

"Masa gatau si?" Tanya Riki menatap Bagas kesal yang ditatap Bagas bingung.

"Ini tespek goblok!" Sewot Riki yang membuat Bagas menatap benda itu lamat-lamat.

"Wait....tespek? Garis merah dua..." Bagas menatap benda yang dinamakan tespek itu sedikit lama lalu dia menatap ke arah Riki dengan wajah terkejut.

Dia menatap wajah Riki dan perut Riki beberapa kali membuat Riki memalingkan wajahnya ke arah lain. "Lu...hamil?" Tanya Bagas menatap wajah Riki intens yang masih menatap ke arah lain.

"Heh, liat gua." Bagas memegang wajah Riki supaya melihat kearahnya.

"Lu hamil?" Tanya Bagas lagi menatap mata Riki yang sedang manatapnya juga.

"Hm.." Riki hanya berdehem mengiyakan ucapan Bagas, dia memalingkan wajahnya ke arah lain.

"B-beneran, Rik?" Tanya Bagas lagi membuat Riki mengerutkan alisnya kesal.

"Iya Bangsat ah nanya mulu!" Sewot Riki ke arah Bagas yang membuat Bagas tersenyum lebar kearahnya.

"AAAAAA YEESS ISTRI GUA HAMIL!!" Teriak Bagas kek orang gila yang hanya ditatap Riki dengan senyumannya.

"Asik—

BYUR

"Anjir!" Teriak Bagas langsung duduk dari tidurannya, dia mengusap wajahnya yang basah karena air lalu menatap ke arah Riki yang berkacak pinggang menatapnya dengan gayung yang berada ditangannya.

"Apasi sayang?" Tanya Bagas menatap Riki bertanya.

"Enak ngimpinya? Udah siang Bagas Hermawan, mau sekolah apa kaga?!" Ucap Riki menatap Bagas tajam membuat Bagas menghela nafasnya.

Mimpi ternyata.

"Ya ngapain pake siram segala, Yang? Basah ni kasur." Jawab Bagas sambil merapikan rambutnya yang ikut basah.

"Mandi cepetan atau gua tinggal lu!" Sewot Riki ke arah Bagas yang menurut Bagas sangat lucu.

"Sini dulu, Rik." Suruh Bagas menggerakan jarinya supaya Riki mendekat kearahnya. Riki menatap Bagas bertanya siap-siap memukul kepala Bagas pake gayung kalo dia tega mah.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang