"Rik, kemaren malem ada yang nyariin lu." Ucap Jihan masuk ke dalam kamar Riki yang sedang tiduran di kasur sambil main HP.
"Siapa?" Tanya Riki masih fokus ke arah HP-nya.
"Gatau, cewe cantik." Jawab Jihan membuat Riki mengerutkan alisnya bingung, dia duduk dari tidurannya dan menatap ke arah Jihan yang duduk di bangku belajarnya.
"Kek apa orangnya?" Tanya Riki menatap Jihan bertanya.
"Cantik, tinggi. Kesini sama siapa itu... Caca apa ya?" Pikir Jihan menatap Riki bertanya.
"Cici, Han?"
"Nah itu, tapi keknya Cici juga ga kenal si." Balas Jihan sambil menaikan bahunya, Riki mengerutkan alisnya bingung.
Siapa si? Ngasi info ga jelas.
"RIKI ADA TEMENNYA INI!" Teriak emak dari bawah. Riki menatap ke arah Jihan yang sedang menatapnya balik, dia berjalan keluar dari kamar dan turun ke lantai satu.
Riki sedikit terkejut saat dia melihat seorang perempuan cantik yang sedang berbicara dengan emaknya, dia menghampiri mereka berdua.
"Nah ini Riki udah dateng, Emak tinggal ke dapur ya." Perempuan itu tersenyum ke arah Emak Riki lalu dia menatap Riki yang duduk di sofa depan dia.
"Lama ga ketemu, sehat?" Tanya perempuan itu lembut sambil senyum manis ke arah Riki.
Riki menatap ke arah perempuan yang ada didepannya, dia menganggukan kepalanya. "Iya sehat, gimana kabar lu, Ginan?" Tanya Riki ke arah perempuan itu.
Perempuan yang bernama Ginan masih tersenyum menatap ke arah Riki. "Baik, kamu banyak berubah."
"Iya, udah 5 tahun masa ga berubah." Jawab Riki sambil tertawa pelan, dia mengehela nafasnya, sontak Ginan menundukan kepalanya. Riki mengumpat dalam hati karena suasana canggung bikin ga enak.
Tok tok tok
Riki nengok ke arah pintu depan lalu dia menatap Ginan. "Gua buka pintu dulu," ucap Riki yang dianggukin Ginan. Dia berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Riki menatap Bagas yang berdiri di depannya sedang tersenyum ke arahnya. "Ngap-"
Ucapan Riki terpotong saat Bagas tiba-tiba mencium bibirnya dan melumatnya sebentar, dia melepaskan ciumannya dan menatap ke arah Riki yang sedang manatapnya kesal.
"Suruh gua masuk kek," ucap Bagas menatap Riki dengan senyumannya.
"Ya lu motong ucapan gua," sewot Riki yang hanya dibalas Bagas tersenyum ke arah Riki, dia mengelus pipi Riki lembut.
Bagas mendekatkan wajahnya ke wajah Riki, saat jarak wajah mereka sudah sangat dekat, Bagas melirik ke arah belakang Riki memperlihatkan perempuan yang sedang menatapnya dan Riki.
Bagas berhenti membuat Riki mengerutkan alisnya bingung, dia ikut nengok ke arah yang Bagas liat.
"Gua mau main kesini, Rik." Ucap Bagas sambil berjalan ke arah sofa dan duduk di sofa depan Ginan.
"Masuk aja ke kamar." Jawab Riki menatap ke arah Bagas.
"Ngga, gua disini aja, lu temenin." Ucap Bagas sambil tersenyum .
"Eh Bagas, kirain tante siapa?" Bagas tersenyum kearah Emak Riki yang keluar dari arah dapur.
"Pengen ngajak Riki nonton tante, tapi keknya ada tamu." Ucap Bagas sambil melirik ke arah Ginan yang sedang menatapnya dan Riki.
"Oh..iya, dia Ginan temen kecil Riki." Jawab Emak sambil menaruh minuman. Riki menatap emaknya jengah, gausah bilang juga mak.
"Bagas." Ucap Bagas menyodorkan tangannya ke arah Ginan sambil tersenyum tipis kearahnya. Ginan membalas jabatan tangan Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Teen Fictionstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...