32. KADO (2)

28.1K 3.2K 133
                                    

"HAPPY BIRTHDAY!" Teriak Cici dan Ucup dari arah pintu kamar Bagas, sontak Bagas dan Riki menatap ke arah pintu kamar Bagas.

Cici menyalakan saklar lampu yang membuat kamar Bagas terang. "Lah Bagas ga tidur?" Tanya Cici menatap ke arah Bagas bingung.

Bagas mematikan korek apinya yang sempat dia nyalakan tadi. "Kaga, gua aja liat lu pada di depan lewat balkon."

"Ah ga seru lu," ucap Rio ke arah Bagas. Bagas merotasikan matanya jengah.

"Woy! Ci, masa gada lilinnya?" Tanya Riki menatap ke arah Cici.

Cici menggaruk belakang lehernya yang ga gatel. "Kata penjual kuenya stok lilin abis."

"Ngenes banget ultah Bagas." Celetuk Ucup, emang bener.

"Kaga ya, buktinya gua punya Riki di hari ultah gua." Ucap Bagas sambil memeluk pinggang Riki, mereka bertiga membuat pose mau muntah, iri ges.

"Terus ini gimana?" Tanya Riki menatap ke arah Bagas.

"Sini gua potong." Bagas mengambil kue yang dipegang Riki.

"Pisau buat motongnya mana?" Tanya Bagas ke arah Cici.

"Gada," jawab Cici santuy.

"Sengenes-ngenesnya gua ya ga ampe segininya kali," ucap Bagas menatap Cici datar. Bagas mengambil penggaris di meja belajarnya yang ditatap mereka bertiga bingung termasuk Riki.

Dia memotong kuenya dengan penggaris. Riki menghela nafasnya jengah sedangkan teman-temannya menatap malas ke arah Bagas.

Tinggal ambil pisau di dapur njir.

Bagas mengambil potongan kue pertama, dia menatap ke arah Riki yang sedang manatapnya juga lalu dia menyodorkan potongan kue yang berada ditangannya berniat nyuapin ke Riki.

Riki menatap wajah Bagas yang tersenyum tampan kearahnya, lalu dia menatap ke arah kue yang bagas sodorin didepan mulutnya. Si Cici udah nabok-nabok badan Ucup nahan buat ga teriak, ga kuat dia.

Ucup yang kena pukul menatap Cici kesal, tapi ga berani dia bilang sama Cici takut dibugilin.

"Aa.." Riki membuka mulutnya lalu Bagas nyuapin kuenya. 3 curut mah liat mereka berdua meratapi nasib sendiri aja, jomblo tanda tak mampu, maksudnya iri.

"Udah kan mesranya, gua pengen nyicip kuenya." Celetuk Rio menyomot kue yang dimeja. Rio memakan kuenya, dia diam kaku sambil mengunyah kuenya pelan.

Dia menatap ke arah Riki yang juga sedang menatapnya. Rio menelan kuenya dengan susah payah. Riki mengambil beberapa lembar tisu, dia mengeluarkan kue yang ada di mulutnya ditisu dan membuangnya di tong sampah.

Bagas, Cici sama Ucup menatap Riki bingung. "Lah kenapa dibuang?" Tanya Cici menatap Riki heran.

"Lu beli kue dimana si?" Tanya Riki balik.

"Ya ditempat penjual kue lah."

"Rasanya ga karuan banget," celetuk Rio sambil menyeka lidahnya dengan tisu.

"Masa si?" Ucup memotong kue sedikit dengan penggaris, dia memakan kue yang dia potong. "Ajir pait!" Seru Ucup sambil mengeluarkan kuenya ke tisu.

"Kalian kenapa?" Tanya bunda Bagas dari arah pintu kamar Bagas, dia masuk ke dalam sambil bawa nampan berisi minuman.

"Ngga tante," jawab Ucup cengengesan.

"Ini diminum dulu."

"Makasih tante, ngerepotin." Ucap Rio sambil meminum minumanya sampai habis.

BAGAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang