"Mau kemana?" Bagas duduk dari tidurannya, dia menahan pinggang Riki yang berniat beranjak dari kasur.
"Mandi lah." Jawab Riki menatap Bagas.
"Mandi bareng." Ucap Bagas mengangkat badan Riki ala bridal style dan berjalan ke arah kamar mandi.
"Gua ga mau Bangsat!" Riki mendorong wajah Bagas supaya nurunin dia.
"Kenapa?" Tanya Bagas berhenti didepan pintu kamar mandi.
"Mandi sama lu lama," ucap Riki sedikit kesal.
"Ga bakal, ayok." Riki berdecak menatap ke arah Bagas kesal. Bagas menurunkan Riki setelah menutup pintu kamar mandi.
"Mandi shower atau bathtub?" Tanya Bagas menatap ke arah Riki.
"Shower, cepetan." Riki jalan ke arah shower dan menyalakannya, dia membiarkan air dingin membasahi badannya.
Riki menyisir rambutnya yang basah ke belakang dengan jari-jarinya, dia nengok ke arah Bagas yang sudah ada di belakangnya.
"Ki, gua keras lagi." Bisik Bagas rendah di telinga Riki sambil menggigitnya. Riki melotot saat merasakan pantatnya menekan sesuatu dibawah yang keras.
"Bangsat tun-AH!!" Riki menggigit bibir bawahnya kesal saat Bagas tiba-tiba memasukan miliknya ke lubang Riki, satu tangan Riki dia topangkan di kaca dan yang satu lagi dia menahan perut Bagas supaya berenti.
"Satu ronde aja." Bagas meremat tangan Riki yang dia topangkan di kaca dan mulai menggerakan pinggangnya cepat.
"Ahh!..Si..ngh..alan!!" Umpat Riki menatap tajam ke arah Bagas.
Setelah hampir 2 jam di kamar mandi, Riki keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya ga lupa dia berjalan pelan karena lubangnya perih.
Bagas keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya juga, pipi dia kena tonjok maut sampai merah gara-gara bilangnya satu ronde jadi dua ronde.
"Gua pake baju apa?" Tanya Riki menatap Bagas bingung. Bagas berjalan ke arah lemari baju dan membukanya, dia mengambil baju kemeja putih dan celana hitam panjang.
Dia serahin ke Riki yang dia terima dan memakainya bajunya. Bagas juga makai bajunya kemeja hitam yang baru dan celana yang senada dengan Riki.
"Lu laper kan?" Tanya Bagas ke arah Riki sambil mengancing bajunya.
Riki nengok ke arah Bagas yang sedikit kesusahan mengancing bajunya, dia ngancing ga rapi sampai panjang sebelah.
"Sini, kek bocah masa ngancing doang ga bisa." Dumel Riki heran sama Bagas.
Bagas tersenyum menatap ke arah Riki yang sedang mengancing bajunya satu persatu. "Ya makanya nikah sama gua, nanti gua ada yang ngancingin bajunya."
"Siapa yang mau nikah sama lu? Emang siapa yang sering ngancing baju lu?" Tanya Riki menatap Bagas sebentar.
"Bunda."
"Dasar bocah." Desis Riki ke arah Bagas.
Bagas mengecup bibir Riki sebentar. "Ayo cari makan," ucap Bagas menggandeng tangan Riki berjalan ke arah pintu kamar.
Bagas membuka pintu kamarnya bersamaan dengan kamar sebelah. Rio keluar dari kamar sebelah dan menutupnya lagi.
"Ucup mana?" Tanya Bagas ke Rio.
"Pulang duluan tadi, emaknya nyuruh dia nganterin ke pasar." Bagas ngangguk doang.
"Kalian mau kemana?" Tanya Rio menatap ke arah Bagas dan Riki.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Fiksi Remajastatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...