"Lah katanya pulang malem bun?" Tanya Bagas menatap Bundanya.
"Kenapa? Bunda ga bakal ganggu ko." Jawab Bunda sambil menatap Bagas sama Riki dengan senyum lebarnya. Bagas hanya menatap Bundanya datar beda dengan Riki, wajah dia udah kek kepiting.
"Yaudah Bunda masuk ke kamar dulu, kalian lanjut aja." Ucap Bunda yang masih dengan senyum lebarnya dan berjalan menuju ke kamarnya. Gausah nanya Riki kek apa, dia udah malu pake banget. Dia terus menyumpah serapahi Bagas dalam hati.
Setelah Bunda masuk ke kamarnya, Bagas menatap ke arah Riki yang malingin wajahnya dari tadi sama diem mulu. "Lu gppa?" Tanya Bagas menatap Riki.
"Gapapa gimana bangsat? Bunda liat gua sama lu ciuman!" Jawab Riki dengan suara kesal tertahan. Bagas menatap Riki yang ada di depannya dengan posisi membelakanginya, dia menopang 2 tanganya di pinggir westafel yang otomatis mengurung Riki dari belakang.
"Gapapa, Bunda ga bakal marah." Ucap Bagas sambil mencium sudut mata kanan Riki.
"Minggir lu, gua mau pulang." Riki mencoba mendorong badan Bagas.
"Ga nginep disini?" Tanya Bagas sambil menahan tangan Riki.
"Ck besok sekolah, Emak juga dirumah sendirian." Balas Riki menatap Bagas.
"Lah bapak lu ga dirumah?" Tanya Bagas menatap Riki bertanya.
"Lagi kerja diluar kota selama 6 bulan," jawab Riki menatap Bagas sebal. Bagas menghela nafasnya, padahal dia pengen tidur sama Riki malah ga jadi.
"Yaudah ayok," ajak Bagas lesu.
"Ga pamit dulu sama Bunda?" Tanya Bagas menatap ke arah Riki yang mulai berjalan keluar dari rumah.
"Lu nanti yang bilang, sekarang juga palingan Bunda lu lagi mandi." Bagas menghela nafasnya lagi, udah gada alesan buat Riki lebih lama disini. Bagas menyusul Riki yang udah jalan duluan keluar dari rumah.
Dia mengambil motornya dari garasi lalu mengeluarkannya dan mengstater motornya. "Ayok naik," ucap Bagas menatap Riki yang berada disampingnya.
"Motor lu yang gede mana?" Tanya Riki menatap Bagas dan motornya bergantian.
"Enakan pake ini," ucap Bagas sambil menatap motor scoopy yang berwarna abu-abu.
"Pake helmnya," suruh Bagas sambil menyerahkan helm ke Riki. Riki memakai helmnya dan naik ke jok belakang.
"Pegangan dong," ucap Bagas sambil nengok kearah Riki yang berada dibelakangnya.
"Tinggal jalan elah, udah sore nih." Sewot Riki mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kan gua takut lu jatoh, nanti gua ketawain." Ucap Bagas sambil tersenyum meledek.
"Cepett jalan!" Seru Riki menatap Bagas kesal.
"Iyaiyaa." Bagas menjalankan motornya menjauh dari perkarangan rumahnya menuju ke rumah Riki. Riki mendekatkan tanganya gugup ke arah pinggang Bagas, dia melingkarkan tanganya ke pinggang Bagas dan kepalanya dia topangkan di bahu kanan Bagas.
Bagas sempat tersetak sedikit, dia tersenyum di balik helmnya sambil menatap ke arah kaca spion yang memperlihatkan wajah Riki.
Anjing si Riki, tadi malu-malu eek. Bagas menambah kecepatan motornya.
*****
"WOY BAL!" Teriak seorang dari seberang balkon kamar Iqbal karena balkon mereka berhadapan.
"Apasi anjing?! Gausah teriak-teriak gua ga budeg!" Jawab Iqbal ngegas ke arah Rio yang ada diseberang rumahnya.
Jadi rumah Iqbal sama Rio itu sebelahan dan tanpa sengaja kamar mereka seberangan yang dibatasi balkon yang jaraknya ga nyampe 1 meter. Jarak kamar mereka yang ga jauh, tapi si Rio kalo manggil kek jarak 1 kilo, mana suaranya keras banget.
![](https://img.wattpad.com/cover/291203944-288-k749542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Novela Juvenilstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...