"Heh! Lu berani buka celana, gua tendang burung lu!" Ancam Ucup menatap Rico yang berada didepannya dengan jarak sangat dekat. Rico menatap wajah Ucup masih dengan seringainya, dia berpikir wajah Ucup ketika panik sangatlah menggemaskan.
"Kenapa? Kita sama-sama laki-laki," ucap Rico yang sudah melonggarkan sabuknya siap-siap membuka resleting celananya.
"Heh anjing! Istighfar! Bacot lu, seumur-umur liat titid Bapak gua aja kaga pernah!" Balas Ucup menahan pergelangan tangan Rico dengan gelagapan yang siap-siap membuka resletingnya.
Rico mengurung Ucup di westafel lalu menunduk mengsejajarkan wajahnya dengan wajah Ucup, dia mendekatkan wajahnya membuat Ucup menatap Rico was-was berusaha memundurkan wajahnya.
"Ric, s-sialan awas!" Ucup menatap mata Rico berusaha mendorong bahunya, dia menahan satu tangan Ucup menatap matanya intens.
Ucup menahan nafasnya saat wajah Rico sangat dekat dengannya sampai hidung mereka bersentuhan. Pemuda itu seperti tersihir mata biru terang milik Rico yang menatap bibirnya, tanpa sadar Ucup mulai menutup matanya saat Rico mulai memiringkan kepalanya sedikit dan Ucup dapat merasakan nafas hangat Rico menerpa wajahnya.
Saat bibir mereka berdua hanya berjarak tidak sampai 3cm Rico menarik bibirnya menjauh dari bibir Ucup dan dia dekatkan ditelinga pemuda itu. Dia menatap mata Ucup yang menutup, tanpa sadar Rico tersenyum menatap gemas kearah Ucup.
"Besok lagi ya, udah bel." Bisik lirih Rico menjauhkan bibirnya dari telinga Ucup, sontak Ucup membuka matanya kaku.
Rico menahan gemasnya, dia berjalan keluar dari toilet meninggalkan Ucup sendirian setalah dia mengelus pucuk kepalanya.
Ucup masih diam kaku berdiri didepan westafel manatap kosong ke arah pintu toilet, setelah sadar dari terkejutnya dia meremas rambutnya lalu menutup wajahnya yang merah sampai menjalar ke telinganya.
"RICO BAJINGAN!" Umpat Ucup setelah sadar yang dia lakukan tadi, dia sangat malu, kenapa dia malah menutup matanya??!!! Rico yang mendengar teriakan Ucup dari luar toilet, dia hanya terkekeh pelan dan berjalan menuju ke kelasnya.
*****
"RIKI!" Panggil seseorang dari arah belakang membuat pemuda itu melihatnya setelah keluar dari ruang guru. Sebebernya dia habis nganterin tugas B.indo, kalo dia ga dikasih contekan mah ogah nganterin tugasnya.
"Citra? Kenapa?" Tanya Riki menatap Citra yang sudah berada didepannya. Citra menatap Riki sedikit gugup membuat Riki mengerutkan alisnya menatapnya bingung.
"Itu..kenapa nomor kamu ga aktif?" Tanya Citra menatap Riki yang ditatap pemuda itu sedikit gugup, dia sempet diam beberapa detik mencari alasan.
"A..itu, aku ganti kartu, soalnya kartu aku udah masa tenggang." Jawab Riki dengan cengirannya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatel.
"Emang ada urusan apa? Tinggal bicara aja." Tanya Riki menatap ke arah Citra yang sedikit canggung.
"Iya itu..aku cuma pengen minta bantuan kamu," ucap Citra yang ditatap Riki bertanya.
"Bantuan apa?" Tanya Riki menatap Citra bingung—pasti ga jauh dari yang namanya Bagas.
"Bantu aku balikan sama Bagas, kamu kan dekat sama Bagas sekarang. Aku udah coba ngechat dia, tapi dia blokir nomer aku dan ganti nomer." Jelas Citra dengan wajah sedihnya sambil menundukan kepalanya.
Riki menatap datar kearah Citra tanpa minat. Apa tadi? Minta bantuan buat balikan sama suaminya? Mana ada istri maksudnya suami yang bantuin mantan suaminya buat balikan? Kalo ada itu bukan Riki!
KAMU SEDANG MEMBACA
BAGAS
Teen Fictionstatus : END WARNING : contains stories about sex, harshwords, boyslove, 18+ etc. ___________________________________ Riki dan Bagas. Mereka berdua musuh bebuyutan dari kelas 10, entah apa alasan mereka musuhan. Setiap mereka bertemu tidak ada hari...