Sebelum baca vote dulu dongg😋 .
"Cinta itu butuh perjuangan." – Arya.
***
"Mau nanya boleh gak?" ujar Syahila yang menghentikan kegiatan Vano.
Setelah lama nya Syahila menunggu waktu yang tepat untuk membicarakan tentang masa lalu nya bersama Vano, kini Syahila mulai memberanikan diri nya untuk berkata jujur pada Vano. Agar ia bisa memastikan , bahwa Cowok di depan nya itu Vano yang telah lama ia cari atau bukan.
"Apa?"
"Kamu.." Syahila menjefa perkataan nya, "inget aku gak?" sambung nya.
"Inget, lu Syahila kan?" Vano menaikkan sebelah alis nya.
Syahila mengangguk cepat, "temen gue di sekolah SMA Graha Mulia kan?" tanya Vano yang membuat wajah gadis di depan nya itu berubah masam.
Syahila berdesiss sebal, "sshh, kirain inget." gerutu nya.
"Iya gua inget kok, lu temen Sma gua kan? Di kelas 11 IPA 1 kan??!"
"Ih!, bukan itu.."
"Ya trus?, coba ngomong inget apa?"
"Ya kalo udah gak inget mah susah di suruh inget lagi, udah deh gak jadi!" ketus nya.
"terserah." jawab Vano cuek.
Suasana hening, yang ada hanya suara nyamuk yang sedari tadi terbang di atas kepala mereka.
Vano melirik jam tangan yang di pakai nya, jarum jam sudah menunjukkan pukul 22:30 malam. Satu jam setengah lagi akan menunjukkan kan tengah malam. Namun kedua remaja itu masih saja berada di tengah hutan.
"Balik ke lokasi yuk, Van!" ajak Syahila seraya berusaha berdiri.
"Emang udah bisa jalan?" tanya Vano yang di balas anggukkan oleh Syahila.
"In syaa Allah bisa kok."
"Yaudah ayo, untung gua masih inget jalan keluar nya." Vano menjeda perkataan nya, "Hati-hati. Mau gue gendong?" tanya nya yang masih setia dengan tatapan khawatir pada gadis di depan nya itu.
Syahila menggeleng, "enggak usah, bisa sendiri kok."
"Yaudah." sahut Vano dengan menuntun Syahila berjalan.
***
Di sisi lain, Reyga dan Arya sedang berjalan bersama. Kebetulan mereka berdua bertemu saat ingin ke lokasi awal camping.
"Ar.." suara berat Reyga memanggil Arya.
"Apan?"
"Gua mau ngomong sama lu brok.."
"Yaudah ngomong aja." hening sejenak, Arya menoleh ke arah Reyga dengan tatapan serius. "Tunggu bentar, lu kek nya mau ngomong penting banget." Arya menghentikan langkah nya bersamaan dengan Reyga.
"Yaudah duduk dulu deh yok, bodo amat kotor." ujar Arya dan langsung duduk.
Setelah mereka berdua duduk, barulah Reyga memulai pembicaraan nya. Sebenarnya ia tak ingin mengatakan hal ini pada Arya, tapi mulut nya selalu tidak sabaran untuk mengatakan hal yang benar-benar seharus nya ia privasi.
"Apan? Lu mau ngomong apa?"
"Gua.." Reyga menjeda perkataan nya, "gua kok kek ada rasa sama Syahila ya.." sambung nya agak ragu.
"Widiiiii!, ada rasa gak tuh. Rasa apan? Coklat? Caramel? Van–" Ucapan lucon Arya terpotong oleh perkataan Reyga.
"Gua serius brok!. Lu mah bercanda mulu." protes Reyga kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [END]
JugendliteraturSEBELUM BACA, FOLLOW DULU!! Ini adalah kisah cinta sang ketua geng motor kepada seorang perempuan cantik dan berbalut takwa. Kisah cinta yang tak pernah terungkapkan namun selalu memberikan tanda-tanda dengan sikap. "Lo pilih diem atau gue bunuh...