"Moment paling bahagia adalah ketika kita dapat menyenangkan hati orang lain dengan cara berbagi"
— Gevano Dirgantara A. —
***
"YANG MAU BAYAR UANG KAS PEKAN INI LANGSUNG KE MEJA GUE YA KAKAK KAKAK..!!!"
"YANG MALES BAYAR GUE CEKEK LO NANTI..!!" Suara teriakan yang seakan memberikan informasi itu terdengar kencang hingga memenuhi kelas 12 IPA. Itulah suara Assyifa, si bendahara kelas yang terkenal dengan kegalakan nya, bawel dan kalau urusan nagih seperti preman pasar. Mungkin preman pasar saja kalah mengerikan dari Assyifa??.
Beberapa siswa mulai menghampiri meja Assyifa sampai memancing siswa lain nya untuk ikut berkumpul membayar uang kas.
Setelah urusan dengan beberapa siswa yang membayar kas, akhirnya Assyifa pun menjalankan tugas selanjutnya, yaitu mengunjungi beberapa tempat duduk siswa yang belum membayar.
"BAYAR!!" Tegas Assyifa dengan memukul meja Arya dan Vano.
"Besok ya, hari ini gua lagi kempes banget.. Serius dah!" sahut Arya yang seakan menolak pembayaran kas.
"Gue tau itu cuma alesan lo doang ye kambing!!" Kedua pasang mata Assyifa seketika menajam.
"Lu ga percaya? Gua beneran lagi kempes,,, mau cek kantong gua?" tawar Arya pada Assyifa.
Michelle menghampiri gadis itu lalu menepuk bahu nya pelan. "Mau gue bantu cekek si Arya ga? Tangan gue lagi gatel ni" tawar Michelle dengan menaik turunkan alis tebal nya.
"Boleh banget!" Assyifa mengangguk cepat nan bersemangat menerima tawaran Michelle, yang lolos membuat Arya langsung menjauh dari tempat duduk nya.
"LO NUNGGAK MULU DARI KEMAREN YE, ARYAA..!!" Kesal Assyifa dengan jari yang menunjukkan ke arah Arya.
"Gausah sok miskin lu ngab" Ujar Vano yang baru saja datang dan langsung merangkul Arya sampai kembali ke tempat duduk.
"Gobl*k! nanti gue di keroyok, Pan!!" protes Arya yang berusaha melepaskan rangkulan tangan Vano yang melingkar di leher nya semakin kuat.
"Bayar Ar, gua ga suka liat tingkah lu yang kayak gini" Ujar Vano pelan namun sedikit menekan.
Arya berdecak, "Ck, iya ni gua bayar..." ujar nya malas.
"Oke kita liat berapa tunggakan Arya selama ini..." Assyifa membuka buku nya untuk melihat catatan kas.
Hening sejenak, "Oke, 24 ribu" ujar nya.
"Lah kayak nya pekan kemaren gua udah bayar dah, kenapa bisa 24 ribu!?" protes Arya tak terima. "Pemerasan ini namanya" sambung nya dengan geleng-geleng kepala.
"Pemerasan dari mane ye ngabb!!?" kesal Assyifa.
"Sebutin aje berapa hari dia nunggak fa, biar dia tau" usul Vano.
"Ok—"
"Eh gausah!" sela Arya lalu merogoh kantong nya untuk membayar uang kas. Arya mengeluarkan 3 lembar uang dengan warna dan nominal yang berbeda-beda, satu lembar berwarna biru, yang kedua dengan lembar berwarna hijau, dan lembar terakhir berwarna ungu dengan nominal terkecil.
"Duit lo banyak ye ngab!!, pake bilang kempes lagi" oceh Assyifa yang hanya di balas cengiran kuda dari Arya.
"Van, di suruh ke ruang guru untuk ketemu pak Dito!" Seru seorang gadis yang baru saja masuk ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [END]
Teen FictionSEBELUM BACA, FOLLOW DULU!! Ini adalah kisah cinta sang ketua geng motor kepada seorang perempuan cantik dan berbalut takwa. Kisah cinta yang tak pernah terungkapkan namun selalu memberikan tanda-tanda dengan sikap. "Lo pilih diem atau gue bunuh...