Part ini mengandung perkelahian yang tidak boleh di tiru oleh siapapun.
Skip bagian perkelahian jika tidak suka.
****
Tringgggg..!!
Tringgg..!!
Suara notifikasi telepon dari handphone Vano terdengar kencang.
"BANG..!! TELPON!" panggil Jovan saat pasang mata nya melihat sebuah kontak tak di kenal menelpon Vano.
"Siape?" tanya Vano seraya mengeringkan rambut nya dengan handuk karna baru saja selesai mandi.
"Unknow" jawab Jovan dengan menaikkan kan bahu nya tak tau.
"Yaudah diemin aje" Saat langkah kaki Vano ingin pergi meninggalkan ruangan, seketika Vano teringat pada Syahila. Ia berfikir mungkin yang menelpon nya akan memberikan kabar tentang Syahila.
Vano membalikkan tubuh nya lalu mengambil handphone yang berada di atas nakas itu.
"Vano.. Vano.. Emang bisa gua duga kalo lo akan jawab telpon dari gua.. " sambutan dari seseorang di dalam telpon itu seketika membuat Vano tersentak.
"Dion..." gumam Vano yang lolos menghentikan langkah Jovan. Jovan yang ingin keluar dari ruangan itu pun langsung membatalkan niat nya, lalu menghampiri Vano karna penasaran.
Jovan mendekatkan telinga nya dengan handphone yang berada di sebelah telinga Vano.
"Mau apa lu nelpon gua!?"
"Kenapa? Kaget? Hahahhaha...ini baru permulaan Van!"
"Lo akan tambah kaget saat lo denger ini,,, lo denger baik-baik..!"
"Ssh, SAKIT! LEPASIN GUE!!, GUE MAU PULANG!!" suara teriakan seorang gadis yang tak asing dan sangat ia cari-cari selama ini akhirnya terdengar di indra pendengaran nya.
"DION LEPASIN SYAHILA!!!" Sentak Vano.
"Wuuush..santai, gua akan lepasin cewek lo itu setelah lo datang ke basecamp gua.."
"Inget, cuma lo sendiri. Tanpa teman-teman lo. Gua akan tunggu kedatangan lo di sini sampai sore hari."
Nittt..
Vano mendengus. Tatapan nya seketika menajam karna emosi,tangan kekar nya langsung mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu.
"Gua harus ikut" Ujar Jovan penuh penekanan.
Vano seketika menghentikan langkah nya, "ga usah Jop, lo jaga basecamp sama Revan" jawab Vano tanpa membalikkan posisi nya ke arah Jovan.
"Oh ya, Arya dan anak-anak Galderide lain nya pada kemana?" tanya Vano membalikkan posisi nya ke arah Jovan.
"Arya, Marchell, Arendra, Reyga mereka lagi keluar beli sarapan. Tedy dan Arkan mandi di rumah mereka. Sisa nya pada pulang tengah malem" jelas Jovan.
"Bagus, tolong lo jangan kasih tau apapun ke anak-anak soal percakapan gua sama Dion tadi. Ini masalah pribadi gua, gak perlu kalian bantu gua, cukup kalian bantu gua kemarin aja.." Vano berjalan cepat keluar ruang tidur basecamp lalu keluar dari pintu basecamp.
"PAN! PAN!" Teriak Jovan membuntuti langkah Vano keluar basecamp.
"Gua harus ikut pan, gua jaga di depan untuk jadi bantuan gua juga gakpapa lah. Gua harus ikut pan, masalah lo masalah gua juga Van, kita harus selesaikan ini bareng bareng. Ini juga kan menyangkut anak Rajawali, Musuh Galderide!!" Jelas Jovan penuh penekanan pada kalimat akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [END]
Teen FictionSEBELUM BACA, FOLLOW DULU!! Ini adalah kisah cinta sang ketua geng motor kepada seorang perempuan cantik dan berbalut takwa. Kisah cinta yang tak pernah terungkapkan namun selalu memberikan tanda-tanda dengan sikap. "Lo pilih diem atau gue bunuh...