Waktu sudah menunjukan pukul 12:10 siang hari. Setelah melaksanakan sholat dzuhur bersama (bagi yang melaksanakan) di mushola sekolah, para siswa kelas 12 pun melanjutkan jam istirahat mereka di kantin.
Sudah ramai dan ricuh sekali suasana kantin saat ini, karna di penuhi oleh siswa-siswi kelas 12 yang ingin mengisi perut mereka.
"WOI VANO!" Panggil seseorang yang berjalan menghampiri Vano.
Sontak Vano dan ketujuh teman nya itu langsung menoleh ke arah pemilik suara itu.
"Van, dari tadi di panggilin..!" pekik seorang cowok blasteran Chinese itu yang telah berdiri di samping Vano. Sebut saja, Alexander. Atau biasa di kenal dengan alek.
Vano menaikkan sebelah alis nya yang seakan bertanya, "kenapa?"
"Lo tadi di telponin kan sama pak Ronald?" ttanya Alex.
Vano menggeleng tidak paham, "gak tau.. Hape gue di chas di perpus" jawab nya.
"Pantesan!" Alex menghela nafas panjang, "kenapa emang?" tanya Reyga.
"Anak Osis di suruh menghadap pak Ronald sekarang. Terus nanti katanya ada rapat sepulang sekolah" Jawab Alex.
Michelle memukul meja makan kantin sedikit kencang karna emosi, hal itu tentu langsung menjadi pusat perhatian siswa yang ada di kantin. "Ah kambing lah!!, kita udah kelas 12 dikit lagi lulus juga.. Masih aja di invite rapat!" gerutu Michelle kesal.
"Iya nih, ngapain si? Mau ngomongin apaan?"
"Ya gak tau juga gua, tapi gua ke sini di suruh panggilin seluruh anak Osis di kantin. Kalo Jordan sama Dellya lagi manggilin anak Osis di kelas 11"
"Yaudah kalo gitu. Thanks ya lek!" Vano mengacungkan ibu jari nya pada Alex.
Tak lama, Reyga beranjak dari kursi nya sembari menepuk bahu Vano yang seakan mengajak pergi. "Yaudah, bro gua ke pak Ronald dulu ye!" pamit Vano pada keenam sahabatnya itu.
"WOI TUNGGU!!" Teriak Michelle seraya bangkit dari kursi kantin nya.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 13:25 siang, waktu pulang sekolah pun tiba. Bel legendaris yang menunjukkan pulang sekolah pun telah berbunyi sejak 3 menit yang lalu. Dengan cepat Vano keluar dari kelas nya lalu berlari di koridor sekolah menuju perpustakaan, untuk mengambil handphone nya yang sedari tadi ia chas di meja penjagaan perpustakaan.Vano membuka pintu ruang perpustakaan yang langsung mendapatkan hembusan angin sejuk dari dalam perpustakaan. Suasana menjadi sangat sejuk sekali di dalam perpustakaan karna terdapat 2 AC yang menyala.
"Kak Vano!!" Seorang gadis berlari menghampiri Vano dari meja penjaga dengan membawa sebuah handphone berwarna hitam milik Vano.
Vano terdiam menatap gadis itu heran. "Kak, ini dari tadi bunda kakak nelpon" ujar gadis itu seraya memberikan handphone Vano.
"Ohh, oke thanks ya" jawab Vano yang di balas anggukan senang oleh gadis itu. Clarisa.
"Tapi gak lo jawab kan nih?"
"Enggak ko, santai aja.." Clarisa tersenyum.
"Yaudah, gue duluan.. Lo jangan lupa rapat ya, di tunggu di ruang Osis" ujar Vano yang membuat mata Clarisa berbinar kesenangan. Gadis itu merasa tak percaya dengan perkataan Vano yang seakan mengajak nya untuk rapat bersama. Ya, walaupun memang sudah ada rencana untuk Rapat sebelum nya.
"Iya ka.."
"IIIIHHHHHH OMAYGATTT..!!!!!" jerit Clarisa yang sangat kesenangan karna mendapat perkataan itu dari Vano. Bisa di bilang salting.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [END]
Teen FictionSEBELUM BACA, FOLLOW DULU!! Ini adalah kisah cinta sang ketua geng motor kepada seorang perempuan cantik dan berbalut takwa. Kisah cinta yang tak pernah terungkapkan namun selalu memberikan tanda-tanda dengan sikap. "Lo pilih diem atau gue bunuh...