Vano beranjak keluar dari kamar seraya memakai jaket hitam yang melekat dengan baju seragam nya. Tak lupa dengan tas sekolah yang ia rangkul di bahu kanan nya.
Tokkk tokkk tokk!!
"Ra, gue duluan!" seru Vano.
"IYAA..!!" sahutan Ara dari dalam kamar nya. Vano pun bergegas menuruni tangga untuk menuju lantai dasar.
"Iya.. Dulu papah saya juga meninggal karna penyakit jantung bi, gejala nya mungkin kayak orang sakit biasa. Tapi lama-lama ko jadi bahaya" itulah kalimat yang tak sengaja Vano dengar dari pembicaraan Lisa dan Asissten rumah tangga nya. Vano pun mencoba melambatkan langkah nya dengan rasa penasaran.
"Iya Nyonya bener!, katanya si gejala awal-awal yang di rasain tuh cuma gampang capek aja.. Trus jadi lebih parah lagi dengan timbul gejala lain seperti, sesak nafas, sakit kepala yang sering muncul, sakit uluh hati, dan masih banyak lagi deh gejala nya!"
"Serem ya bi.."
Lisa spontan menoleh ke arah anak nya yang menuruni tangga dengan sangat lambat.
"VANO?, UDAH MAU BERANGKAT...??" Panggil Lisa.
"Iya Bun.." Vano menghampiri kedua wanita yang sedang duduk di sofa itu untuk bersalaman sebelum berangkat sekolah.
"Oh ya Vano, nanti ajak temen-temen deket kamu untuk dateng dinner bareng di rumah ya.." ujar Lisa.
Vano mengangguk, "Iya Bun" jawab nya.
Vano berangkat sekolah dulu ya.. Assalamuaaikum" salam Vano lalu beranjak pergi keluar pintu rumah.
"Mas Vano! Motor nya sudah saya bersihkan dan siap di pakai sekolah Mas!" pekik seorang pria berseragam hitam khas pekerja.
"Makasih ya Pak Ren!" sahut Vano seraya menaiki motor ninja kesayangan nya itu.
"Sama sama Mas!"
***
"Van!, dateng ya" Syahila menyodorkan selembar kertas hitam pada Vano, lalu pergi keluar kelas.
Vano tersenyum lebar, "Tentu.." sahut nya seraya membuka lipatan kertas itu. Kertas nya berisikan undangan kehadiran di acara ulang tahun Syahila yang akan di selenggarakan esok sore.
Vano menghela nafas panjang dengan menaruh kertas undangan itu di meja nya. Fikiran nya saat ini tertuju pada satu hal, ketika ia mendengar pembicaraan singkat saat ingin berangkat sekolah.
"Iya Nyonya bener!, katanya si gejala awal-awal yang di rasain tuh cuma gampang capek aja.. Trus jadi lebih parah lagi dengan timbul gejala lain seperti, sesak nafas, sakit kepala yang sering muncul, sakit uluh hati, dan masih banyak lagi deh gejala nya!"
Kalimat itulah yang memenuhi fikiran Vano. Pasalnya, apa yang di katakan oleh Asissten rumah tangga nya itu sama persis sekali dengan gejala yang belakangan ini selalu Vano rasakan. Mungkin full di bulan september ini ia merasakan banyak nya penyakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANO [END]
Teen FictionSEBELUM BACA, FOLLOW DULU!! Ini adalah kisah cinta sang ketua geng motor kepada seorang perempuan cantik dan berbalut takwa. Kisah cinta yang tak pernah terungkapkan namun selalu memberikan tanda-tanda dengan sikap. "Lo pilih diem atau gue bunuh...