GEVANO CHAPTER 1 [ Dirgantara Fams ]✔️

5.5K 195 26
                                    

Assalamu'alaikum pren, ini cerita ke dua sy, tapi menurut aka cerita ini lebih baik dari cerita sebelum nya sie.. But, gak tau gimana menurut klean;)

GEVANO ' Dirgantara Fams '

01:50 ─────●─────────── 03:40
⇆ ◁ ❙❙ ▷ ↺

VOLUME : ▄ █ ▄ ▄ █ ▄ █ ▄ █

" Bahagia itu sederhana "

Siang menjelang sore. Kini keluarga Dirgantara sedang mengadakan acara makan-makan bersama di sebuah restoran yang ada di Mall yang sengaja Ayah Vano booking- satu Restaurant. Tak hanya keluarga Dirgantara saja,tetapi semua anggota geng motor Galderide yang diketuai oleh Vano juga terdapat dalam acara ini.

"Ini ada acara apa, Ngab? Tumben banget makan-makan begini," tanya Jovan dengan polosnya.

"Dih, cuy. Tumben banget katanya, Van!" sahut Arya. "Padahal kita makan di basecamp seringkali hasil dari traktir Pano," sambungnya.

"E-eh, enggak gitu maksudnya Ngab, maksud gua... kok, tumben banget kita makan-makan di Resto bareng ortu sama adek lu juga," jelas Jovan.

Vano mendengus. "Ya udah si elah, tinggal nikmatin aja. Gak usah banyak nanya lu," Sahut nya.

"Oke, fine. Sorry, Bang."

"Woii lah itu bidadari gua cantik banget hari ini. Eh, tapi gak hari ini aja sih, tiap hari juga kayak nya emang cantik," ceplos Marchell yang membuat semua temannya terheran dengan perkataannya.

"Bidadari siapa lu, Cuk?" tanya Jovan terheran.

"Tuh!" Jawab Marchell sambil menunjuk ke arah seorang gadis yang sedang makan bersama kedua orang tua nya. Ara-Adik Vano.

"Hahaha...l emang lu bisa dapetin dia? Ada singanya woi!" seru Arya.

"Doain gue, biar bisa ngelawan singanya! Keep halal bosku,," sahut Marchell dengan santainya. Namun, dengan begitu ia sangat berharap jika Ayah dan Bunda Gevano mendengar ucapannya. Ingin direstui? Mungkin ya, begitulah.

Vano hanya bisa terkekeh saat mendengar percakapan teman-temannya itu.

"Gua bingung sama lu, Pan. Lu cuek, irit ngomong, kasar juga, tapi jadi idola sekolah? Bahkan dari pertama masuk SMA langsung terkenal," tanya Revan heran.

"Tau, heran, gue." sahut Reyga.

"Iya, bener! Heran gue juga. Bisa-bisanya lu langsung terkenal, Cuk." Arendra dan Jovan membenarkan ucapan Revan.

"Pake pelet apa si, kawan?" tanya Arya meledek.

"Mana gue tau. Lu tanya aja tuh, sama cewe-cewe yang pada demen sama gua. Gak cape apa mereka sama sikap gua? Gua juga risih, woi!"

"Padahal dari dulu gua pengen banget jadi idola sekolah, tapi ya,,," Revan menjeda perkataannya.

"Mana mungkin!" Sambung Arya.

Dan dengan perkataan Arya, Revan mendadak jadi bahan ledekan teman-temannya itu.

"Bang! Temenin gue ke toko buku, yuk!" ajak Ara sambil menghampiri meja makan Vano.

Vano menoleh sekilas dengan tatapan dingin nya, "Gak. Males," jawabnya.

"Dih, ini perintah Ayah, loh, Bang!"

"Lu aja sendiri sana! Gue males." Tolak Vano lagi.

Ara berdesis, "Ish!, sebentar doang!"

Dengan penuh percaya diri, Marchell menawarkan Ara untuk pergi bersamanya ke toko buku. "Sama Mas Marchell aja mau gak, Ra?" ajak Marchell.

GEVANO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang