10. Ilham ngeselin -1

5.1K 315 3
                                    

"Udah, disekolah pas istirahat," Sahut Nadira, cewek itu berpikir sejenak, "aku masak dulu ya kak," Pamit Nadira namun Ilham menahanya.

"Jangan, kamu di sini aja, kita pesan aja di gofood," Ucap Ilham ingin memesan lewat online namun Nadira melarangnya "nggak kak, aku mau masak, di kulkas kan ada bahan-bahan," Ucap Nadira cemberut.

Ilham menatap wajah Nadira yang cemberut pun menahan sudut bibirnya membentuk senyuman, "okey, but, jangan sampe luka, " Peringat Ilham.

"Aku mandi dulu ya cantik," Pamit Ilham mengelus kepala Nadira sekilas lalu ke lantai dua untuk mandi.

Nadira kedapur, dia berpikir sejenak? Dia belum mandi? Cewek itu mencium keteknya menghirup aromanya, tak bau si tapi badanya lengket semua, dia tak nyaman.

"Ah nanti aja sehabis masak mandinya," Ucap Nadira lalu membuka kulkas yang berada disana.

Nadira mengambil daging sapi yang kebetulan ada disana, bukan daging sapi juga melainkan dia mengambil daging ayam dan 5 buah kentang.

Rencana nya dia ingin membuat, steak, ayam goreng dan kentang balado, beuh sepertinya enak.

Tangan Nadira dengan lihainya memotong daging sapi dan daging ayam, setelah selesai memotong Nadira memulai membumbui daging-daging tersebut dan memasaknya.

Seraya menunggu daging ayam dan daging sapi , Nadira mengupas kentang lalu memotongnya dengan bentuk dadu.

"Masak apa si?" Nadira tersentak kaget saat sebuah tangan melingkar diperutnya,dia tau siapa itu siapa lagi kalau buka suaminya. Ilham Waizin Hanan.

Lagi-lagi jantung Nadira berdetak kencang, "ma-masak steak, ayam goreng sama kentang balado," Jawab Nadira gugup. Huh.

Ilham membulatkan mulutnya, cowok itu menenggelamkan wajahnya di leher sang istri, "kamu belum mandi ya?" Tanya Ilham.

Pipi Nadira memerah, "hehe belum, kenapa? bau ya?" Tanya Nadira meringis malu.

Ilham menggeleng,"enggak kok, wangi,"Ilham menghirup dalam-dalam aroma vanilla di leher Nadira. Vanilla menjadi aroma kesukaannya sekarang.

"Geli kak, astaghfirullah," Nadira kegelian, Ilham terkekeh lalu menjauhkan wajahnya dari leher sang istri, takut khilaf, nanti malah ada itu lagi di leher istrinya

Ilham duduk dikursi yang kebetulan ada disana lalu melihat kegiatan sang istri, "Ra,bumbu cabai nya jangan banyak-banyak nanti kamu sakit perut," Peringat Ilham, cowok itu tau bahwa Nadira, istrinya itu sangat menyukai makan pedas.

Mata bulat Nadira menatap Ilham, "nggak kok, ini kan balado bukan cabai," Sahut Nadira mulai memasak kentangnya,cewek itu juga membalikan steak daging sapinya dan ayam gorengnya supaya matangnya sempurna.

"Aku bantuin ya," Tawar Ilham tak tega melihat sang istri kesusahan.

Nadira menggeleng, "nggak, kakak duduk aja, bentar lagi selesai kok,"

Ilham menghembuskan napasnya mau tak mau ia harus menuruti sang istri "Jangan deket-deket, nanti kena cipratan minyak," Peringat Ilham lagi.

Nadira tak menjawab cewek itu hanya mengangguk saja, dia mulai memotong bawang merah namun sedetik kemudian ia meringis karena telunjuknya terluka karena pisau, kenapa bisa? Karena tangan Nadira memotong bawa sedangkan matanya melihat ke arah ayam goreng, jadi kebablasan.

"Awsh," Nadira meringis.

Mata Ilham melotot cowok itu cepat-cepat menuntun Nadira ke wastafel lalu mencuci darah yang berada di tangan istrinya, "aduh Ra, aku bilang apa? Hati-hati, kena piso kan, udah aku gantian yang masak, " Oceh Ilham khawatir.

ILHAM DAN NADIRA •| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang