43. (Tamu tak diundang)

1.9K 179 10
                                    

Hari ini hari libur, seorang cowok sedang duduk di teras seraya menggendong anaknya, jadi cowok itu sedang berjemur bersama anaknya, hari menunjukan jam 7 pagi jadi waktunya sangat pas untuk berjemur.

Ilham tersenyum kepada Cakra yang sedang berada digendonganya, cowok itu mengusap pipi Cakra yang masih merah, wajar kan bayi hahah.

Cakra menatap Ilham seraya tersenyum, bayi mungil itu tak berhenti bergerak, Kadang-kadang kakinya menendang-nendang angin, dan juga tanganya yang berusaha meraba wajah Daddynya.

"Jemur dulu biar sehat, Cakra kan kalo udah gede penerus Graventas, iya kan na? " Ucap Ilham tersenyum.

"Penerus Graventas harus kuat, nanti kalo udah gede Daddy ajarin kamu latihan tinju biar bisa jaga diri, okey, " Ilham tak henti-hentinya berbicara, padahal anaknya hanya menatapnya tanpa menjawab.

"Heh, jangan aneh-aneh ya, " Nadira datang dengan membawa ember berisikan baju yang sudah dicuci dan siap untuk dijemur.

Ilham menggaruk kepalanya tak gatal lalu fokus lagi dengan putranya. Cowok itu tak henti-hentinya berceloteh, bahkan Nadira yang sedang menjemur Menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sana mandi kak. Biar Alzar, sama aku." Ucap Nadira, ibu satu anak itu mengambil alih cakra dari suaminya.

"Padahal aku mau main sama Cakra." Ilham mendengus pelan.

"Mandi dulu, nanti main lagi. Nanti anak aku nangis gara-gara kamu bau."

"Dihh, anak aku. Anak kita! "

"Aku yang lahirin."

"Aku yang buat, enam jam lagi."

---•••

"OYY OYY OYYY, CAKRA! ONTI KLAUDIA YANG CANTIKMU INI DATANG ! " Teriak heboh berasal dari suara cempreng Klaudia.

Cewek itu datang untuk bermain, ett ia tak sendiri, ada Abijal, Yahya, Chiko dan terakhir Vino--Adik dari Chiko.

"Kak Klaudia jangan, teliak-teliak. Ini bukan hutan." Tegur Vino dengan cadelnya, bocah berusia 5 tahun itu menatap Klaudia garang.

"Nohh dengerin, anak kecil aja tau." Ucap Chiko seraya tersenyum miring. Hal itu membuat Klaudia mendengus sebal.

"BangKo. Lumahnya gede banget ya. " Ucap Vino lagi, bocah itu sedikit bawel, tak seperti kakanya yang selalu cool dan santai.

Chiko menganggukan kepalanya. "Iya." Sahut Chiko seadanya.

"Lo pada ngapain dirumah gue?"

Ilham menatap teman-temanya dengan heran, perasaan dirinya tak mengundang mereka datang kerumah baru Ilham dan Nadira.

"Main lahh, masa nerima bansos." Ucap Yahya, dengan santainya duduk di sopa empuk yang berada di ruang tamu.

"Duduk-duduk" Titah Ilham.

"Kak, panggilin Nadira , ehh sekalian bawa Cakra, aku kangen banget sama dia." Pinta Klaudia,cewek itu tersenyum.

"Iya." Sahut Ilham, lalu pergi ke lantai dua untuk memberitahu istrinya.

"Ehh ada tamu, mau bibi buatin minuman? " Tanya Bi Lastri baru saja membeli sayur, terlihat membawa tas belanjaan berisi sayur.

"Gak--us---"

"Bawain, Vino haus. " Vino memotong ucapan Yahya, bocah itu tersenyum lucu, sedangkan sang kakak hanya menghela napasnya, bisa gak, gak usah malu-maluin, sehari aja.

Bi Lastri tersenyum lalu mengangguk, wanita paruh baya itu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.

"Adek lo Ko, Ko." Yahya heran dengan sikap Vino yang terbilang bawel.

ILHAM DAN NADIRA •| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang