Setelah selesai melakukan shalat isya berjamaah dengan Ilham yang menjadi imam, Nadira dan Ilham kini sedang berdiam, Sama-sama menutup mulut mereka.
Canggung.itu lah yang mereka rasakan.
"Ra," Panggil Ilham kepada Nadira.
Nadira yang sedang menggambar pun menoleh, cewek berbalut kerudung instan jumbo itu menatap sang suami.
"Iya kak?" Tanya Nadira.
Ilham tak menjawab, cowok itu malah mendekati Nadira dan menggeser kursi dekat meja rias menjadi di samping Nadira.
"Ngegambar apa?" Tanya Ilham.
Nadira menahan napas, sungguh Ilham sangat dekat denganya.cewek itu menormalkan detak jantungnya dengan cara menghembuskan napas.
"Ga-gambar kucing lagi makan" Sahut Nadira setengah gugup.
Ilham tersenyum lalu mengelus pipi Nadira dengan lembut, "gak usah gugup gitu, " Nadira tersenyum manis hingga menampakan lesung pipinya.
"Ih, bolong," Ucap Ilham melihat lesung pipi Nadira dan menusuk-nusuk menggunakan telunjuknya.
"Bukan bolong, ini namanya lesung," Nadira menatap Ilham yang sedang menusuk-nusuk pipinya.
Ilham terkekeh lalu menjauhkan tanganya dari pipi Nadira, "aku tau, coba senyum lagi," Titah Ilham.
Nadira tersenyum manis dan terlihat lagi lesung pipinya, "manis," Ucap Ilham lembut.
Pipi Nadira memerah atas ucapan Ilham, dia kembali fokus kepada kegiatanya yaitu menggambar.
"Blushing hm?"
Nadira melotot, lalu menatap Ilham, secara refleks dia tersenyum malu, "apaan si kak, orang aku kepanasan," Alibi Nadira padahal dia emang Blushing.
"Oh kepanasan ya?" Ilham mengangguk-anggukan kepalanya lalu mendekatkan kepalanya kepada telinga Nadira yang tertutupi kerudung,"tapi AC dikamar kamu hidup," Bisiknya dengan suara lembut setelah itu mencium pipi Nadira tanpa izin.
Nadira terbelalak sontak menatap Ilham, "main cium cium aja,"
"Ga papa dapet pahala," Ucap Ilham santai.
Nadira menjewer telinga Ilham sangking kesalnya Ilham meringis kesakitan karena jeweran Nadira tak main-main.
"Aduh Ra, sakit astagfirullah, dosa loh menzolimi suami," Ilham memegang tangan Nadira yang sedang menjewer telinganya.
"Kakak si nyebelin," Sahut Nadira kesal.
"Iya iya nggak lagi, sekarang lepas ya sakit ini serasa mau copot telinga," Ucap Ilham, Nadira melepaskan jeweranya menatap menatap Ilham garang.
Ilham mengusap-ngusap telinganya, seraya meringis. "Galak amat " Gumamnya masih mengusap-ngusap telinganya.
Nadira kembali fokus kepada gambaranya, gambaranya baru 70% jadi.
Ilham menatap gambaran Nadira, "kucingnya warna hitam cantik Ra," Usul Ilham menatap gambaran Nadira.
"Kalau warna hitam nanti jadi nya lutung dong," Sahut Nadira. "Aku maunya kucing warna putih," Lanjutnya.
"Kayanya kalau kita pelihara kucing seru deh kak," Ucap Nadira beralih menatap Ilham berbinar. Membayangkan dirinya bermain dengan kucing, mengelus bulu kucing.
Ilham terdiam, cowok itu bukan mau menolak permintaan Nadira, dia tau pasti Nadira menginginkan kucing tapi masalahnya ILHAM TAKUT KUCING!!
Ilham menggaruk kepalanya tak gatal,"kamu kamu beli kucing?" Tanya Ilham kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILHAM DAN NADIRA •| END
Romance[Follow dulu sebelum baca!! ] -romance ----------------- "Iya cantik." Nadira tak menyangka ia harus menjadi istri kakak kelasnya, berawal dari kakak kelasnya yang melamarnya tiba-tiba.Dan dimana dia harus mulai terbiasa dengan sikap suaminya mulai...