Tepat jam 1 pagi, Ilham terbangun dari tidurnya setelah merasakan badan Nadira bergetar hebat, cowok itu menatap Nadira Khawatir.
"Ra?" Ilham menepuk pipi Nadira berharap Nadira bangun.
"Umi, Nadira takut, mi," Nadira mengigau, Ilham mengerutkan keningnya. Cowok itu menaikan selimut yang merosot.
"Umi, Nadira takut, mereka jahat," Ilham dibuat semakin khawatir plus bingung.
"Ra? Bangun Ra?" Ilham mengusap keringat yang berada di pelipisnya, cowok itu terkejut ternyata Nadira mengalami demam tinggi.
"Sayang?" Ilham memeluk Nadira memberikan ketenangan.
"Umiii," Nadira terus saja memanggil Uminya. Ilham semakin mempererat pelukanya, cowok itu bingung apa yang harus ia lakukan, masa iya dirinya harus memanggil mertuanya? Gila saja!
Lama Ilham memeluk Nadira seraya mengelus punggung istrinya, Ilham merasakan Nadira sekarang sudah tenang, cowok itu melepaskan pelukanya dengan pelan, lalu bangkit untuk mengambil kompres instan yang sering dipakai oleh bayi.
Cowok itu mengambil di kotak p3k, Ilham membuka bungkusan itu lalu memasangkan kompres itu ke dahi Nadira, "jangan sakit, Ra, please, aku sakit liat kamu sakit," Ucap Ilham menatap sendu istrinya.
"Kakak,"
Ilham menatap Nadira yang kini sedang mencoba membuka mata, cowok itu mengusap puncak kepala Nadira, "tidur lagi ya," Ucap Ilham.
"Kakak, kakak gak tidur? " Tanya Nadira melihat Ilham yang sedang duduk berada disampingnya.
"Tidur lagi, sayang,masih malam ini,"
Nadira menggeleng, cewek itu bangun dan menyenderkan tubuhnya didada bidang suaminya, "kenapa bangun hm? Tidur lagi," Titah Ilham tanganya kini sudah melingkar di pinggang ramping sang istri.
"Kakak kenapa gak tidur?" Tanya Nadira memainkan ujung baju suaminya.
"Badan kamu tadi panas, cantik, kamu juga ngigau? Kamu mimpi buruk? "
Nadira mendongak menatap Ilham, "aku ganggu kakak tidur ya? Maaf ya," Ucap Nadira merasa bersalah.
Ilham tersenyum menatap Nadira lembut, "jangan ngomong kaya gitu, kamu gak ganggu aku kok,"
"Kamu tadi mimpi buruk?" Tanya Ilham menaikan satu alisnya.
Nadira menggeleng, lalu memeluk Ilham, "ngantuk ya? Tidur lagi ,"ucap Ilham mengelus kembali punggung Nadira.
Ilham membenarkan rambut Nadira yang menghalangi wajah ayu Nadira, cowok itu merebahkan dirinya dengan sangat pelan karena Nadira sedang berada dipelukanya takutnya nanti Nadira kebangun.
" I love you, beautiful,"
-----•
"Kamu udah, mendingan?" Tanya Ilham yang sedang memeluk Nadira.
Mereka berdua sudah bangun ketika adzan subuh kerkumandang, sebenarnya Ilham si yang bangun terlebih dahulu.
Nadira mengangguk, badanya serasa lebih enak sekarang tak seperti tadi yang panas, "Alhamdulillah, udah,"
Ilham mencium pelipis Nadira, "morning kiss," Ucap Ilham.
Pipi Nadira memerah, cewek itu mendusel-dusel di dada bidang suaminya yang berbalut baju. "Nyaman banget, udah lepas. shalat subuh dulu, nanti peluknya lanjutin lagi," Ucap Ilham mengelus rambut Nadira.
Nadira melepaskan pelukanya, "aku dulu kakak dulu?" Tanya Nadira.
Ilham menaikan satu alisnya tak paham apa yang diucapkan Nadira,"maksudnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILHAM DAN NADIRA •| END
Romantizm[Follow dulu sebelum baca!! ] -romance ----------------- "Iya cantik." Nadira tak menyangka ia harus menjadi istri kakak kelasnya, berawal dari kakak kelasnya yang melamarnya tiba-tiba.Dan dimana dia harus mulai terbiasa dengan sikap suaminya mulai...