Berapa hari ya aku gak up?
Ada yang kangen sama Ilham? Nadira? Atau Cakra?
Aku up lagi hari malam minggu ya, soalnya sekarang mau fokus ujian dulu, sama fokus buat acara disekolah, maklum osis wkwk.
Yang jadi osis pasti ngerasain gimana rasanya, kalau kelas 12 udah ujian dan pasti akan ngadain pensi.
Pasti yang ribet itu anak osis yekan?
Apalagi aku jadi osis bidang kesenian, so, pasti banyak kerjaanya. Udah kaya kerja aja wkwk.
Mohon dimaklum yaww.
Tandai typo!!
Udah lah, nanti lagi curhatnya.
Gak perlu lama-lama
HAPPY READING!!!
-----
Tak terasa kini usia Cakra sudah 7 bulan. Bayi itu tumbuh seiring berjalannya waktu, pipinya yang tembam, kaki-kaki yang mungil membuat Nadira gemas sendiri untuk tak mencubit pipi putranya itu.Bayi itu juga sudah bisa merangkak, layaknya bayi pada umumnya.
Dalam 7 bulan terakhir, semuanya berjalan lancar tanpa ada hambatan. Bahkan keluarga itu dijuluki keluarga cemara oleh para tetangga karena keharmonisan mereka, apalagi Ilham yang memperlakukan Nadira dengan baik.
Hari ini, waktu menunjukan jam 7 malam. Nadira sedang mandi sedangkan Cakra, putranya sedang bermain bersama bi Lastri.
"Den Cakra, ini apa? " Tanya Bi Lastri memperlihatkan mobil-mobilan berwarna biru.
Cakra yang sedang duduk di sopa khusus bayi itu menatap bi Lastri lalu menatap mobil-mobilanya.
"Bil? " Bibir bayi itu meracau kata 'bil' yang artinya mobil.
"Ehh, pinter ya den Cakra." Bi Lastri dengan gemas mencubit pipi Cakra, Bi Lastri tertawa hingga membuat Cakra pun ikut tertawa.
"Mama, mama," Cakra berganti meracau memanggil Umanya--Nadira.
"Uma? Bentar ya den. Umanya lagi mandi," Ucap Bi Lastri, wanita paruh baya itu mengelus pipi Cakra dengan lembut.
Bi Lastri meengajak Cakra bermain lagi dengan memainkan mobil-mobilanya, sedangkan Cakra melempari mobil yang diberikan bi Lastri.
"Ya Allah. Ini ko jadi berantakan gini? " Nadira baru saja turun dari lantai 2 . Ibu satu anak itu menatap ruang keluarga terdapat mobil-mobilan dimana-mana.
"Aduh, maaf non. Tadi teh saya ajakin main den Cakra. Jadi berantakan gini deh." Ucap Bi Lastri tak enak.
Nadira tersenyum maklum. " Gapapa bi, makasih ya udah jagain Cakra. Emm kak Ilham belum pulang? " Tanya Nadira tak melihat suaminya.
"Belum non. Mungkin bentar lagi. " Ucap Bi Lastri. "Bibi, beresin mainanya den Cakra dulu ya non." Lanjut Bi Lastri yang di angguki oleh Nadira.
"Alzar," Nadira merentangkan tanganya lalu menggendong Cakra.
"Mama, mama." Cakra meracau memanggil Nadira. Hal itu membuat Nadira terkekeh kecil.
"Kenapa sayang? Kangen ya sama uma?"
Cakra menyandarkan kepalanya di pundak Nadira mata bayi itu menyayu pertanda akan segera terlelap.
Nadira menepuk-nepuk punggung Cakra supaya bayi cepat tertidur .
KAMU SEDANG MEMBACA
ILHAM DAN NADIRA •| END
Romance[Follow dulu sebelum baca!! ] -romance ----------------- "Iya cantik." Nadira tak menyangka ia harus menjadi istri kakak kelasnya, berawal dari kakak kelasnya yang melamarnya tiba-tiba.Dan dimana dia harus mulai terbiasa dengan sikap suaminya mulai...