"Assalamu'alaikum, Hallo mi," Ilham mengangkat telepon dari uminya, cowok itu mendekatkan ponselnya ketelinga.
Namun wajah Ilham yang tadinya sumringah digantikan dengan ekpresi terkejut, "u-umi jangan bohong, " Ucap Ilham terkekeh, lucu sekali.
Ilham menggelengkan kepalanya, "Umi be-becanda kan? Mana mungkin Mi? Inget mi, kalo bohong dosa,"
"Inalillahi wainnailaihi raji'un," Gumam Ilham pelan.
"Iya nanti Ilham kesana," Ilham menutup ponselnya, cowok itu menatap Nadira yang sedang menonton TV.
Ilham mendekati Nadira dengan tersenyum "sayang, ganti baju yu," Ajak Ilham.
Nadira yang tadinya fokus ke TV sekarang kepada Ilham,"mau kemana?" Tanya Nadira.
"Kerumah kamu, yu," Ajak Ilham masih tersenyum .
Nadira tersenyum sumringah, "bener? Ayoo! Aku juga udah kangen banget sama umi, sama Abi! " Ucap Nadira antusias.
Ilham mengangguk seraya tersenyum cowok itu menuntun Nadira masuk ke kamar untuk mengganti baju mereka.
'Ya Allah, cobaan apa lagi ini? "
"Kamu pake gamis hitam, biar kita couple ya," Titah Ilham, Nadira menurut mengambil gamis hitamnya tak lupa pula mengambil kerudung instan jumbonya.
Ilham mengambil kameja Hitam dan celana hitamnya, tak lupa cowok itu mengambil peci hitamnya dan menyimpanya di saku celana.
___
Dalam perjalanan, Ilham menyetir seraya dengan wajah cemas berbeda dengan wajah Nadira yang nampak semangat dan sumringah.
Ilham melihat wajah Nadira yang seperti itu tak tega, bagaimana reaksi istrinya pas dirumahnya sendiri. Ilham tak bisa membayangkan .
15 menit, akhirnya Ilham sudah sampai di depan rumah mertuanya, disana sudah banyak orang yang berkumpul memakai baju serba warna hitam.
Didalam mobil Nadira mengerutkan kening-nya, kenapa dirumahnya banyak sekali orang. Dan apa yang ia lihat ada--bendera kuning yang terpasang disana, jantung Nadira berdetak dengan kencang, tak mungkin kan? Cewek itu segera membuka sabuk pengaman dan langsung membuka mobil lalu berlari meninggalkan Ilham.
"RA?! "
Ilham yang melihat Nadira sudah keluar,segera melepaskan sabuk pengaman dan turun menyusul istrinya dengan berlari.
Ilham memakai pecinya, cowoknya itu masuk kedalam rumah berdua tingkat itu. Seketika hatinya teriris melihat Nadira yang menangis seraya memeluk tubuh Uminya yang sudah tak bernapas. Ya umi Fatimah meninggal. Innalillahi wainnailaihi raji'un.
"Umi, kenapa tinggalin Nadira, hiks," Nadira menggoyang-goyangkan tubuh kaku Uminya.
"Umi, Umi gak sayang lagi sama Nadira?" Teriak Nadira seraya menangis pilu.
Ilham mendekati istrinya dan memegang kedua bahu istrinya, "Ra, " Panggil Ilham pelan tak kuat melihat istrinya yang sekarang rapuh. Ini,ini yang Ilham takuti sedari tadi.
Nadira menatap Ilham dengan mata yang berair, "kak, gak mungkin kan, hiks, umi gak mungkin ninggalin Nadira? Umi cuman ngeprank Nadira kan?" Tanya Nadira beruntun.
Ilham menggeleng, cowok itu juga sudah mengeluarkan air mata, "kamu yang kuat,sayang," Ucap Ilham memeluk Nadira namun cewek itu memberontak.
"Umii, " Nadira menatap Uminya yang sudah tertutupi oleh kain.
Abi Adnan mendekati putri semata wayangnya, "kamu yang kuat sayang, umi kamu gak bakal suka kalo kamu sedih begini," Ucap Abi Adnan menguatkan, padahal dirinya sendiri sedang rapuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
ILHAM DAN NADIRA •| END
Romance[Follow dulu sebelum baca!! ] -romance ----------------- "Iya cantik." Nadira tak menyangka ia harus menjadi istri kakak kelasnya, berawal dari kakak kelasnya yang melamarnya tiba-tiba.Dan dimana dia harus mulai terbiasa dengan sikap suaminya mulai...