Semenjak pengakuan Nadira, kedua pasangan suami istri itu sekarang semakin dekat tak bisa dipisahkan. Hari-hari mereka berwarna kadang ada juga cekcok karena ulah Ilham, yang notabenenya cowok itu tak bisa membuat istri sehari saja tenang.
Seperti sekarang Ilham sedang tidur, dengan paha Nadira dijadikan bantal, Ilham menikmati usapan lembut sang istri karena Nadira sedang mengusap kepalanya.
Sedangkan Nadira hanya diam, cewek itu menatap kartun kesukaannya yaitu kartun BoBoiBoy, padahal kartun itu sudah beberapa ditayangkan ulang.
"Sayang, nonton TV terus," Ucap Ilham kesal dirinya diabaikan.
Nadira mengalihkan tatapanya pada Ilham, "masa aku harus nonton wajah kakak," Nadira mengelus pipi Ilham.
Ilham mengecup tangan Nadira beberapa kali,lalu bangkit dan duduk disamping istrinya. "Ra, kalau kita nanti punya anak, kamu mau berapa? " Ilham berganti memeluk Nadira dari samping.
Dengan cepat Nadira menatap Ilham, "kakak pengen punya anak ya?"tanya Nadira pelan, sebenarnya Nadira cukup bersalah karena belum memberikan hak Ilham sebagai suaminya.
Ilham merutuki dirinya bicara seperti itu, dirinya tau bahwa Nadira belum siap, karena masih sekolah, " Nggak cantik, aku cuman nanya,"ucap Ilham,ya memang benar Ilham hanya bertanya bukan ngode pengen punya anak.
Nadira menatap sendu suaminya, "maaf ya kak, aku belum bisa jadi istri yang baik, a-aku--"
-cup, Ilham terlebih dahulu mencium bibir Nadira untuk yang pertama kalinya, cowok itu mencium bibir Nadira sebelum pembicaraan istrinya merebet kemana-mana.
"Ssssttt, kamu istri yang ter terbaik buat aku, lagi pula aku udah bilang, aku mau pacaran dulu sama kamu, kamu jangan pikirin omongan aku yang tadi ya, aku cuman nanya," Jelas Ilham mengusap pipi Nadira karena cewek itu sudah menangis.
Cup cup!!
Ilham mengecup kedua mata Nadira lalu memeluk cewek itu, "ratunya Ilham, gak boleh nangis, "
----•
Ilham sedang berjalan bersama kedua temannya, menuju warkop. Masih ingat?
"Ham, lo kalo udah lulus, mau kerja? Apa lanjut kuliah?" Tanya Yahya. Ketiga cowok itu sama-sama masih menggunakan sarung yang menempel dipinggang mereka, karena habis shalat isya berjamaah di masjid.
"Kayanya kerja, lo tau sendiri sekarang gue udah punya istri, Nadira udah tanggung jawab gue sekarang," Sahut Ilham.
"Lagi pula, kata Abi gue, gue harus gantiin posisi dia di kantor," Ucap Ilham, memang Abi Rahman pernah berkata bahwa Ilham harus menggantikannya ketika sudah lulus sekolah, lagi pula Ilham sudah tau tentang semua tugas perkantoran, karena dari dulu Abi Rahman mengajarkanya.
"Lo enak, habis sekolah bisa langsung kerja, jadi CEO lagi, lah gue? Harus kuliah dulu, masih mending kuliahnya di Indo ehh ini diluar negri?" Ucap Yahya curhat.
Abijal terkekeh, "curhat?"
Ilham menepuk pundak Yahya, "turutin aja ortu lo, gue tau itu semua demi kebaikan lo," Ucap Ilham .
"Iya si, gue juga di luar negri mau cari jodoh," Ucap Yahya.
Abijal dan Ilham menghembuskan napasnya. Tak lama mereka sudah sampai diwarkop, Ilham duduk, cowok itu memesan kopi.
"Mang mie rebus ditelurin satu," Ucap Yahya sedikit berteriak.
"Mang kopi pahit ,"
Mereka bertiga membuka ponselnya masing-masing.
Ilham melihat galeri yang semua isinya semua poto istrinya, cowok itu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat betapa gabutnya Nadira, ponselnya saja jadi bahan gabutan. Lihat sekarang galeri Ilham hampir 50 puluh poto Nadira, mulai dari yang menyengir, tersenyum,wajah konyol, dan poto istrinya yang sedang manyun.

KAMU SEDANG MEMBACA
ILHAM DAN NADIRA •| END
Romance[Follow dulu sebelum baca!! ] -romance ----------------- "Iya cantik." Nadira tak menyangka ia harus menjadi istri kakak kelasnya, berawal dari kakak kelasnya yang melamarnya tiba-tiba.Dan dimana dia harus mulai terbiasa dengan sikap suaminya mulai...