39. Emosi.

1.8K 163 8
                                    

Aku bingung ini ponakan online kapan lahir, karena semakin lama. Ini cerita makin gak jelas.

Aku tergetin cerita ini akan end pada part 50/60/70 , so kalian enjoy.

Udah pada baca cerita ku yang baru? Gimana menurut kalian?
-----••••

Ilham menatap Nadira tajam, cowok  melihat Nadira yang sedang menundukan kepalanya. "Kamu mau bunuh anak kamu sendiri?! " Tanya Ilham dengan nada berbeda dari sebelum-sebelumnya.

"Kamu mau ngebahayin anak kita? Iya?! " Sentak Ilham kepada Nadira

"Jawab Nadira! " Napas Ilham memburu, emosinya meledak.

Tadi beberapa menit lalu, Nadira ingin meminum kopi, karena Ilham tau kopi itu sangat tidak baik untuk ibu hamil apalagi Nadira yang terbilang masih muda , ia dengan segala emosinya membuang kopi itu.

Pakaian kerja masih menempel di tubuhnya, Ilham dengan kasar membuka dasinya, " Aku kan udah bilang, jangan makanan sama minum yang ngebahayain kamu sama babynya! Tapi kamu?! Apa kamu emang gak mau hamil? Kamu EMANG MAU BUNUH ANAK KITA?! " Bentak Ilham tak tertahan.

Nadira semakin memunduk, mata ia berkaca-kaca, hatinya sakit ketika Ilham membentaknya. Ini salahnya kenapa ia tadi menginginkan durian tadi.

Sebelumnya Ilham tak pernah marah kepada Nadira seperti ini, entah lah sekarang dirinya terpancing emosi, bayangkan saja baru pulang kerja sudah disuguhkan dengan pemandangan Nadira yang ingin meminum kopi sialan itu.

"Kamu emang suka nguji kesabaran aku NADIRA! " Ucap Ilham, pandanganya menggelap, cowok itu mengepalkan tanganya. Dengan cepat ia keluar dari kamar dan menutup pintu kamar itu dengan kencang.

Ilham butuh ketenangan, ia masih sadar bahwa Nadira adalah istrinya, sebelum nanti ia menyakiti istrinya lebih jauh, lebih baik ia pergi sebentar. Menenangkan dirinya.

Dikamar Nadira menangis , cewek itu memegang perutnya yang terasa kram, dia memejamkan matanya "BI ! BIBI!! "

Bi Lastri yang mendengar teriakan majikanya pun langsung kekamar Nadira, bi Lastri tau tadi Ilham memarahi Nadira.

"Non, Non kenapa? " Tanya Bi Lastri khawatir melihat penampilan Nadira yang jauh dikatakan baik.

"Perut Nadira kram bi, " Nadira meringis memegangi perutnya.

Bi Lastri langsung membaringkan Nadira di kasur. Wanita paruh baya itu mengambil air hangat lalu mengompres perut Nadira yang terasa kram.

"Enakan Non? " Tanya Bi Lastri.

Nadira mengangguk, napasnya masih memburu, cewek itu menangis kembali.

"Non jangan nangis atuh, gak baik buat babynya, " Ucap Bi Lastri melihat majikanya menangis.

"Ka-k I-lham bi, " Adu Nadira terbata-bata.

"Nanti juga balik lagi, aden teh lagi emosi, sabar ya Non. " Ucap Bi Lastri meski tak tahu kesalahan apa yang Nadira buat hingga mengakibatkan Ilham marah besar.

Nadira mengangguk dengan mata yang berair, cewek itu menghapus air matanya.

"Udah Non, Non gak mau kan babynya kenapa-kenapa? " Tanya Bi Lastri.

-------•••••

Bughh!

Ilham melampiaskan emosinya kepada samsak didepanya, napasnya memburu, tanganya sudah memerah karena terlalu banyak meninju samsak.

Sedangkan sahabat-sahabatnya hanya menonton tak mau menghentikan aksi gila Ilham. Ada yang berani menghentikan? Siap-siap aja bonyok.

"Sial! " Umpat Ilham menatap samsak didepanya dengan nyalang. Dia kecewa dengan dirinya sendiri kenapa tak bisa mengendalikan emosi di depan Nadira.

ILHAM DAN NADIRA •| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang