Beberapa hari tepat kepergian sang bundanya, Nadira berubah, ya Ilham akui itu, jika biasanya Nadira banyak bicara, sekarang istrinya lebih banyak diam dengan pandangan kosong. Bahkan kesehatan istrinya pun menurun, karena jarang makan, padahal Ilham selalu membujuknya untuk makan.
"Ra," Panggil Ilham pelan, mengelus kepala sang istri.
Nadira mendongak menatap Ilham, " hm? Kenapa, kak ? " Ilham menghembuskan napasnya pelan, "makan dulu yu, aku udah pesenin makanan kesukaanya kamu," Ucap Ilham tersenyum tipis. Ilham sudah memesan kentang balado, dan lauk pauk yang lain untuk Nadira.
Nadira menggeleng pertanda tak mau, "masih kenyang, kak, "
Ilham menghela napasnya, "kamu belum makan dari pagi, Cantik. Yu makan, inget sayang, sehat itu mahal," Celetuk Ilham.
Nadira tersenyum tipis, "kakak, aja yang makan," Ucap Nadira lembut.
Ilham menggeleng, "kalau kamu gak makan, aku juga gak mau makan," Ucap Ilham, masih membujuk istrinya.
"Kakak harus makan, kak, Nadira gak mau kakak sakit,"
"Ya kamu juga harus makan, kalau kamu gak makan aku juga gak mau makan, "
Nadira menghela napasnya lalu mengangguk, "yaudah ayo,"
Ilham merentangkan tanganya, berniat menggendong Nadira, "ayo,sini gendong, " Ucap Ilham tersenyum menggoda.
Pipi Nadira memerah, cewek itu hendak turun namun Ilham lebih dahulu mengangkat tubuh Nadira, hingga Nadira kini berada di gendongan ala koala Ilham.
"Kak,turunin," Rengek Nadira.
Ilham berjalan, kepala cowok itu menggeleng, "nggak mau,"
"Aku masih bisa jalan lo kak"
"Aku juga bisa gendong kamu loh,"
Nadira memutar bola matanya malas, cewek itu diam ketika Ilham berjalan turun dari tangga.
---•
"Lauknya mau apa?" Tanya Ilham ketika sudah sampai di meja makan.
Nadira menatap beragam lauk pauk diatas meja makan, "kentang balado, sama ayam goreng," Tunjuk Nadira.
Ilham terkekeh, "suka banget sama ayam goreng hm? Kaya si Ipin," Ucap Ilham lalu mengambil lauk pauk yang diinginkan Nadira.
"Aku, suapin aja ya," Pinta Ilham.
Nadira menggeleng, "nggak, aku bis---"
"Bisa sendiri?" Potong Ilham menaikan satu alisnya. Cowok itu menggeleng lalu memberikan suapan pertama kepada Nadira. Cowok itu menyuapi Nadira dengan tangan.
Nadira menerima suapan Ilham, namun sebelum itu membaca doa dulu.
"Makan yang banyak, biar pipinya makin gede," Ucap Ilham seraya membersihkan sudut bibir Nadira menggunakan jempol.
"Aku gak gendut loh kak " Ucap Nadira cemberut lalu memakan suapan Ilham lagi.
Ilham tersenyum, "iya gak gendut, tapi seksi," Ilham tersenyum menggoda.
Refleks,Nadira memukul tangan suaminya, tak kencang namun membuat Ilham tersentak kaget, "ssshhh, sakit, astaghfirullah," Ilham meringis.
Nadira mencebikan bibirnya, " Orang gak kenceng ini, mukulnya,"
Ilham menggeleng-gelengkan kepala, "nih. A, lagi," Ilham memberikan suapan terakhir. Nadira membuka mulutnya, lalu mengambil air putih.
Ilham tersenyum tulus, menatap istrinya yang yang sedang meminum air putih. Seenggaknya sekarang Nadira lebih merasa baik, "Ra," Panggil Ilham, ingin menanyakan sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ILHAM DAN NADIRA •| END
Romance[Follow dulu sebelum baca!! ] -romance ----------------- "Iya cantik." Nadira tak menyangka ia harus menjadi istri kakak kelasnya, berawal dari kakak kelasnya yang melamarnya tiba-tiba.Dan dimana dia harus mulai terbiasa dengan sikap suaminya mulai...