42. Happy birthday and new home

1.9K 170 9
                                    

"Kita mau kemana si? " Tanya Nadira kesal.

Bagaimana tak kesal? Tadi Ilham menyuruhnya buru-buru, dan sekarang yang lebih menyebalkan adalah Ilham menutupi matanya dengan kain. Maksudnya apa coba?

"Sabar, Ra. Astaghfirullah, bentar lagi sampe, " Ucap Ilham seraya menggendong Cakra.  Mereka sedang berada dimobil, dan yang menyupir adalah mang Barjo.

"Alzar gimana? " Tanya Nadira, ia tak bisa kalau tak tahu kondisi anaknya selama semenit saja.

"Gak gimana-gimana, " Sahut Ilham menatap Cakra yang juga sedang menatapnya.

"Apa hm? Mau mimi? Nanti dulu okay, kalau udah sampe, " Ucap Ilham seraya mencium gemas Cakra.

Nadira mengerucutkan bibirnya, " Kak bukain deh, Alzar pengen mimi itu, " Mimi yang dimaksud adalah susu.

Ilham tersenyum, "nggak, ya kan anak Daddy yang ganteng? " Ucap Ilham, Cakra yang melihat Daddynya tersenyum pun ikut tersenyum.

Ilham melongo melihat nya, " Cakra, anak siapa si? Ganteng banget? " Ucap Ilham dengan bodoh.

"Anak kita itu! Masaiya iya anak setan, " Ucap Nadira galak.

Ilham meringis, "iya-iya galak amat ni Umanya cak, " Adu Ilham kepada Cakra, putranya.

»»——⍟——««

Keluarga kecil itu kini sudah sampai di gerbang menjulang tinggi. Ilham mengode mang Barjo untuk membuka gerbang itu.

Gerbang terbuka lebar, Ilham menyerahkan Cakra kepada bi Lastri. Ilham menuntun istrinya berjalan , cowok itu belum membuka penutup mata nya Nadira.

"Udah siap? " Tanya Ilham.

Nadira mengangguk mantap, percayalah ia sudah tak tahan ingin mencopot kain yang menghalangi pandanganya sedaritadi.

Dengan perlahan Ilham membuka penutup mata itu. Nadira mengerutkan kening-nya ketika cahaya masuk kedalam retinanya. Ia membuka matanya secara perlahan dan pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah rumah yang begitu besar dan modern.

Pikiranya mendadak blank.

"Rumah siapa? "Tanya Nadira tanpa menatap Ilham.

" Happy birthday, Happy birthday sayang. Kamu suka gak kadonya? " Ilham malah bertanya balik, ia menatap istrinya dengan lembut.

Nadira mematung, bahkan ia tak ingat sekarang tanggal lahirnya. Cewek itu menatap Ilham dengan mata berkaca-kaca. "Ini rumah--? "

"Kita, Cantik. Kamu suka? " Tanya Ilham tersenyum lembut, ia menghapus air mata yang berada di pipi istrinya.

Nadira mengangguk, cewek itu memeluk Ilham erat, entah lah ia merasa beruntung karena bisa berjodoh dengan laki-laki yang selalu membahagiakan nya, lemah lembut dan pengertian.

Nadira beruntung, sangat beruntung, memiliki Ilham.

»»——⍟——««

Nadira melihat-lihat ruangan rumah barunya, ia akui Ilham memang sangat pandai mendisain, bahkan rumah ini terkesan moderen.

"Kak, kakak bikin rumah ini dari kapan? " Tanya Nadira, ia sedang menggendong putranya.

"Semenjak kamu hamil 2 bulan, aku rencana buat rumah, sebenarnya si waktu kamu hamil 8 bulan rumah ini udah jadi , " Nadira melototkan matanya, jadi Ilham tak memberitahu dirinya? Apa-apaan ini??

"Ko gak kasih tau aku?! "

Ilham tersenyum maklum, ia sudah menduga hal ini akan terjadi, "maaf sayang, kan aku mau bikin suprise buat kamu, sama Cakra juga, " Sahut Ilham mengelus kepala Nadira dengan lembut.

Nadira menghembuskan napasnya, "makasih ya kak, " Nadira mengecup pipi Ilham sekilas.

"Sama-sama, " Ilham menatap Cakra yang sedang tertidur dengan mulut terbuka.

"Mingkem Cak, nanti ilernya keluar, " Ilham mencoba merapatkan bibir Cakra dengan telunjuknya.

Sontak Nadira langsung menggeplak tangan Ilham,
" Kak nanti Alzar bangun! " Nadira melototkan matanya.

"Ampun nyai, " Ilham menyengir, ia memasang wajah konyolnya.

»»——⍟——««

Kini Nadira sedang berbaring menyamping seraya tanganya menepuk-nepuk pelan bokong Cakra supaya cepat tertidur.

Sesekali mata Nadira mengintip apakah Cakra sudah tertidur apa belum.

"Senangnya dalam hati, punya istri 3,"

Nadira langsung menoleh kepada suaminya yang sedang bernyanyi, "kak diem, Alzar mau tidur ini, " Ucap Nadira sedikit pelan.

Ilham yang sedang mengeringkan rambut seraya bernyanyi pun menutup mulutnya, lalu memberikan cengiran kepada Nadira.

Nadira melanjutkan menidurkan Cakra, setelah benar-benar tertidur ibu satu anak itu menggendong Cakra dan membawanya ke tempat tidur bayi yang terletak di samping kasur mereka.

Nadira duduk di kasur seraya melihat ponselnya sebentar setelah itu pokus lagi kepada suaminya yang sedang mengeringkan rambut , " Kasih vitamin kak, biar sehat, " Ucap Nadira titah memakaikan vitamin rambut untuk rambut suaminya itu.

"Iya sayang iya, " Ilham memakaikan vitamin rambut ke rambut nya itu, cowok itu menyugarkan rambutnya lalu menatap Nadira.

Ilham berjalan dan duduk di samping Nadira, cowok itu menatap Nadira dari atas sampai bawah. Sedangkan Nadira yang ditatap seperti itu mengerutkan keningnya, apakah dirinya jelek? Apa penampilanya sudah tak seperti dulu lagi.

"Aku jelek ya kak? " Tanya Nadira.

Sekarang ilham yang mengerutkan keningnya, "kata siapa? Kamu cantik, " Ucap Ilham mendekatkan dirinya dengan tubuh istrinya itu.

"Kakak liatin aku kaya gitu? "

Ilham terkekeh, "kamu lucu sayang, apalagi pake daster kesannya kaya mamah hot, " Ilham menaik turunkan alisnya.

Nadira memukul tangan Ilham hal itu membuat Ilham terkekeh , dia mengelus kepala Nadira yang rambutnya sedikit berantakan.

" Gak asik Cakra udah tidur, padahal aku mau main sama dia, " Ucap Ilham melihat ke arah tempat tidur Cakra.

Nadira tersenyum, cewek itu menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya, Nadira memejamkan matanya ketika usapan lembut dari sang suami.

"Cape hm? " Tanya Ilham.

Nadira tak menjawab, cewek itu sibuk memainkan ujung kaus suaminya. Ilham memeluk pinggang Nadira erat.

"Sayang, " Panggil Ilham, dengan lembut.

Nadira mendongak, mata bulatnya menatap Ilham yang sedang tersenyum, Ilham terkekeh mencium mata Istrinya.

"Kenapa kak? " Tanya Nadira .

Ilham menatap Nadira dalam, "aku mau kamu, sayang." Ucapnya tersenyum tengil, mata cowok itu menyayu menatap Nadira dari bawah.

Nadira menatap Ilham, ia tau apa maksud suaminya, namun dia tak menjawab menunggu kelanjutan nya, "tapi kalau kamu cape juga gapapa, kita pending dulu," Ucap Ilham ketika tak menerima jawaban dari Nadira.

Nadira menegakan tubuhnya, "I'm yours, " Ucapnya tersenyum manis.

Ilham menaikan satu alisnya, "kamu gak cape kan? " Tanya Ilham memastikan.

Nadira menggelengkan kepalanya, dia sama sekali tak cape, apalagi soal melayani suaminya.

Senyuman miring tercetak dibibir Ilham, cowok itu memajukan wajahnya, " Siap-siap gak bisa jalan sayang! " Ujarnya menyeramkan.

Nadira membulatkan matanya, wajah Ilham kali ini sangat menyeramkan, cewek itu meneguk ludahnya susah. Sebisa mungkin ia tak boleh gugup.

Setelah itu---ya you know lahh haha.

----••••

Maaf khilaf lagi😭

Enaknya up kapan lagi ya?

ILHAM DAN NADIRA •| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang