58. AKHIR DARI SEGALANYA [END]

994 85 41
                                    

Ini part terakhir, jadi sad end atau happy end kalian terima ya hehe....

Kalau cerita ini udah selesai jangan dulu dihapus ya, karena aku bakal ngumumin cerita baru aku lagi. Atau mungkin sequel? Mybe.

Okee!! Cekedot.

Baca yang teliti jangan terkecoh.

Selamat membaca pembacaku......

---

"Harusnya kamu ngalah. " Ucap Nadira dengan cemberut, wajahnya memerah padam melihat Ilham yang sedang tertawa pelan.

"Aku ngalah mulu gak bakal menang." Sahut Ilham.

Nadira menatap handphonenya, disana terlihat permainan ludo sudah dimulai sedari tadi.

"Ihhh." Nadira mencebikan bibirnya dengan lucu. Hal itu membuat Ilham gemas sendiri, ia mencium pipi Nadira dengan gemas.

"Marah muluu, cepet tua nanti." Ilham dengan jahilnya mencubit pipi Nadira yang tembam.

Ilham menggelengkan kepalanya, ia menutup ponsel itu lalu menaruhnya di lemari kecil dekat kasur mereka.

"Udah dong, sensi mulu. Sini tiduran." Bujuk Ilham, ia merebahkan dirinya dengan sebelah tangan terlentang.

Nadira menatap Ilham dengan pandangan masih tak mengenakan, namun tak ayal cewek itu merebahkan dirinya dekat Ilham.

Tangan Ilham bergerak penepuk kepala Nadira, ia menatap wajah Nadira yang masih saja kesal.

"Kenapa si? Pms, hm? " Tanya Ilham, tumben sekali istrinya ini marah karena hal sepele, bahkan dikatankan hanya karena game.

Nadira menggelengkan kepalanya, ia memeluk ilham dengan erat, nyaman sangat nyaman.

Ilham lagi-lagi mengerutkan keningnya keheranan, kenapa istrinya ini? Tadi marah sekarang berubah jadi manja.

"Kamu sakit? " Tanya Ilham. Lagi.

Nadira menggelengkan kepalanya, "nggak kak, cuman mau peluk aja. Kenapa ga boleh? " Tanya Nadira mulai ngegas di akhir kata.

Ilham meringis, "ngga sayang, tumben banget kamu kaya gini. Kenapa si? " Tanya Ilham dengan halus, takutnya istrinya malah marah karena perkataan dirinya.

Nadira terdiam, ia sendiri juga bingung ada apa dengan dirinya? Kenapa mood nya berubah-ubah, padahal ia tak pms.

Nadira mengingat kejadian dimana tadi ia memarahi Cakra karena bocah itu memakan kue cake buatanya, padahal ia tak pernah marah jika Cakra memakan makanan buatan dirinya.

Ada apa dengan dirinya?

"Kamu hamil? " Tanya Ilham.

Nadira membeku, ia mengerutkan keningnya. Benarkah?

"Gak tau.. "

----•••

Tak terasa kini matahari sudah mulai muncul. Nadira sedang masak nasi goreng untuk suami dan anak-anaknya.

Wanita itu mematikan kompor setelah nasi goreng itu jadi, lalu menyeduh dua gelas susu untuk Cakra dan Genta.

Nadira tersenyum menatap bi Lastri, pembantunya. "Bi, maap nanti anak-anak bangunin ya. Aku mau ke kak Ilham dulu." Ucap Nadira yang di angguki oleh Bi Lastri.

Nadira tersenyum, ia mengambil nampan lalu mengambil sepiring nasi goreng dan segelas air putih untuk suaminya itu.

Nadira menuju ke lantai dua dimana kamarnya berada, ia membuka kamarnya.

ILHAM DAN NADIRA •| ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang