016.

394 39 97
                                    

In order to write about life first you must live it.

__

SELAMA perjalanan keduanya tidak ada yang memulai obrolan, hanya ada lagu yang terputar di radio tape milik gadis cantik itu. Namun, satu hal yang ia sadari dari lelaki disampingnya saat ini.

Ternyata selera musik keduanya sama, dapat dilihat dari gerak gerik Naka kalau ia sangat menikmati lagu yang sedari tadi terputar dari Bluetooth ponsel Tsabina.

"Lo suka Arctic monkeys juga?"

"Iya."

"Lo juga?" sambung Naka bertanya padanya.

Tsabina mengangguk semangat. "Gue juga suka The 1975, Keshi, CAS, 5 SOS, Day6, Frank ocean,  banyak sih. Kalo lo suka apa aja?"

"Yang lo sebut tadi, penyanyi yang gue suka."

Gadis itu ber-oh ria sambil tersenyum sumringah, seperti ada yang membuat hati kecilnya bahagia kala mendengar ucapan lelaki itu. "Menarik," batinnya.

Disisi lain, Naka sibuk mengotak atik ponselnya memberikan kabar kepada orang yang ingin ia kabari. "Di depan sana ada minimarket, gue turun disitu aja." ucap Naka tiba-tiba membuat gadis itu mengangguk kikuk.

"Thanks udah kasih tebengan," ucap Naka dari luar pintu sambil memasang jaket kulitnya.

"Iya, sama sama."

Tsabin melirik ke arah belakang mobilnya membuat Naka menatap gadis itu bingung, "Cari apa?" ucap Naka.

"Hah? Oh engga ini lo kenapa minta turunin di depan mini market deh, lagi nunggu temen lo atau apa? Takut lo diculik." cerocos Tsabin membuat Naka sedikit merasakan hawa yang aneh.

"Gue nunggu motor gue."

Tsabin ber-oh ria, dan mulai berpamitan dengan lelaki tersebut. Tak lama setelah mobil milik gadis itu menjauh dari hadapan Naka, motor sportnya juga tlah tiba diantar oleh bengkel langganannya.

***

Seperti biasa harus bangun pagi dan menjalankan hari-hari yang padat ini dengan kegiatan pertama ialah belajar. Pagi ini pelajaran pertama sudah membuat murid-murid misah misuh karna pagi-pagi sudah harus berkutat dengan pelajaran Matematika yang sangat amat dibenci.

Pagi ini juga seakan didukung oleh alam semesta karna pelajaran pertama langsung disambut oleh hujan diluar sana. Semua murid murid terfokus pada buku dan materi materi yang guru berikan sampai bunyi bel istirahat berbunyi, "Oke semua saya akhiri pembelajaran hari ini, sebelum itu saya ingin memberikan tugas kelompok untuk kalian semua."

"Untuk pembagian kelompok sudah saya kirim via email ya, tolong cek email kalian masing-masing."

"Baik Miss,'

Setelah melihat isi email yang tlah dikirimkan oleh sang guru, masing-masing murid mulai berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk menentukan mengerjakan tugas tersebut dimana.

"LAH!" pekik Nadine membuat seisi kelas menatap gadis itu bingung,

"Nad, gak usah teriak bisa gak sih? Lo teriak kenapa sih." ucap Tara

Nadine hanya bisa tersenyum seraya menampilkan deretan gigi putihnya, "Ini kita serius sekelompok sama si Naka?" bisik Nadine.

"Iyalah, lo gak bisa baca tuh isi email miss Seira?" cibir Tara,

Tsabin hanya tersenyum mendengar perdebatan kecil kedua temannya yang tak ada habisnya. Lalu beralih melirik ke arah belakang mejanya menemukan sosok lelaki yang tengah mengotak atik ponsel tanpa menghiraukan ributnya seisi kelas.

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang