You must be the change you wish to see in the world.
__
GADIS itupun langsung menyusul Naka, dan menyamakan langkah kakinya dengan Sang Lelaki. Jujur Tsabina hanya membawa 3 buku saja, sedangkan Naka? ia membawa 10 buku dengan santai dan tanpa sepatah katapun.
"Ehem!"
Tsabina mencoba mencairkan suasana di antara keduanya, dan mencoba membuka obrolan kepada Lelaki yang masih menggunakan airpodsnya. Ia tahu sekali bahwa lelaki itu sepertinya tidak ingin diganggu tapi apa salahnya mencoba mengajaknya mengobrol?
"Ka, lo abis dari mana tadi? Kok ada diluar gini. Gak masuk mapel Sir Kinos?"
Tak ada jawaban apapun dari Naka. Dan Tsabina menyerah untuk mengajak Lelaki itu mengobrol, tak terasa keduanya sudah sampai di perpustakaan dan mengembalikan seluruh buku-buku tersebut. Lalu Naka kembali berjalan lebih dulu dari Tsabina, membuat Tsabina harus mengejar dan menyamakan kembali langkah keduanya.
Gadis itu tersenyum manis, dan berkata "Thanks ya Ka! Udah dibantuin bawa bukunya, sorry ngerepotin." Ucapnya sembari tersenyum manis menghadap Naka.
"Ngerepotin."
Satu Kalimat itu sukses membuat senyuman Tsabina luntur. Mengapa lelaki ini tidak bisa bersikap manis? kenapa kaku sekali. Kaya kanebo kering.
Kesal karna mendengar jawaban dari Lelaki di sampingnya, Gadis itu pun menghembuskan nafas nya kesal. Pertanda ia marah. "Idih, yang nyuruh bantuin juga siapa si? enak banget ngatain gue ngerepotin." Gumam Tsabina yang sebenarnya masih dapat di dengar jelas oleh Naka karna airpods lelaki itu tidak lagi memutar lagu. Jadi semua omongan yang Tsabina katakan dan lontarkan sebenarnya dapat Naka dengar.
Sesampainya di depan pintu kelas, Lelaki mengetuk lalu masuk ke dalam kelas yang sudah berisikan Guru yang sudah mengajar selama 10 menit. Guru tersebut langsung melirik ke arah Naka dan Tsabina, "Kalian berdua dari mana saja?" Tanya Sir Kinos santai.
"Ngembaliin buku-buku ke library, Sir." Ucap Naka menyerobot pertanyaan yang Sir Kinor tanyakan kepada keduanya, sebelum Tsabina menjawab. "Silahkan, duduk." Perintah Sir Kinos yang tanpa basa basi langsung dilaksanakan oleh Naka, dan disusul oleh Tsabina.
Disisi lain, barusaja Gadis itu duduk ke mejanya kedua sahabatnya langsung memberikan isyarat lirikan mata dan isyarat mulut. Membuat Tsabina mengerutkan dahinya bingung, "Lo kok bisa bareng Naka?" Ujar Nadine tanpa suara.
Ia pun memberikan isyarat sesuai apa yang terjadi padanya, tetapi dikarenakan Nadine tidak cukup mengerti apa saja yang tlah terjadi pada keduanya membuat Nadine bertanya kembali. "Iya gue tau lo berdua balikin buku, tapi kok bisa berdua?" Bisik Nadine dan disusul oleh balasan dari Sang Puan.
"Bisa-bisa aja."
"Ah elah Sa," Nadine memelas dan kecewa melihat respond Tsabina yang tidak menjelaskan secara detail. Sedangkan Lelaki yang tepat di belakang sang Gadis itu, terfokus dengan pembelajaran di depan papan tulis tanpa menghiraukan kebisingan oleh Kedua Gadis tersebut.
📍 KANTIN
Barusaja ketiga gadis cantik memasuki kawasan Kantin, segerombolan Lelaki tampan yang sudah diakui oleh Sekolah itu dan sekolah lainnya, mendekat ke arah Nadine, Tsabina, dan Tara. Dengan wajah mereka yang tegas.
"Makan bareng yuk," Ajak Arka berbicara dengan wajah yang dekat ke arah Tsabina,
Membuat seisi kantin melirik ke arah mereka semua, ditambah senyuman yang tercetak di wajah Arka. Sang Puan menghela nafas gusar, "Bisa nggak usah deket-deket gak ngomongnya?" perintah Tsabina sembari menoyor kepala Sang Tuan agar menjauh dari wajah nya. "Ok," Balasan singkat oleh lelaki itu, dan menarik tangan Tsabina ke arah meja.
![](https://img.wattpad.com/cover/288519210-288-k71850.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLIES
Teen Fiction( WHAT DOES HOME MEAN TO YOU ? ) Mempunyai wajah tampan memanglah idaman setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Begitu pula dengan lelaki dengan wajah tampan dan sikap dingin yang sudah mutlak dalam dirinya, hanya kata itu yang paling cocok mende...