Don't you worry your pretty little mind, people throw rocks at things that shine.
__
MALAM ini, adalah malam terakhir mereka semua di tempat tersebut. Yang berarti acara camping ini akan berakhir malam ini jua, dan acara terakhir pada malam ini ialah api unggun tetapi karna hal tersebut sudah sangat biasa. Akhirnya, pihak panitia memberitahukan bahwa tak hanya api unggun melainkan ada kembang api juga, yang mereka bisa mainkan. Namun tetap harus berhati-hati.
"Selamat menikmati acara malam ini sekaligus acara terakhir kita pada camping ini." Ucap Miss Seira pada seluruh siswa siswi, dan mendapat tepuk tangan yang meriah oleh semua murid.
Api unggun mulai di nyalakan, di iringi dengan musik yang terdengar di speaker yang di nyalakan oleh Panitia acara.
🎶 Good Days - Sza
Kembang api mulai di berikan kepada seluruh murid, dan mereka semua mulai menyalakannya. Semuanya tampak bahagia, sungguh, rasa yang selalu ingin diputar terus menerus kebahagiaan seperti ini. Berharap ini akan abadi dan tak terlupakan,"Hey, look at here!" Seru Naka menoel bahu milik gadis cantik dengan penampilan yang selalu manis. Gadis yang tengah tertawa karna menikmati moment ini pun langsung menengok ke arah Naka — Alana. CEKREK! flash yang menyala dari kamera milik Naka berhasil memotret gadis itu, "Cantik," ucapnya.
Membuat pipi milik gadis itu merah merona. Gemes. Lelaki yang asik dengan kameranya pun semakin menggoda Alana dengan memotret gadis itu berulang kali.
Sedangkan, di sisi sebelah kiri sana ada Arka dan juga Tsabina yang tengah menikmati kembang api tersebut. Tak lupa dengan bercanda gurau bersama gadis itu, "Photo yuk," ajak Arka mendapat anggukan oleh Sang Gadis. Lalu setelahnya ia memanggil seseorang untuk memotret, "TAR! Sini bentar." panggil Arka, membawa langkah Tara mendekat ke arah keduanya. "Photoin gue sama Tsabina."
Kamera handphone milik Arka dipegang oleh Tara dan ia mulai menjepret gambar, Sang Tuan merubah pose nya menjadi merangkul pinggul Tsabina dan sang pemilik jua menyandarkan kepalanya di bahu Arka. Dan tangan sebelah kanan Sang Tuan memegang kembang api. Romantis. Yang sukses membuat Nadine berteriak histeris.
"ANJINGGGGG!"
"LO BERDUA JANGAN GITU, GUE NGIRI YA JING. LEPAS KA LEPAS!" Nadine memisahkan tangan Arka yang dari pinggul Tsabina lalu menepisnya menjauh dari sana, untuk tetap menjaga kewarasan Nadine yang melihat kedua insan itu semakin lama semakin mesra.
"Gue aduin Om Jayden lo, Ka!"
Arka menatap Nadine dengan tatapan malas. "Nad, lo mau sate padang nggak?" tanyanya kini dengan raut wajah serius. Ia menatap curiga ke arah Arka. "Mau. Kenapa? Lo mau nyogok gue? Nggak mempan." ucapnya penuh bangga,
"Yaudah kalo lo nggak mau, gue si nawarin doang. Nggak ada unsur nyogok."
"MAU!"
Sontak teman-teman Arka, Tara, dan kedua insan itu tertawa gelak. Dareel menyeletuk Gadis itu, "Ah elah murah amat sogokan lo, Nad. Mahalin dikit lah." Ujarnya mendapat tatapan sinis oleh Nadine.
"Sate padang tu segalanya, jangan salah lo!"
——
"Gue cabut duluan ya!" Pamit Tara kepada kedua gadis yang tengah menggunakan masker, di rumah Tsabina. Nadine dan pemilik rumah itupun mengerutkan dahinya bingung, "Mau kemana?"
Tara sempat diam sejenak. Lalu melanjutkan ucapannya, "Mau jalan sama Lukas," balasnya yang mendapat teriakan kaget oleh Tsabina maupun Nadine. Sejak kapan Tara dan Lukas seakrab itu untuk jalan bersama? Mereka aja nggak pernah loat Tara dan Lukas berduaan.
"Sejak kapan lo berdua deket?"
"Bentar. Deket gimana dulu?" Tsabina memotong pertanyaan Nadine,
"Gue nggak punya banyak waktu buat jelasin sekarang. Soalnya Lukas udah didepan nggak enak kalo malah bikin dia nunggu lama, gue janji bakalan cerita secara detail tapi nggak sekarang! Gue cabut dulu. Bye Nad, Tsa!"
Nadine dan Tara yang masih dengan masker wajahnya itupun hanya bisa melongo, asli. Ini sebuah plot twist banget untuk ukuran Lukas dan Tara? Iya tau Lukas memang se-friendly itu untuk dekat bersama para betina. Tapi? ini Tara? wow.
Tsabina melirik ke arah Nadine, keduanya saling bertatapan. "Lo ngerti Nad?" tanyanya. "Nggak! Lo?"
"Nggak juga."
"Terus kita ini harus kaget atau gimana?"
"Kaget." Balasa Tsabina singkat.
***
H-5 Acara pentas seni NIHS, semua panitia serta yang ada dalam rangkaian acara ikut sibuk mempersiapkan segala sesuatu yang memang harus dipersiapkan. Termasuk dengan panggung, bazar, dan lain-lainnya. Pensi acara sekolah ini akan digelar dalam 3 hari berturut-turut, dengan rangkaian dan tema acara yang berbeda di tiap hari nya. Tiket pun dibuka untuk umum, tak hanya warga NEO saja yang dapat menonton dan menikmati acara tersebut.
Keadaan sekolah sangat ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang membawa barang-barang untuk mempersiapkan panggung dan menata ulang tempat.
Dengan kaos hitam dan celana hitam, dipadukan kalung yang tergantung sempurna di leher jenjang milik Lelaki yang tengah sibuk dari pagi sampai sore ini mengatur dan mempersiapkan acara. Sampai sebuah teriakan suara terdengar di telinganya, "KETOS!" teriakan oleh Lukas mampu membuat Dareel mendekat ke arah teman-temannya.
"Wihh ini nih ketos kita." Goda Lukas kembali,
Dareel langsung menoyor kepala temannya. "Bacot, Kas." ucapnya dan lanjut bertos ria dengan teman-temannya. "Progress udah sampe mana?" Naka menatap ke arah Dareel menunggu jawaban oleh Lelaki itu.
"Udah 85% lah kira-kira. Paling sisa tinggal masang lampu-lampu buat di panggung, itu udah mulai dipasang."
Ia mengangguk paham. Setelahnya kelimanya didatangi oleh seorang gadis cantik dengan pakaian kemeja putih lengan panjang yang ia lipat, serta rok yang tidak terlalu panjang berwarna coklat ditambah dengan tas hitam yang ada di bahunya. Dengan kaca mata yang bertengger di batang hidungnya, menyapa kelima lelaki tampan yang asik mengobrol itu. "Hey, guys!" Sapanya sembari tersenyum.
"Wow. Long time no see!" ujar Lukas menyapa Sang Gadis, "Betah lo di Makassar? Sampe kaga pulang-pulang." timpal Haekal.
"Eh! Tolong digaris bawahi gue ke Makassar karna pertukarakan pelajar, bukan karna gue betah nggak mau balik ke sini."
Mendengar ocehan dari mulut Gadis cantik itu membuat kelima Lelaki tampan semua itu terkekeh.
Derap langkah demi langkah membawa ketiga Gadis cantik itu ke arah segerombolan orang-orang yang tengah asik mengobrol bersama, nyatanya, kehadiran ketiganya disadari oleh Arka membuat Lelaki itu untuk menyuruh segera ketiganya mendekat. Saat Tsabina sampai di dekat mereka semua, Gadis dengan kacamatanya itu menyapa terlebih dahulu, "Lo- Ah iya gue inget lo, lo Tsabina kan?" ucapnya membuat Tsabina bingung.
"Iya?" Jawabnya ragu. Gadis cantik itu langsung menyodorkan tangannya, "Gue Nerissa. Pacarnya Arka." Tuturnya sontak membuat Tsabina kaget. Ditambah dengan teman-teman Arka.
"Sorry? Pacar?"
Gadis yang dikenal dengan nama Nerissa Swastika Thandie, itupun mengangguk. "C'mon Nerissa? Jangan gini." Dareel menatap kearah Gadisnya dengan tatapan serius,
Sontak Gadis itu tertawa gelak. "Gue becanda, Tsab. Sorry-sorry."
Haekal dan Lukas pun menggoda Gadis yang tengah menarik nafas lega, mereka tahu betul bahwa Tsabina dan Arka sudah memang ditahap saling mencintai dan tak bisa lepas. "Kasian anjir Ner, anak orang sampe kaget." Lukas terkekeh kecil. "Lega mbak?" bisik Haekal pada Tsabina. "Berisik lo berdua." Ia membalas bisikan oleh Lelaki itu,
***

KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLIES
Novela Juvenil( WHAT DOES HOME MEAN TO YOU ? ) Mempunyai wajah tampan memanglah idaman setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Begitu pula dengan lelaki dengan wajah tampan dan sikap dingin yang sudah mutlak dalam dirinya, hanya kata itu yang paling cocok mende...