022.

406 32 80
                                    

Live life to the fullest, and focus on the positive.

__

MALAM hari di kediaman, Tsabina. Gadis itu tengah bersantai di ruang Keluarga bersama Jayden dan Jevo.

Jevo, yang sibuk dengan laptop di depannya. Dan Jayden yang sibuk mengecek berkas-berkas penyelidikan dan lainnya. Sedangkan gadis cantik itu tengah asik menonton film di layar televisi.

"Pada sibuk banget sih, pada ngerjain apa?" tanya Tsabina penasaran. "Abang ngapain?"

"Ngecek data."

"Kalo Papa?" Tsabina melirik ke arah Jayden.

"Ngecek hasil penyelidikan, Adek. Kenapa?" tanya Jayden melirik sang puteri.

Tsabina, menggeleng pelan. Lalu tersenyum ke arah Jayden dan Jevo, yang langsung mengundang tatapan yang susah di artikan, "Kamu kenapa sih, Dek?" ujar Jevo.

"Permintaan Adek, kemarin. Gimana?"

Kedua lelaki itu saling memandang satu sama lain, sambil memikirkan sesuatu yang ntah itu apa. Jayden menghela nafas dan bersedekap dada, "Kamu beneran mau?"

Pertanyaan dari Jayden mengundang anggukan antusias oleh gadis cantik tersebut.

"Nggak mau di pikirin dulu?"

"Kan aku nggak tinggal di sana setiap hari? Kalo aku lagi suntuk aja baru kesana." tuturnya.

Jevo, bergidik ngeri. "Kalo kamu kenapa napa, nanti Abang sama Papa susah loh, Dek. Mending di batalin aja udah enak juga disini masa pindah sih."

Tsabina menunduk lemas. "Izin nya belum turun ya?"

Jayden, mengelus pucuk kepala sang puteri. "Kita obrolin besok besok ya? Kamu naik ke atas gih, udah malem." titah sang Papa.

"Ok." balasnya lesu, meninggalkan ruang keluarga.

//

Keesokan harinya, langkah demi langkah mulai terdengar sebuah kaki menuruni anak tangga. Memperlihatkan seorang gadis dengan pakaian casual, serta rambut yang sudah ia catok.

Sesaat gadis itu sampai di anak tangga terakhir, ia berjalan ke arah meja makan yang sudah memperlihatkan Jevo dan juga Jayden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat gadis itu sampai di anak tangga terakhir, ia berjalan ke arah meja makan yang sudah memperlihatkan Jevo dan juga Jayden. Tengah menikmati sarapan yang sudah disediakan.

"Morningg, Papa Abang."

"Morning, cimol." ledek Jevo,

"Good Morning." timpa Jayden mencium pucuk rambut Tsabina.

Tsabina mengernyit sebal ke arah Jevo. Baru juga ia merasa paginya indah, eh ia lupa bahwa Jevo akan memberinya candaan yang bisa merusak suasana paginya.

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang