031.

316 28 105
                                    

A negative mind will never give you a positive life.

__

DISINI lah keduanya berada, Lapangan utama. Tsabina dan Jevano terpaksa harus melakukan hukuman yang diberikan oleh Miss Fika, dikarenakan keduanya terlambat untuk mengikuti pembelajaran pada hari itu.

Keduanya sudah menghadap ke arah tiang Bendera, sembari hormat dan menatap Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Lambat laun matahari mulai memperlihatkan wujudnya, dengan sinar cerahnya yang membuat Sang Gadis sedikit menutup matanya.

Jevano, yang melihat itupun hanya bisa melirik sekilas. "Kalo cape, istirahat aja Sa. Biar gue yang nerusin hukumannya." ucap Jevano enteng.

"Nggak. Gue gapapa, Jev."

Sang lelaki pun mengangguk pelan, dan beralih menengadahkan kepalanya kembali ke arah Sang Merah Putih. Dari kejauhan Naka, Lelaki itu tengah membawa beberapa buku milik Miss Nada, beserta Sang Guru disebelah kanannya. Sepanjang lorong kosong itu, Naka bisa melihat pemandangan dua orang siswa dan siswi tengah melaksanakan hukuman.

Tetapi, ia merasa tidak beres dengan Gadis yang berada disebelah Jevano. Makin kesini gerak gerik gadis itu sangat mencolok bahwa Sang Gadis akan-

BRUKK..

Ya, tebakan Naka benar. Tsabina akhirnya ambruk jua, membuat Jevano kebingungan serta panik melihat keadaan gadis cantik tersebut. Naka dan Miss Nada yang juga melihat kejadian itu segera mendekat, tentunya Lelaki itu mendekat karna ajakan Sang Guru.

"Kenapa ini?" tanya Miss Nada menatap ke arah Jevano,

"Nggak tau Miss, kita berdua lagi dihukum sama Miss Fika karna telat masuk kelas. Terus tiba-tiba aja Tsabina pingsan." Jevano berusaha menjelaskan dari awal mula mereka kenapa berada di Lapangan tersebut.

Miss Nada mengecek nadi tangan milik gadis cantik itu, dan melirik ke arah Naka. "Naka, kamu tolong bawa Tsabina ke UKS. Urusan Buku biar Jevano yang bantu saya, sekalian Miss mau memberitahu Miss Fika." ujarnya.

Naka menggendong Tsabina ala Bridal Style. Dengan langkah besar lelaki itu kini sudah berada di UKS, dengan telaten dan juga hati-hati Naka merebahkan Tsabina ke atas brankar.

Ketika hendak membuka knop pintu, lelaki itu merasa tidak enak jika langsung meninggalkan Sang Gadis disana sendirian. Akhirnya, Naka memutuskan untuk menunggu Tsabina sampai gadis itu siuman.

"Gue gak pernah ninggalin lo.."

"Gue gak pergi.. gue masih disini."

Lelaki tampan yang duduk sembari memainkan handphone nya disamping brankar itupun mengerutkan dahinya bingung, dan menatap ke arah Sang Gadis dengan mata yang masih tertutup rapat itu. "Ngelindur?" gumam Naka.

***

"Na, lo basket gak?" ajak Lukas,

Haekal menoyor kepala Lukas, "ANJING!" ucap Lukas hendak menoyor kepala Haekal, tapi lelaki itu dengan cepat menghindar dari toyoran tersebut. "SAKIT ANJIR!" ucap Lukas mengeluh.

"Ya maaf.."

"Maaf maaf. Nggak jelas lo tai, main toyor-toyor orang sembarangan."

Kelimanya kini berada di kantin, ya, lelaki itu akhirnya bisa terbebas juga dari Uks. "Denger-denger lo tadi jaga si anak baru di uks, Ka?" tanya Haekal, mendapat anggukan oleh Sang Tuan.

"Anak baru? Yang mana nih? Ada dua bro." timpa Dareel,

"Yang cewe." sahut Naka sembari membersihkan lensa kameranya.

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang