026.

379 33 81
                                    

Success comes from having dreams that are bigger than your fears.

__

DISINI lah ketiga lelaki itu berada, tidak lain tidak bukan ialah Haekal, Lukas, dan juga Dareel. Ketiganya tengah mengunjungi teman mereka satu-satunya yang berbeda kelas, Naka.

Ketiga lelaki itu tengah berada di 11 IPA 1, tengah asik mengobrol dengan Naka. Membahas seputar rekaman dan persiapan untuk acara konser yang mulai dekat dengan hari H. Ditengah-tengah asiknya obrolan keempat lelaki itu, perhatian Lukas terpecah kala melihat seorang gadis yang barusaja memasuki kelas tersebut.

Siapa lagi kalau bukan, Kania. Gadis yang sedari awal sudah mencuri perhatian Lukas saat sang gadis masuk ekskul Basket. Lelaki itu pun langsung mendekati meja sang puan yang juga tengah mengobrol dengan teman sekelasnya.

"Mau kemana lo curut," ucap Haekal melihat Lukas beranjak pergi.

Ketika melihat kemana tujuan sang teman, ketiganya langsung menggelengkan kepala. "Kebiasaan banget bocahnya. Temen lo tuh." cibir Dareel menyenggol lengan Haekal.

"Dih, temen lo juga. Temen kita dah."

"Halo, Kania." sapa Lukas, lalu dibalas juga dengan tatapan bingung oleh sang gadis.

Kania melirik ke arah sang teman yang kini meninggalkan mereka berdua di meja Kania. "Halo juga. Ada apa ya, Kas?" tanya Kania lembut, membuat Lukas terdiam sejenak.

"Anjir nih cewe, lemah lembut banget." batinnya. 

"Nggak. Gapapa."

Lukas masih terpesona dengan kepribadian Kania yang ia anggap berbeda dari wanita wanita yang ia temui atau bahkan yang mengejar dirinya. "L-lo punya line atau whatsapp gak?" ucap Lukas terbata bata karna masih terpesona.

"Punya dua duanya, kenapa Kas?"

"Gue boleh minta nomer sama Id line lo gak, Kan? Eh gue manggil nya apa?"

Kania mengerutkan dahinya bingung melihat tingkah laku Lukas, "Hah? Panggil Kania aja."

"Ok Kania, gue boleh minta nomer wa sama Id line lo gak?"

"Bukannya di group Basket udah ada nomer gue ya, Kas? Lo tinggal save aja." balas Kania menatap ke arah Lukas aneh.

Lukas tersadar dengan apa yang ia lakukan sedari tadi. "ANJING! MALU MALUIN AJA LO KAS." batinnya sendiri.

"OH YA! Bener juga, lo bener. Iya yah ada di group ya? Kok gue gak ngeh ya."

Gadis itu tersenyum canggung, "Iya ada di group."

"Ok, tapi gue gak tau Id line lo. Boleh minta?"

"Gue pikir kalo lo tau nomer wa gue, lo gak bakalan minta id line gue lagi. Soalnya kan sama aja Kas."

Lukas tersenyum kikuk, "Iya gak usah ya? Yaudah gue kesana dulu ya. Thanks Kania." pamitnya.

Sesampainya di meja Naka, lelaki itu mendapat candaan oleh ketiganya. Termasuk Naka. "Baru tau gue buaya darat bisa gugup juga sama cewe." cibir Dareel,

"Malu sama predikat lo noh, predikat 'Cowo yang paling diincar cewe-cewe'. Sekalinya ketemu cewe yang agak beneran dikit, malah ciut begini. Mana tadi lawak banget lagi pake acara minta nomer, udah jelas jelas ada di group Basket curut!" timpa Haekal terkekeh renyah.

"Diem lo, jones!"

Haekal menatap sinis ke arah Lukas. "Dih? Pake bawa bawa status gue. Malu mah malu aja, gak usah pake bela diri pake acara bilang gue jones segala." ucap Haekal semakin tertawa mengingat tingkah laku temannya tadi.

***

Jam istirahat adalah jam yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua murid. Dan tentunya hal ini akan menyebabkan yang namanya penuhnya suasana Kantin. Sama dengan hal nya, Kantin kelas 12 juga kini penuh dengan murid murid kelas 12 dengan berbagai macam murid jurusan.

"Yo, lo biasa kan?" ucap James, salah satu teman Theo.

Di meja ini lah ketiga lelaki yang terbilang hits di kalangan Neo, selain Geng Arka. James dan Richo, kedua teman dekat Theo yang sudah berteman sejak di bangku SMP.

"Basket jam berapa hari ini?" tanya Richo,

"Kaya biasa paling." sahut Theo santai sembari meneguk minuman yang dibeli oleh James.

"Lupa bawa sepatu olahraga gue, gimana ya?"

"Elah pake sepatu itu aja ribet bener. Gak bakalan ada yang larang lo juga, paling di tegur doang." balas James mendapat gelak tawa olehnya dan Theo.

Dari arah pintu kantin, terlihat Geng Farah barusaja memasuki area kantin. Lalu sang gadis mendekat ke arah meja Theo dan kawan kawan.

"Pesen apa, Far?" tanya salah satu teman Farah.

"Es jeruk aja satu."

James melirik ke arah gadis yang duduk tepat di samping Theo. "Tumbenan amat lo gak makan, Far?" tanya James. "Nggak ah, ntar gue gendutan lagi. Yang ada Arka gak bakalan ngelirik gue." sahut Farah sambil menyalakan kipas angin fortable.

Ketiga lelaki itu terkekeh renyah, gadis di hadapan mereka itu tak ada habis habisnya mengejar cinta sang adik kelas. "Elah masih aja naksir sama tuh bocah songong." ucap Theo mengeluarkan senyum smirk-Nya.

"Enak aja bocah songong, elu tuh bocah songong."

"Gitu gitu dia cowo terganteng se-antero Neo. Pokoknya gue harus dapetin Arka gimanapun caranya." lanjutnya.

James, Richo, dan juga Theo hanya bisa menggelengkan kepala mereka semua. Sangat susah untuk merubah keinginan Farah.

//

Bel pulang sekolah kini tlah berbunyi, mendapati banyak murid berlarian di sepanjang lorong dan juga parkiran sekolah. Sama hal nya dengan kelas 11 IPA 1 & IPA 2.

Seluruh murid kini berlomba lomba mengeluarkan masing masing kendaraan dari area parkir. Namun, berbeda dengan Tsabina. Gadis cantik itu malah terlihat kebalikannya, sangat amat santai. Malah ia sengaja berlama-lama pulang ke rumah.

Perihal gadis satu itu, ah.. Gadis cantik dengan kelahiran 20 July 2005, sangat amat susah ditebak maunya apa. Tsabina, sendiri tergolong anak gadis yang suka merasa cepat bosan jika berdiam diri. Maka dari itu ia lebih suka berada berlama-lama di luar rumah, contohnya sekolah.

"Sa, gue nebeng lo ya. Nyokap gue lagi gak bisa jemput nih." keluh Nadine,

Tsabina mengangguk sembari tersenyum tipis dan merangkul pundak temannya. "Santai aja, mau lo nebeng tiap hari juga gue ok ok aja. Lo sekalian gak, Tar?" tanyanya.

"Boleh deh, kek nya sopir gue lama nih jemput nya." balas Tara.

Ketiga gadis itu kini berjalan di lorong yang mulai tak terlalu padat itu, sembari mengobrol kecil. Terlihat jua di ujung lorong sana ada sepasang sejoli tengah mengobrol santai di tepi lorong. Arka dan juga Alana. Kala ketiga gadis itu melewati keduanya, Arka langsung mengalihkan perhatiannya dari Alana kepada Tsabina.

"Samperin, jangan diliatin doang." cibir Alana,

"Apaan sih Al. Orang ngeliatin doang."

Alana tersenyum meledek, "Yaudah ah gue duluan ya, sopir gue udah jemput didepan. Gue duluan." pamit Alana.

"Gue anter ke depan gerbang," perintah Arka menggandeng tangan Alana.

***

SOOO, GIMANA CHAPT 026?

C u, love' 👩🏻‍🌾

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang