042.

283 26 98
                                    

Believe that life is worth living and your belief will help create the fact.

__

PINTU berdominasi kaca dengan stiker blur agar tak terlihat dari luar itupun dibuka oleh seseorang. Menyalakan AC dan merebahkan tubuhnya di atas brankar sana, dan menutup tirai tersebut. Memejamkan matanya dan memasang Airpods agar tidurnya tak terganggu.

Sudah hampir 10 menit ia berada disana, dan masih tentram tak ada yang mengganggu tidurnya. Sampai akhirnya pintu UKS tersebut dibuka menggunakan kunci yang lainnya,

SRET

"Loh? Kok udah dingin aja." Heran Tsabina ketika mengetahui Ruangan tersebut sudah dingin dengan pendingin ruangan (AC) yang sudah menyala ntah sejak kapan.

Gadis itu duduk di Meja yang biasanya penjaga atau anak PMR duduki ketika tengah menjaga Ruangan tersebut. Tsabina, tau dirinya akan bosan dan tak ada yang dikerjakan ketika disana maka dari itu sebelum ia ke Ruangan UKS, ia melipir ke dalam kelasnya untuk mengambil Novel dan membacanya ketika tengah menjaga Ruang UKS.

Disisi lain, seseorang yang udah berada lebih dulu di Ruangan itu merasakan adanya orang lain di Ruang UKS tersebut. Terdengar jelas lewat kikikan seseorang yang tengah tertawa di balik tirai sana, mengingat ia tengah berada di UKS membuat bulu kuduknya merinding. Namun, dengan percaya diri ia bangkit dari tidurnya dan duduk sembari melepas satu buah AirPods dari telinganya dan satunya masih setia bertengger di telinga yang lain.

Memastikan apakah ia salah mendengar suara kikikan wanita diruangan tersebut. Tetapi ketika ia mendengarkan dengan seksama memang benar adanya, suara itu ada dan ia mendengarnya sangat jelas.

Memberanikan diri membuka tirai tersebut untuk melihat siapa di balik tirai sana.

Ketika Tsabina tengah asik dengan Novelnya, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Seketika keduanya terdiam dengan pandangan saling mengunci satu sama lain.

"Lo ngapain disini?" Tanya Tsabina heran akan keberadaan Lelaki itu,

Arka, masih setia bertengger duduk di atas brankar tersebut. Dengan kedua kaki berjuntai mengayun disana, "Lo yang ngapain disini." Tanyanya kembali.

"Urusan lo apa nanya-nanya? Mending lo pergi bentar lagi mau Upacara,"

"Gue bolos." Arka turun dari brankar dan beralih duduk tepat di depan Sang Puan. Dengan kedua airpods yang sudah ia lepas dan ia masukkan ke tempatnya.

"Harus banget bolos pas Upacara?"

"Lo juga bolos kan? Berarti sama dong kita."

Tsabina mengerutkan dahinya tak setuju. "Ya beda lah, gue bolos gak ikut upacara ya karna gue disuruh Cindy buat jaga UKS. Lah lo sendiri nggak ada keperluan apa-apa malah bolos," cibir Sang Puan sedikit menghibur Arka.

Lelaki itu terkekeh kecil, ia sangat menyukai ketika Gadis itu cerewet dan banyak bicara seperti ini. Bukan malah sedih dan nangis seperti kemarin. "Gue suka lo cerewet kaya gini," Kata Arka mendapat tatapan yang susah di artikan oleh Tsabina.

"Maksud lo?"

"Iya. Ngga kaya kemarin nangis sedih, bukan lo banget." Balasnya santai namun sangat membekas di hati Sang Gadis. Melihat perubahan raut wajah Tsabina, membuat Arka merasa tak enak dan mempunyai ide untuk membuat Gadis itu kembali ceria.

"Ikut gue sini," Ajak Arka menarik tangan Tsabina lembut keluar dari Ruangan tersebut. "Lo mau ngajak gue kemana? UKS belom di kunci," ujar Tsabina memberitahu, yang langsung di kunci oleh Sang Tuan lalu beranjak pergi.

Sampai juga di tempat yang mereka tuju, ternyata Lelaki itu mengajaknya ke Kantin. "Tunggu bentar," ujar Arka lalu pergi ke salah satu stan makanan dan minuman.

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang