It's better to be a lion for a day than a sheep all your life.
__
KAMIS Pagi yang cerah, ditambah pemandangan langit yang biru dan berawan serta macetnya jalanan pagi Jakarta. Di iringi alunan musik dari radio tape Mobil Mclaren GT hitam, milik Naka, barusaja memasuki kawasan sekolah dan terparkir rapih tepat disamping Mobil Arka.
Kedua lelaki tampan nan gagah itu masing-masing keluar dari mobil mereka masing-masing. Arka keluar dari Mobil Aston Martin DB11 Concours Blue, semua mata siswi-siswi tertuju pada keduanya aura dan kharisma keduanya memang tidak ada yang menandingi. Tanpa terkecuali Tiga gadis cantik yang juga menyaksikan hebohnya para siswi-siswi ketika disuguhi pemandangan indah dipagi hari yang cerah.
Arka dan Naka menyandang tas ransel dengan satu tali saja yang di taruh di atas pundak, Arka jalan lebih dulu daripada Naka. Lelaki satu itu mengunci mobilnya dengan permen karet yang ia kunyah di pagi buta ini, serta airpods yang tidak ia lepas.
"Ganteng bangett Arka sama Naka!!!"
"Iya, bisa mimisan gue kalo liat pemandangan ini. Mana kompak gitu dateng barengan,"
"Aura keduanya nggak ada yang mendominasi cuy, alias dua-duanya sama ganteng makanya nggak ada yang kesaing."
"Cakep banget jodoh-jodoh gue,"
Kurang lebih begitulah bisikan-bisikan serta celotehan pada siswi-siswi NIHS di kamis pagi yang cerah ini. Namun sayang seribu sayang, pagi hari Arka yang cerah ini dirusak oleh kehadiran Theo dihadapannya, barusaja ia hendak memasuki lobby, Theo sudah menghadang Arka di depan sana.
"Aaa Arka ganteng banget," Menyindir sang Tuan yang ada di hadapannya sembari tertawa gelak bersama kedua temannya.
Arka diam.
Theo masih dendam atas apa yang Arka lakukan kepadanya, dan ini membuat dirinya muak melihat sosok Arka yang selalu di nomer satukan. "Lo udah buat gue malu kemaren di kantin, gue ngga terima!"
Ia tetap diam. Tidak ingin membalas karna akan merusak suasana pagi yang cerah ini.
Lalu Theo mendekat ke arah telinga Arka, disisi lain Tsabina serta kedua temannya juga menyaksikan pergerakan antara Theo dan Arka di depan lobby sana. "Gue bakalan rebut Tsabina balik, cowo model kaya lo ngga pantes buat Tsabina. Lebih cocok gue!" Bisik Theo tepat di telinga Arka, menciptakan kepalan di tangan sang Tuan. "Jangan pernah lo sentuh Tsabina lagi!" Ujar Arka memperingatkan,
"Ngga janji." Balasnya sambil mengeluarkan senyum smirknya. Emosi Arka sudah memuncak, namun, dengan cepat Tsabina mendekat dan memeluk Arka.
"Don't do that." lirih Tsabina tepat di telinga Sang Tuan,
Justru, dengan munculnya Tsabina yang disana membuat Theo semakin panas dan geram. Ditambah Aksi Tsabina secara tiba-tiba muncul dan memeluk Sang Tuan membuat seluruh siswi di daerah parkiran dan lobby terkejut dibuatnya, termasuk Adira. Naka yang melihat adanya Adira disana pun langsung mengejar Sang Puan yang lari begitu saja,
Arka menggenggam tangan mungil nan putih itu untuk menjauh dari sana, dan membawa Gadis itu ke taman belakang sekolah.
"Gue boleh rebahan di paha lo?"
"Hah?"
Tanpa menunggu jawaban oleh Sang Pemilik, Arka, langsung merebahkan kepalanya di paha Tsabina. Sembari memejamkan matanya, ia hanya ingin ketenangan sejenak karna sejujurnya kepalanya ingin pecah sekarang. 7 menit sudah Arka tidur di paha Tsabina, Sang Gadis pun melirik ke arah Arjolinya dan mencoba membangunkan Arka secara perlahan agar tidak terkejut,

KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLIES
Teen Fiction( WHAT DOES HOME MEAN TO YOU ? ) Mempunyai wajah tampan memanglah idaman setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Begitu pula dengan lelaki dengan wajah tampan dan sikap dingin yang sudah mutlak dalam dirinya, hanya kata itu yang paling cocok mende...