005.

820 56 73
                                    

Change your thoughts and you change your world

__

SESAMPAINYA gadis itu di tempat piket, ia langsung menanyakan pada seorang gadis yang sedang jaga pembukuan dan jadwal piket sekolah.

Tsabin berdehem kecil membuat gadis yang sedang sibuk dengan pembukuan menatap ke arahnya bingung.

"Hmm gue mau nanya dong"

"Nanya apa?"

"Kemaren yang piket sekolah kelas berapa ya?"

Gadis yang ditanya itupun langsung mengecek pembukuan, "Kelas 11 ipa 2, kenapa emangnya Tsabina Akleea Audine Nasution?" ucap gadis itu.

Tsabin yang mendengar namanya disebut panjang lebar itupun melongo dengan wajah kaget. "Cukup panggil Tsabin aja, gak perlu disebut nama panjang." ujar Tsabin tersenyum kikuk.

"Iya, Tsabin."

"Umm lo tau gak siapa aja yang piket kemaren- eh maksud gue orang-orangnya gitu, lo tau gak?"

"Seingat gue kemaren banyak yang piket sih, cuman salah satunya di jadwal piket kemaren ada Arka,"

"Arka?" ulang Tsabina,

"Iya! Tapi gue gak tau sih dia piket apa engga kemaren, soalnya anak nya agak bandel sih suka bolos kelas sama lumayan sering bolos piket sekolah."

"Oh gitu ya? Hmm lo tau gak si Arka Arka itu orangnya yang mana?" tanya Tsabina,

"DEMI APA LO GAK TAU ARKA?! ARKA KAN TERKENAL BANGET SE ANTERO SEKOLAH."

Tsabin memasang wajah bingung dan ekspresi wajah yang susah diartikan. "Ya gue mana ada waktu buat tau siapa si Arka Arka itu."

"Gini deh, biar lo gak ribet gue minta nomer hp nya aja. Di daftar jadwal piket ada nama kelas sama nomer hp kan?" tanya Tsabina pada gadis penjaga pembukuan,

"Ada"

"Nih nomer nya" ucap Gadis itu menyodorkan buku daftar jadwal piket sekolah,

"Thanks,"

"Sama-sama Tsabina Akleea Audine Nasution!"

Tsabin yang mendengar ucapan dari gadis itu langsung tersenyum kikuk dan menjauh dari meja piket. "Orang-orang di sini pada aneh-aneh banget," gumamnya, dan kembali ke kelasnya.

"GIMANA? KETEMU GAK?" tanya Nadine

"Belom, ini gue tadi dapet nomer hp salah satu yang piket tadi si. Anak kelas 11 ipa 2 katanya."

"YA KENAPA GAK LO SAMPERIN AJA ORANGNYA KE KELASNYA BEGO" ucap Tara kesal,

"Gue gak tau orangnya,"

"Ah elah ribet amat, tau ah pusing gue." Nadine menyerah memikirkan tentang novel Tsabin yang hilang.

"Tapi gue takut deh, kalo buku gue beneran ilang, gimana ya?"

"Ya coba aja lo tanya dulu ke orang yang punya nomer tadi, siapa tau dia nemu atau liat." ujar Tara disetujui oleh Nadine,

Tsabin menghela nafas gusar, dan duduk di kursinya. Naka, yang melihat sikap gadis itupun menatap lekat punggung Tsabin sebelum akhirnya gadis itu melanjutkan obrolannya dengan kedua temannya itu.

"Gue gak yakin deh, soalnya kata yang jaga meja piket tadi si cowo ini bandel agak males gitu dia piket gini,"

Tara dan Nadine saling berpandangan dan melirik kembali ke arah Tsabina. "LAH COWO?" ucap mereka berdua berbarengan, mendapat anggukan oleh Tsabin.

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang