015.

464 39 91
                                    

Don't take life too seriously. You'll never get out it alive.

__

SELASA pagi, hawa yang sejuk menyelimuti pagi hari yang cerah ini. Mobil Range Rover putih terparkir sempurna diparkiran sekolah, bersamaan dari arah gerbang mobil Lamborghini Aventador ikut parkir tepat di sebelah mobil putih tersebut. 

Saat sang pengemudi keluar dari mobil, diikuti oleh pengemudi mobil sebelah. Keduanya tak sengaja bertemu pandang, Arka dikejutkan dengan pengemudi mobil putih itu. Tsabin, gadis yang selalu khas dengan motor sportnya.

Arka berdehem kecil sambil memasukkan satu tangannya ke kantong celana. "Tumben bawa mobil biasanya bawa motor,"

"Urusan sama lo apa?" ucap Tsabin melepas jaket kulitnya dan mengganti dengan jas seragam.

Disisi lain Arka tertegun kala melihat pergerakan gadis itu dengan telaten melepas jaket kulit dan mengganti dengan jas seragam, dan meninggalkan jaket kulit tersebut didalam mobil. "Pake aja kali jaket kulit lo, pake jas nya di kelas juga bisa kan." ujar Arka mengundang tatapan yang susah di artikan.

"Motor lo mana?"

Tsabin berdengus kesal, "Lo emang suka kepo ya sama urusan orang?" tanyanya. "Engga, gue nanya doang. Salah?" Arka menaikkan satu alisnya,

"Salah." balas Tsabin mengikat rambutnya kuncir kuda, dan meninggalkan area parkiran.

//

Barusaja gadis itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas, suasana kelasnya ricuh yang ntah sedang membahas apa. Tsabin berusaha mengacuhkan semua orang yang ada di kelas sampai akhirnya kedua temannya menyapa dirinya dari ambang pintu.

"TSAAAABIIINN" pekik Nadine seperti biasanya,

"Kenapa sih Nad?"

"Hehe gapapa, lo kok baru dateng sih gue sama Tara jadi sendirian nih ke kantin."

"Iya sorry ya, tadi biasa deh bangunnya telat."

Nadine dan Tara mengangguk paham. "Pada kenapa sih? Kok pada ricuh gini, ada apaan emangnya?" tanya Tsabin ke arah dua temannya.

"Lo belom tau beritanya, Tsa?" ucap Nadine menyeruput minuman yang ia beli tadi.

"Berita? Berita apaan?"

Tsabin menatap ke arah dua temannya bergantian, sambil meminta jawaban atas ucapan Nadine. "Itu loh Sa, gengnya Arka bakalan balik tampil lagi. Jadi semua murid pada heboh mau cepet cepetan beli tiket buat nonton konser," jelas Tara.

"Konser? Emangnya si Arka dan temen temennya anak band gitu? Orang penting banget di sekolah sini apa gimana?"

"Dibilang penting sih engga juga, tapi salah satu maskot dan centernya Neo itu ya Blue Jeans. Band mereka tuh emang paling hits banget di kalangan anak sekolahan, cuman ya emang stop bentar karna merekanya butuh istirahat."

Tsabin ber-oh ria saat mendengar penjelasan panjang lebar dari temannya. Dari arah pintu menampakkan seorang lelaki dengan seragam Neo dan jaket kulit yang menjadi ciri khas tersendiri buat lelaki itu. Seketika seisi kelas semakin ricuh karna kehadiran lelaki itu, salah satu ikon penting dari geng Arka.

Saat Naka, melewati meja Tsabin tak sengaja keduanya bertemu pandang. Hanya dengan hitungan detik pandangan mereka terputus, lelaki tampan itu memilih untuk mengambil airpods yang juga menjadi ciri khas dari seorang Rafael Naka Tjandranegara.

***

Kelima lelaki tampan kini sudah berada di sebuah studio musik, mempersiapkan untuk beberapa hari lagi band yang bernamakan "Blue Jeans" milik kelimanya yang di produksi dan dipimpin langsung oleh Naka.

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang