021.

380 33 110
                                    

Where there is love there is life.

__

STUDIO rekaman milik Keluarga Tjandranegara, dan dikelola langsung oleh Naka. Tempat itu sering kali dipakai untuk
kegiatan latihan Band milik kelima lelaki tampan tersebut.

Disinilah kelimanya berada, ruangan serba hitam dan kedap suara. Serta dipenuhi dengan alat musik berbagai macam bentuk, dan berbagai macam merek.

Perlahan suara alat musik itu kini memasuki indera pendengaran.

"Pada mau langsung balik apa gimana?" tanya Arka pada keempat temannya.

"Gue sih bebas."

"Gue juga. Kenapa Ka?" Lukas menatap ke arah sang tuan,

Arka memasang jaket miliknya, sambil menatap keempat temannya yang juga menatap ke arah dirinya. "Ke Bar lah, cari minuman yang seger seger." ajak Arka sambil menaik turunkan alisnya.

"Lah gass." timpa Lukas dan Dareel berbarengan,

"Dih pea, cari minuman seger mah ke cafe bukan ngebar jingg." ucap Haekal tak habis pikir.

Ketiga lelaki yang mendengar ucapan Haekal hanya bisa terkekeh kecil, lalu bersiap meninggalkan studio rekaman milik Naka.

//

Sesampainya disebuah club bar yang cukup terkenal di daerah ibu kota, kelima lelaki itu memasuki tempat bar tersebut. Tak lupa memesan satu table.

Pelayan, membawakan 3 botol minuman beralkohol dan beberapa gelas untuk disajikan.

Yang ikut meminum hanya Lukas, Dareel, dan juga Arka. Bagaimana dengan Haekal dan Naka? Ah, mengenai lelaki dua ini jangan harap keduanya menyentuh minuman haram tersebut.

TINGG!

Suara gelas bertabrakan terdengar jelas di telinga kelimanya, beriringan dengan suara musik yang sangat kencang di ruangan itu.

"Lo berdua gak mau coba ikutan minum?" ucap Dareel,

Haekal dan Naka terdiam, tak berniat untuk menjawab pertanyaan konyol dari mulut lelaki itu.

Lukas terkekeh, "Elah minum aja, Rel. Mau lo tawarin sampe udah kakek-kakek juga kagak bakalan mau nyoba tu dua orang."

"Ck! Ah males gue." Haekal berdecak sebal.

Mereka tertawa renyah, dan menyantap minuman dengan rasa dan aroma yang menyengat itu.

Selagi menikmati minuman beralkohol itu, Arka melihat sosok gadis yang sangat familiar di matanya. Sang empu pun berniat untuk mendekati sosok gadis tersebut.

"Mau kemana lo?" tanya Dareel sambil meneguk minumannya.

"Bentar."

Disisi lain, seorang Gadis cantik tengah mendudukkan dirinya di sebuah kursi di mini bar. Sambil memainkan jarinya mengelilingi gelas dengan ukuran sedang.

"Hai," sapa seorang lelaki yang membuatnya mengedarkan pandangannya ke penjuru tempat.

Kaget. Kesan pertama gadis itu kala menangkap sosok lelaki yang memanggilnya.

"H-hai." balasnya sedikit gugup,

Arka tersenyum, "Can i sit here?" ucapnya.

"Iya, boleh. Duduk aja."

Tsabina meneguk minumannya, dan gerakan gadis itu ditangkap jelas oleh Arka. Membuat lelaki itu lagi dan lagi tersenyum.

"Ngapain disini? Sendirian?" tanya Arka basa basi.

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang