048.

257 25 102
                                    

Keep your eyes on the stars and your feet on the ground.

__

RUANGAN UKS, seperti biasa sepi dan sunyi diwaktu-waktu tertentu saja ruangan ini akan penuh dan terisi. Seperti saat ini, hanya ada Tsabina di ruangan tersebut sembari mengerjakan sesuatu yang ada di Laptopnya, sampai suara pintu ruangan tersebut terbuka pun tidak didengar oleh nya.

Jari jerami nya menari dengan lihai di atas keyboard Laptop miliknya, dengan segelas kopi yang ia pesan di applikasi ojek online.

Dringg..

Tsabina melihat ponselnya namun tidak ada panggilan suara apapun disana, terus? Dering telephone milik siapa yang ia dengar tadi?

"Halo," ucap Sang pemilik telephone

Kerutan dari wajahnya tercetak jelas, suara itu berasal dari Bed / Brankar / Tempat tidur yang berada di belakang tirai dinding yang menutupi tempat tersebut. Ia berjalan mendekat dan semakin dekat, lalu ia menggunakan tangannya untuk menggeser tirai itu.

SREETT..

Ia terkejut dengan seseorang yang tengah berbaring sembari mengangkat telephone itu, "NAKA?!"

Naka hanya melirik sekilas dan melanjutkan obrolannya di ponsel nya, merasa tidak enak bahwa terus menerut berdiri disana seakan-akan menguping pembicaraan Lelaki itu, akhirnya ia kembali ke meja piket nya. Tsabina menelungkupkan wajahnya di sela-sela kedua tangannya sembari bergumam, "Kok gue sampe nggak sadar ada orang masuk sih? Kapan lagi dia masuknya."

EHEM!

Deheman yang di keluarkan oleh Naka, sukses membuat Tsabina menengadahkan wajahnya. Ia menatap wajah Naka, cukup lama, dikarenakan Lelaki bertubuh tinggi dan atletis itu tidak jua mengeluarkan sepatah dua kata sampai akhirnya Tsabina bertanya, "Iya?" tanyanya singkat.

"Thanks udah izinin gue tiduran bentar, and.."

"And? What?"

Lelaki itu terdiam sejenak dan menarik nafasnya, sebelum ia melanjutkan perkataannya. "And.. Sorry atas kejadian yang kemarin waktu gue hampir nabrak lo, terus obrolan gue waktu itu juga terdengar kaya kasar?" Ujarnya meminta maaf,

Tsabina tersenyum, "Oh gue kira lo mau ngomong apa, it's okay Ka. Udah lewat juga, gue juga minta maaf ya."

Naka mengangguk, dan menyodorkan tangannya yang langsung di sambut hangat oleh Tsabina untuk berjabat tangan. Sebelum akhirnya..

"Eh eh.."

Gadis itu langsung sigap memapah Naka, dan meletakkan tangannya ke arah jidat Sang Lelaki. "Lo panas banget, Ka. Lo sakit ya? Kenapa sekolah sih kalo sakit, udah makan belom? Minum obat ya?" Cerocos Tsabina yang tidak ada habisnya bertanya pada Naka. "Lo bisa jangan banyak nanya nggak? Kepala gue pusing,"

Mendengar perkataan Naka yang ada benarnya itu, membuat Tsabina bungkam seribu bahasa. Lelaki tampan dengan wajah lesu itupun langsung mengeluarkan suaranya, "Jangan diem juga kali."

"Serba salah mulu gue," Gumam Tsabina, membuat Naka terkekeh kecil dan langsung menjadi pusat pandangan Gadis itu. Tsabina melotot tak percaya, "K-ka, L-lo bisa ketawa?" Lontaran pertanyaan bodoh apa yang tlah ia tanyakan.

Ya bisa lah, dikira gue apaan. Batin Naka.

Melihat keadaan Naka yang semakin lemah itupun langsung membuatnya bertanya, "Ka, lo kan lagi lemes banget nih.. Lo mau disini aja? Atau pulang?"

"Gue pulang aja. Lagian gue udah ada ini daritadi," Tuturnya sembari memperlihatkan kartu kecil yang biasanya untuk izin keluar sekolah, sakit, atau pulang.

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang