019.

440 38 86
                                    

Whatever you are, be a good one.

__

PAGI ini, Jevano dan juga Tsabina. Berniat untuk mengelilingi area sekolah yang belum sempat Tsabina lihatkan pada anak laki-laki yang baru pindah ke sekolahnya.

"Jev, ini taman bagian tengah paling sering di jadiin tempat nongkrong atau santai nya siswa siswi disini."

"In case you didn't know. We have two parks in this school, satu disini dan satu lagi dibagian belakang." jelasnya mendapat anggukan paham oleh Jevano.

Setelah memperkenalkan lelaki di sampingnya dengan taman kebanggaan murid Neo. Ia pun kini beranjak mengenalkan taman bermain yang ada di sekolahnya, beberapa lapangan bola dll.

Tsabina membawa Jevano ke gedung sebelah yang ntah Jevano sendiri pun tak tahu. "Lo ngapain ngajak gue ke gedung ini?" tanyanya.

"Lo juga harus tau bagian-bagian dari sekolah ini, termasuk gedung gedung yang lain." balas Tsabina mengangguk pelan untuk meyakinkan lelaki itu.

Jevano tersenyum dan mengangguk. Selama itu juga Tsabina sibuk mengenalkan beberapa ruangan di sepanjang lorong itu.

"Ini ruang ekskul musik, ini ruang jurnalis, ini ruang arts atau ngelukis, ini ruang seni pahat, ini ruang ballerina."

Gadis cantik yang sedari tadi Jevano dengarkan setiap omongan yang keluar dari mulut mungil itu tiba tiba saja berhenti. Membuat dirinya bingung dengan tingkah laku gadis di sampingnya yang kini merubah dirinya menjadi menghadap Jevano.

Dengan wajah yang sumringah, gadis itu melanjutkan omongannya. "Ok! Kalo ini ruangan favorit gue." ucap Tsabina lalu membuka knop pintu yang warna nya berbanding balik dengan ruangan lain.

"Kok gelap?"

KLIKK

Ketika tombol lampu itu dinyalakan oleh tangan mungil milik Tsabina, Jevano melotot dan tampak takjub. "Wow, bioskop di dalam sekolah? Are you serious?"

Tsabina menganggukkan kepalanya semangat.

"Point plus sih," cibir Jevano terkekeh kecil di susul oleh gadis itu.

"Ok, move. Kita ke ruangan yang lain."

Tsabina kembali memimpin jalan, dan Jevano masih setia berjalan di belakang gadis cantik itu. "Kalo ini studio musik, buat latihan ngeband. Terus ini ada ruangan dance, last one ini ruang latihan cheerleader."

//

Kantin, disinilah Tsabina dan Jevano berdiam. Dikarenakan hari ini free class dan Jevano juga merasa haus, akhirnya Tsabina membawa lelaki itu melipir ke kantin.

Setelah pesanan keduanya datang, barulah obrolan keduanya berlanjut.

"Lo gak pesen makan?" tanya Jevano,

"Nggak, gue masih kenyang."

Jevano pun memasukkan mie ayam yang ia pesan di dalam mulutnya. "Oh iya, gue boleh nanya gak sih?" tanya Tsabina sambil meneguk minumannya.

"Boleh, mau nanya apaan?"

"Lo kenapa pindah ke Indo? Eumm.. i mean, kan enak di luar negri. Dan setau gue juga banyak banget sekolah sekolah bagus disana."

Lelaki tampan itupun nampak berpikir sejenak, "Lebih tepatnya gue pindah ke indo karna gue mau ketemu sama bokap gue, dan sekalian jagain doi."

"Sorry tapi maksud lo bokap lo-" Tsabina menjeda omongannya dan menatap ke arah Jevano,

Jevano mengangguk. "Gue di New York tinggal sama nyokap, sebenarnya sih bokap sering banget bolak balik Indo-Ny cuman ya gitu. Terus gue ngerasa kesepian aja kalo di sana."

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang