The only way out is through.
__
MOBIL Sport berwarna hitam, barusaja tiba disebuah Gedung kedua Neo. Setelah terparkir rapih diparkiran yang cukup luas tersebut, sang pengemudi turun dan mengunci mobil nya. Dengan langkah tidak terlalu besar, Tsabina, memasuki gedung kedua Neo dan memasuki sebuah ruangan dengan label didepannya Ballet Hall.
Tangan mulus itu mendorong pintu tersebut, dan mendapat sapaan hangat oleh murid lain yang juga akan berlatih bersama dengan sang Gadis.
"Hai, Tsabina!"
"Halo," balas Tsabina sembari tersenyum tipis
Gadis itu langsung menuju ruang ganti, dan menaruh barang-barang yang ia bawa. Lalu mempersiapkan dirinya dengan pemanasan sebelum gadis itu melakukan latihan yang lumayan membuat semua bagian tubuhnya bergerak.
Alunan musik terdengar jelas di semua indera pendengaran Ballerina dan Danseur. Musik dengan tipe klasik dan mellow itupun mulai mengiringi para penari, untuk latihan awal kedua penari itu berlatih masing-masing. Nah, disinilah mereka semua berada.
Untuk latihan kedua dan akhir. Penari Ballet perempuan akan dipasangkan dengan Penari Ballet laki-laki. Tsabina dipasangkan dengan penari laki-laki yang tidak jauh berbeda tinggi badannya dengan tinggi badan sang Gadis. Lelaki itu tersenyum sekilas sebelum akhirnya memulai latihan tersebut dengan sang Puan yang kini mulai mengikuti kemana arah gerakan sang laki-laki.
"GOOD JOB, TSABINA!" puji sang pelatih kepada sang gadis,
Sang pelatih menepuk tangannya melihat semua anak didiknya mulai mahir dengan gerakan baru yang ia ajarkan. "BALLERINA DANSEUR LET'S GO!"
Setelah latihan berpasang-pasangan itupun semua penari diberi waktu untuk beristirahat sejenak, sebelum nanti nya akan melanjutkan latihan masing-masing.
Tsabina yang melihat seorang lelaki yang sedang melakukan perenggangan otot di ujung sana pun, membuat sang puan mendekati lelaki tersebut. Ia pun duduk tepat di depan lelaki itu, mengundang tatapan bingung oleh sang Tuan. "Hai! Gue Tsabina." ucapnya menyodorkan tangannya untuk berkenalan.
Sang lelaki tersenyum tipis dan menjabat tangan mungil itu. "Hi! Gue Sebastian." balas Sang Tuan. Tsabina pun mengangguk dan memeluk kedua kakinya, membuat Sebatian atau biasa dipanggil Bastian itupun tersenyum tipis.
"Minum dulu,"
Bastian menyodorkan botol air mineral kepada gadis didepannya, yang langsung disambut hangat oleh gadis itu. "Baru?" tanya Tsabina.
Ia mengangguk.
"Kelas berapa?" tanya Tsabina sembari menutup botol,
"Gue bukan murid Neo."
Pernyataan yang keluar dari mulut Bastian membuat gadis itu mengerutkan dahinya bingung. Lalu kenapa lelaki itu berada di Gedung sekolah nya? "Sorry? Gimana-gimana?" ulang Tsabina bertanya.
Bastian terkekeh kecil. "Iya. Gue bukan murid Neo, gue murid sekolah lain. Cuman waktu itu ekskul ballet Neo lagi buka anggota kan, jadinya gue daftar aja. Btw, gue Kelas 11 IPS 2 murid SMA Perak."
"Nice to meet you, Bas!"
"Nice to meet you too."
Setelah selesai latihan ballet hari ini, Tsabina dan Bastian menjadi teman dan mulai akrab satu sama lain. Sampai keluar gedung pun keduanya bersama-sama.
"Pulang naik apa?" tanya Bastian melirik ke arah gadis yang berada disampingnya.
Tsabina menunjukkan kunci mobilnya, yang langsung mendapat anggukan oleh Lelaki itu. "Yaudah gue duluan ya. Kita pisah Parkiran." ujar Bastian berpamitan, mengingat bahwa lelaki itu datang dengan motor bukan mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLIES
Teen Fiction( WHAT DOES HOME MEAN TO YOU ? ) Mempunyai wajah tampan memanglah idaman setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Begitu pula dengan lelaki dengan wajah tampan dan sikap dingin yang sudah mutlak dalam dirinya, hanya kata itu yang paling cocok mende...