Life isn't a matter of milestones, but of moments.
__
KANTIN, terasa sangat sesak dan padat hari ini. Tak seperti hari-hari biasanya yang terlihat lebih santai dan kosong. Naka, Lelaki tampan dengan jaket jas sekolah yang menggantung di bahu kirinya mendekat ke arah Meja yang sudah diisi oleh 4 orang lelaki dan 1 orang perempuan.
Lelaki yang barusaja datang itupun bertos ria dengan teman-temannya. Tak lupa mengajak Sang gadis untuk ikut bertos dengan dirinya.
"Gimana tuh drama tadi pagi?" tanya Lukas sembari tersenyum mengejek,
"Cocok dah gue liat-liat lo berdua." celetuk Haekal membuat Dareel menyenggol lengan lelaki tersebut.
Barusaja Haekal hendak memaki-maki Dareel, dengan secepat kilat Lelaki itu mengucapkan sesuatu yang membuat Haekal mengurungkan niatnya. "Sembarang lo nyocok-nyocokin orang, ntar lo di amuk boss noh. Kan si Tsabina gebetan Pakboss, ya nggak Pak?" Dareel menatap Arka dengan menaik turunkan alisnya.
"Bacot." balas Arka.
Semuanya terkekeh kecuali Arka, Naka, dan juga Alana. Gadis cantik itu terus menerus menatap ke arah Lelaki yang berada di depannya saat ini, ntah apa yang gadis itu tengah pikirkan. "Al," panggil Arka berbisik.
"Hah?"
"Cemburu?" ledek Arka mengulum senyumnya.
"Sembarangan!"
Arka terus menerus menggoda sahabat perempuannya itu, membuat Alana geram dengan sikap lelaki itu. "Diem!" ujar Alana memperingatkan.
Naka berdiri dan menuju ke arah penjual makanan yang ada di Kantin, Lelaki itu menghampiri penjual makanan favoritnya. Bersamaan juga dengan Tara dan Nadine yang juga memesan makanan yang sama di tempat itu. "Naka," sapa Nadine dan Tara bersamaan di hadiahi anggukan kecil oleh sang Lelaki.
"Mas Naka pesan yang kaya biasa?" tanya Sang penjual,
Setelah mendapat anggukan oleh Naka, Ibu penjual itupun melirik ke arah kedua gadis yang juga berdiri disamping Naka. "Kalo neng cantik-cantik ini mau pesen varian apa?"
Nadine melirik ke arah Tara karna sedikit kebingungan dengan menu makanan kesukaan Tsabina itu. Nadine takut ia memesan varian yang salah. "Tsabina biasanya pesen yang varian apa sih?" bisik Nadine yang masih dapat didengar oleh Naka.
"Yang biasa, sama mentai." balas Tara,
Lalu gadis itu memesan kepada sang Penjual, "Bu, pesen Dimsum yang biasa nya 3 sama yang Mentai nya 3." pesan Tara.
"Duh neng, maaf banget ini. Yang mentai sisa 3 itu juga udah jadi pesanan Mas Naka ganteng." Penjual itu menunjuk ke arah Naka yang tengah mengotak atik ponselnya.
Kedua gadis itu menggaruk tengkuk mereka yang tak gatal. Tara pun tersenyum kepada sang Penjual, "Yaudah Bu gapapa, Dimsum yang biasa nya aja 5 biji ya. Oh iya sama Milo 1." Final Tara. "Siap Neng!"
//
Didalam kelas sana, Tsabina tengah sibuk mengotak atik Ipad nya. Menggambar di layar besar itu, dan sesekali mengedit lalu mencoret-coret photo nya dengan tulisan unik serta stiker yang lucu. Ketika ia menyadari bahwa Naka akan masuk ke dalam kelas pun langsung mengambil buku Novelnya dan bersikap seolah-olah tengah sibuk membaca Novel tersebut.
Sampai akhirnya sang Tuan berhenti di samping Meja Tsabina. Membuat gadis itu sedikit terganggu karna Naka menatap dan berdiri disana selama kurang lebih 1 menit tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
Lelaki itu menaruh satu buah mika dan satu kaleng Milo di atas meja Tsabina. Tsabina dibuat bingung oleh tingkah dan sikap Naka yang tiba-tiba saja memberikannya makanan dan minuman kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLIES
Roman pour Adolescents( WHAT DOES HOME MEAN TO YOU ? ) Mempunyai wajah tampan memanglah idaman setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Begitu pula dengan lelaki dengan wajah tampan dan sikap dingin yang sudah mutlak dalam dirinya, hanya kata itu yang paling cocok mende...