051.

234 24 92
                                    

If it was easy, everybody could do it!

__

SELAMA perjalanan keduanya diam tak ada obrolan sedikitpun, sampai akhirnya Sang Pengemudi membuka suaranya. Untuk menanyakan sesuatu yang memang sedari tadi belum ia tanyakan,

"Al, udah makan?"

"Belum. Kenapa Na?"

Lelaki itu melirik sekilas ke arah Gadis disampingnya, sebelum akhirnya ia menjawab kembali pertanyaan Alana. "Makan bentar ya, biar perut lo keisi dulu."

Mendengar jawaban dari sang Tuan membuat Alana tersenyum tipis dan mengiyakan ajakannya, tak butuh berapa lama Mobil sport itu memasuki kawasan Drive thru Mcd, dan memesan beberapa makanan untuk keduanya santap. Setelah pembayaran selesai dan makan sudah mereka dapatkan, keduanya memutuskan untuk parkir di daerah Restoran siap saji itu untuk sekedar makan sejenak.

Setelah makan selesai, akhirnya Mobil sport milik Lelaki itu kembali melaju ke arah jalanan Ibu Kota Jakarta,

🎶 Indigo - NIKI 🎶

Ooh, ooh mm
Yeah, yeah
You know I'm your type, right? (Right)
Mark your calendar, tonight's gonna be your life's highlight (light)
Boy, we gon' roll up, we gon' roll out, look
This is the land of fast, bet you ain't used to that, nah
First to one-up your last, she can stay in your past
Honey, I don't stop for no one but I'd pause for you, you, you, you

So let's go downtown and get real high
It'd be psycho to psychoanalyze
Leave all of your inhibitions behind
Tonight let's test all the borderlines like
How far out does the indigo go?
Boy, let's find out, take the longer way home
Have my body all superimposed right on top of yours, oh
As far as the indica goes
I'm hating that you're still in your clothes
Baby, touch me slow all adagio
Like oh, oh, oh, oh, yeah

Suara musik menggema dengan keras di Mobil itu, sesekali jari jemari milik Naka menari di atas stir Mobilnya. Membuat Gadis cantik yang duduk di sebelahnya tersenyum dengan lebar, semua yang ada di diri seorang R, Naka Tjandranegara. Semuanya Alana suka, siapa yang tidak menyukai lelaki seperti Naka? Lelaki yang hampir sempurna di mata Alana itu masih menjadi urutan bertahan Top 1 Lelaki yang Alana sukai sampai detik ini. Sayangnya Naka tidak cukup peka untuk mengetahui rasa suka yang Alana alami kepada Sang Tuan.

"Na, kita nggak pulang ke rumah gue ya."

Seketika Lelaki yang asik dengan musik di radio tape miliknya itupun melirik ke arah sampingnya, dengan wajah bingung yang tercetak jelas di wajah Lelaki tersebut. "Terus kemana, Al?"

"Ke rumah Arka. Gue disuruh Tante Ceisya buat bantuin dia, gapapa kan kalo gue minta anter ke Rumah Arka?"

"Gapapa Al, gue pikir lo mau minta anter kemana."

Alana menggeleng pelan. Lalu gadis itu mengeluarkan suaranya kembali, "Kenapa nggak ikut yang lain ke Mall, Na?" tanyanya penasaran.

"Oh, gue rencananya emang hari ini ada latihan race jadi nggak ikut."

"Na?"

Lelaki itu menengok ke arah Alana yang tercetak jelas wajah gadis itu seperti orang yang tak enak, "Kenapa, Al? Lo gapapa kan?" Tanya Naka khawatir. "Lo kenapa nggak bilang kalo ada latihan race? Kalo tau gitu gue tolak aja tawaran lo nganterin gue, kalo gini caranya lo jadi telat, Na!"

"Gapapa, santai aja. Gue juga mau batalin latihan hari ini,"

"Jangan. Lo turunin gue di depan aja ya? Nanti gue lanjut naik Ojek online."

"Gue anterin lo ke rumah Tante Ceisya, nggak ada pake ojol-ojol segala. Duduk diem aja." Balas Naka tak setuju dengan pemikiran Gadis itu,

//

Disisi lain, Arka, Tsabina, serta teman-temannya tengah mengelilingi seputar Mall untuk mencari barang-barang yang belum mereka beli untuk keperluan Camping sekolah nanti. Sampai disebuah toko yang ada di Mall tersebut, mereka semua masuk dan mulai mencari barang kebutuhan mereka selama disana nanti.

Sama hal nya dengan semuanya, Tara, juga ikut mencari barang yang belum ia beli namun nampaknya di toko tersebut tidak menjual apa yang ia cari sedari tadi. Sudah menghabiskan waktu 5 menit mengelilingi tempat tersebut namun barang yang ia cari tak terlihat sejak tadi, memutuskan Gadis itu untuk duduk di sofa yang tlah di siapkan di toko tersebut. Lalu seorang lelaki duduk di sampingnya membuat Tara menengok ke arah sampingnya,

"Ngapain duduk?"

"Cape." Sahut Lukas sembari menatap Tara,

Hening. Tak ada lagi obrolan yang terdengar dari keduanya, sampai akhirnya suara dari Lelaki tampan itu terdengar di telinga Tara. Lukas menatap sejenak ke arah Gadis di sampingnya yang melamun sedari tadi, "Tar, temenin gue ke toko lain. Mau nggak?"

Tara yang sedari tadi asik dengan pikirannya pun menatap ke arah Lukas, dan dengan cepat ia meng-iyakan ajakan si Lelaki. Keduanya keluar dari toko tersebut, bohong, Lukas tidak membawa gadis itu ke toko lain. Melainkan mengajak gadis itu untuk menyegarkan isi pikiran yang ia sendiri tau betul, Tara, tengah banyak pikiran dari kemarin. Ia mengajak Tara ke sebuah stand yang menjual Ice Cream,

"Mau rasa apa, Tar?"

"Hah?"

"Iya, lo mau rasa apa ice cream nya."

"Hah? Apaansi, Kas?"

Lukas pun berdecak kesal. "Lo lama, Tar. Gue pesenin samaan kaya gue aja ya." Lalu lelaki itu memesan ice cream untuk Tara yang sama dengan miliknya, lalu sang penjual memberikan pesanan yang Lukas pesan kepada keduanya.

Sang Puan pun menatap ice cream cone dengan wajah yang seakan-akan tak menyukai rasa yang Lukas pilihkan untuk dirinya, "Kenapa?" Tanya Lukas sembari melahap ice cream cone,

"Seriusan, Kas?"

Tak mengerti dengan apa yang Gadis itu maksud, "Choco mint?" Ucap Tara yang langsung di mengerti oleh Lelaki tampan dengan t-shirt putih, "Enak. Coba makan dulu, kalo lo nggak suka baru buat gue ntar."

***

📍 Rumah Keluarga Pranoto, Disinilah keduanya berada setelah Naka memarkirkan Mobil miliknya di pekarangan rumah mewah tersebut. Alana melangkah masuk ke dalam rumah tersebut, diikuti oleh Naka di belakangnya. Penampilan Alana dan Naka sangat berbanding balik, Alana, yang masih rapih dengan seragam sekolahnya serta jas sekolah yang juga masih terpasang rapih di tubuh mungil sang gadis.

Naka? ah penampilan Lelaki itu sudah tidak karuan, jas sekolah yang sudah terlepas sedari pulang sekolah yang kini ia taruh di dalam Mobilnya, serta baju seragam yang semua kancingnya sudah terlepas dari kaitannya menyisakan kaos hitam yang terlihat jelas di sana dan seragam yang menjadi jaket luarannya.

"Mohon izin nyonya, Mbak Alana sudah sampai."

Seorang Wanita cantik yang tengah menikmati teh hangat serta buku majalah, itupun mencari keberadaan Gadis yang ia tunggu sedari tadi. Sampai akhirnya ia menemukan Alana yang barusaja memasuki kawasan Ruang Tamu, serta seorang Lelaki tampan yang sangat ia kenali. "Hey, sweetgirl!" Sapa Ceisya, menciumi pipi dan jidat Alana layaknya seorang ibu yang sudah lama tak bertemu dengan Anak perempuannya. Alana pun tersenyum hangat, "Eh? Ada si gantengnya tante." Ceisya kini menyapa hangat Lelaki yang sedari tadi berjalan dan berdiri di belakang Alana.

"Halo, Tante."

Ceisya nampak sedikit kebingungan, kenapa Alana bersama dengan Naka? bukan dengan anak semata wayangnya. "Loh? Arka mana, Na? Ini juga Alana tumben bareng kamu?" ujarnya. Naka, kembali bersuara, "Iya, tan. Arka lagi sama anak-anak ke Mall cari perlengkapan Camping. Kebetulan Naka liat Alana tadi, jadi sekalian nganterin,"

"Oh gitu, yaudah kalo gitu kamu juga ikutan bantu Tante ya, Na." Titah Ceisya menatap lelaki di depannya sembari tersenyum.

"Tapi, Tan-" Belum sempat Alana menyelesaikan ucapannya, Naka, lelaki itu buru-buru menjawab ucapannya Ceisya. "Iya tante!" Serunya dengan senyuman kecil.

***

BUTTERFLIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang