Your life is as good as your mindset.
__
SEBUAH suara langkah kaki menuruni anak tangga menggema di seluruh ruangan. Menampilkan sosok Lelaki tampan yang hendak berangkat pergi ke sekolahnya, di meja sana sudah tersedia makanan serta minuman untuk disantap pagi hari ini.
Sepi, itulah kata yang pantas untuk keadaan rumah saat ini.
"Mas, nggak sarapan?"
Arka melirik sekilas ke arah meja makan dan menggeleng pelan. "Arka, berangkat ya Bi." ucapnya.
Barusaja keluar dari pintu, sebuah suara menginterupsinya membuat sang empu memberhentikan langkah dan menengok ke arah belakang. Seorang wanita dengan baju yang khas berwarna pink menyodorkan sebuah tas kecil dan disambut hangat oleh tangan dan senyuman di wajah Arka. "Kalo nggak sempet sarapan, setidaknya bawa bekal, Mas, jaga-jaga kantin sekolah rame." ujar sang pembantu mengundang gelak tawa keduanya.
"Mas, maaf. Mobilnya sudah siap," ucap seorang pria dengan pakaian berwarna hitam, sopir pribadi Arka.
"Iya, Pak."
Arka melirik kembali ke arah sang pembantu, "Makasih, Bi. Nanti pasti Arka makan, Arka jalan dulu ya takut telat." pamit Arka.
Pintu mobil pengemudi dibuka oleh sang sopir, "Makasih, Pak." ucapnya. "Sama-sama, Mas. Hati-hati dijalan!"
Pada dasarnya, Arka, lebih suka menyetir mobilnya sendiri dibandingkan disetir oleh sopirnya. Ntah lah alasan mengapa ada sopir pribadi untuknya, karna bukan dirinya yang meminta.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 40menit, akhirnya lelaki itu tiba disebuah sekolah elite yang bertulisan khas di depan gedung tersebut.
Neo International High School.
Tak sedikit pasang mata melirik ke arah lelaki yang baru saja memarkirkan mobil mewah nya itu, Lexus LS. Lelaki dengan rambut ciri khas nya, jas di tangan kiri beserta tas mini berisikan bekal dari sang bibi, dan permen karet yang ada di mulutnya. Tujuan utama lelaki itu sudah pasti kantin sekolah, menyempatkan dirinya untuk menyapa teman-temannya.
"Ey, wassup mamen!"
"Mamen siapa?" tanya Lukas
"Itu Luk, yang bule bule biasanya nyapa temennya." jawab Haekal
Arka yang barusaja bertos ala-ala langsung ikut terkekeh mendengar perdebatan kedua temannya itu. Lukas dan yang lainnya menggelengkan kepala mendengar jawab aneh bin ajaib yang keluar dari mulut Haekal. "Gue malu sumpah, percuma lo sekolah di internasional school anjing kalo english lo aja jelek." ujar Lukas.
"Yaudah sih,"
"Bawa bekal lagi? Nggak makan dirumah lagi?" tanya Dareel menatap tas kecil yang Arka bawa, yang langsung mendapat anggukan oleh lelaki itu.
"Eh, denger-denger bakalan ada murid baru."
"Denger dari siapa lo?" tanya Haekal,
Lukas menyeruput minumannya sebelum menjawab, "Tadi nggak sengaja gue nganterin buku-buku Miss Fika ke ruang guru, terus gue liat ada cewek gitu duduk ngehadep kepsek. Gue sih nggak liat jelas muka anak baru gimana, tapi dari postur tubuh yang gue liat dari belakang sih kayanya anak nya cakep sih," jelas Lukas mendapat toyoran oleh Dareel.
"Cewek mulu yang lo pikirin, belajar kali." cibir Dareel,
"Iya deh yang paling ambis dari kita-kita." jawab Lukas memasang wajah masam.
***
Saat ini kelas Arka sedang ada jamkos, membuat kelima lelaki itu memilih untuk bersantai di luar kelasnya. Lapangan basket, adalah pilihan terbaik dikala kosongnya jam mata pelajaran, karena kalau memilih opsi kantin sudah pasti sangat ramai dipenuhi oleh siswa dan siswi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLIES
Novela Juvenil( WHAT DOES HOME MEAN TO YOU ? ) Mempunyai wajah tampan memanglah idaman setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Begitu pula dengan lelaki dengan wajah tampan dan sikap dingin yang sudah mutlak dalam dirinya, hanya kata itu yang paling cocok mende...