Start where you are. Use what you have. Do what you can.
__
SESAMPAINYA Gadis cantik itu dirumah mewah nan megah, ia langsung naik ke kamarnya dan membersihkan diri. Dan turun kembali ke bawah, untuk menepati janji nya pada sang Abang.
KLIK..
"Selamat malam, Mas." ucap keenam pembantu Tsabina.
"Malam. Audine sudah pulang?"
"Sudah, Mas. Baru saja, perlu saya panggilkan?"
Jevo menggeleng pelan, "Jangan, biarin aja. Dia pasti cape."
Barusaja Jevo melewati ruang Keluarga, ia sudah melihat sang adik yang juga turun dari anak tangga. Gadis dengan piyama berwarna beige serta rambut yang di cepol menyapanya dengan senyuman ciri khas Tsabina.
"Loh? Tumben pulang cepat." Heran Tsabina kala melihat jam di dinding rumahnya. "Iya, gak terlalu padet tadi di kantor," balas Jevo menduduki kursi meja makan.
Sedangkan, Tsabina. Gadis cantik dengan piyama yang pas di badannya, tengah meneguk susu strawberry kesukaannya. Lalu mengambil bahan bahan makanan dari kulkas serba ada itu.
"Asik, beneran masak nih?" goda Jevo terkekeh,
"Hm, kan lo yang request ya Bambang. Kalo gak gue buatin nanti misah-misuh ke gue, gue juga yang repot."
Balasan dari sang adik sukses membuat gelak tawanya pecah seketika. Tsabina menuangkan coffee ternama yang dijual per-liter, itu ke gelas dan menyodorkan kepada Jevo. "Ngopi dulu, siapa tau ntar malem ada tugas dadakan dari Bokap."
"Makasih Adek!"
"Najis." Tsabina bergidik geli.
Disaat sang adik sibuk memotong bahan-bahan masakan, Jevo sedari duduk tadi memperhatikan paperbag coklat yang berada di atas meja makan itu. Lalu membuka paperbag tersebut.
Namun, Jevo heran. Iya heran. Tumben sekali adiknya satu-satunya itu membeli dua pasang dress yang Jevo rasa itu terlalu feminim untuk seorang Tsabina. "Kami abis dari Mall, tadi?"
"Iya, pas pulang sekolah. Kenapa?" tanya Tsabina masih sibuk berkutik dengan bahan-bahan didepannya.
"Gapapa, nanya doang. Soalnya tumben banget kamu beli dress gini, feminim banget lagi. Bukan kamu banget, Dek." cerocos Jevo membuat sang gadis menghentikan acara potong memotong bahan tersebut.
"Maksud lo apaan sih bang?" balas Tsabina menengok ke arah belakang,
"Ini?" Jevo memperlihatkan dua dress cantik di kedua tangannya. Membuat sang gadis melotot.
Tunggu! Gimana bisa buku buku novel yang ia beli tadi berubah menjadi dua dress menggemaskan dan sangat amat feminim.
"HAH?! KOK JADI DRESS SIH?!"
"Emang tadi beli apa?"
"Aku tadi beli buku novel bukan beli dress. Kok jadi dress sih, buku ku mana?"
Jevo mengidikkan bahunya tak tahu, jadi ternyata adiknya membeli buku? Bukan dress?
Saat Tsabina panik mengapa buku nya berubah menjadi dua pasang dress menggemaskan, tiba tiba teringat dengan peristiwa di Mall tadi. Arka dan pacarnya. Pasti paperbag miliknya tertukar dengan paperbag milik gadis yang bersama Arka tadi.
"CK! Pasti ketuker sama cewek nya si songong itu." cibir Tsabina pelan yang mendapat tatapan bingung oleh Jevo.
"Si songong? Siapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERFLIES
Teen Fiction( WHAT DOES HOME MEAN TO YOU ? ) Mempunyai wajah tampan memanglah idaman setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Begitu pula dengan lelaki dengan wajah tampan dan sikap dingin yang sudah mutlak dalam dirinya, hanya kata itu yang paling cocok mende...